Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Bahana Mahasiswa taja Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD). Acara berlangsung tanggal 13-15 Mei 2016 di sekretariat Bahana Mahasiswa kampus Universitas Riau (UR) Gobah. Peserta yang ikut tak hanya dari mahasiswa UR saja, beberapa diantaranya dari Universitas Lancang Kuning (Unilak) dan Universitas Islam Riau (UIR).
Acara Diklat hari pertama dibuka oleh Master of Ceremony (MC), dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alqur’an. Agus Alfinanda selaku ketua panitia beri sambutan dan penjelasan tentang persiapan panitia jelang diklat. Kata sambutan selanjutnya oleh Ahlul Fadli selaku Pemimpin Umum, kemudian pembukaan ditutup dengan do’a.
Harismanto selaku koodinator online dari Tribun Pekanbaru beri materi tentang elemen jurnalisme. Ia jelaskan tentang keuntungan dan kerugian menjadi wartawan. “Seorang jurnalisme merupaan seorang pekerja keras,†ungkap Harismanto. Lebih lanjut ia sampaikan tentang elemen yang dipakai dalam jurnalisme yakni kebenaran, loyalitas kepada warga, verifikasi, independensi, memantau kekuasaan, sebagai forum publik, menarik dan relevan, komprehensif dan proporsional dan hati nurani.
Selain itu, harismanto juga bahas kegiatan yang biasa dilakukan oleh wartawan mulai dari rapat proyeksi, interview, rapat budget, membut artistik, membuat berita, editing, koreksi, layout, percetakan dan cetak.
Usai materi pertama, sekitar pukul sepuluh acara dilanjutkan dengan materi dari Winahyu Dwi Utami akrab disapa Uut. Sebelum beri materi, Uut terlebih dahulu ajak peserta Diklat untuk bermain game sekerdar melepas penat dan kantuk yang dialami peserta. Ia memulai materi tentang interview teknik wawancara. Adapun tujuannya untuk menyimpulkan informasi yang lengkap akurat dan adil serta mengkonfirmasi. Ia juga menjelaskan model wawancara, pra wawancara, serta cara menentukan narasumber dan sifat wawancara.
Kegiatan berhenti sementara pada pukul dua belas siang untuk istirahat dan shalat. Sekitar jam setengah dua acara dilanjutkan dengan materi yang diisi oleh Eko Permadi, selaku redaktur majalah Bahana Mahasiswa. Eko jelaskan tentang materi straght news, bagaimana penggunaannya, bagaimana cara membuatnya dan susunannya.
Pukul tiga, Abdul Kadir Bey dan Muhammad Hanshardi ceritakan tentang sejarah Bahana. Awalnya Kadir jelaskan bagaimana ia bisa bergabung di Bahana hingga jadi Pemimpin Umum. Ia ceritakan pula manfaat selama ia berkegiatan di Bahana terhadap karirnya kini. Kadir dan Hanshardi jelaskan alasan mengapa mereka jelaskan hal tersebut sebagai pemacu semangat para kru di Bahana Mahasiswa. Adzan maghrib berkumandang, kegitanpun berhenti.
Acara terakhir ialah materi tentang gaya penulisan feature oleh Eka Putra, salah satu alumni bahana yang kini bekerja di Persatuan Wartawan Nasional (PWI). “Feature bukanlah suatu cuplikan peristiwa namun proses berjalannya kejadian tersebut,†ungkap Eka Putra. Lebih lanjut Eka cerita bahwa feature memiliki kelebihan dibanding berita straight news, diantaranya dari segi kedalaman dan keawetan cerita yang dimiliki. Materi tentang feature ditutup sekitar pada pukul sepuluh malam.
“Semoga dengan pelatihan ini akan menciptakan kader-kader Bahana yang mampu berkarya di kampus UR maupun kampus luar,†ujar Agus. Senada dengan itu, Ahlul Fadli jelaskan bahwa pelatihan yang dilakukan peserta untuk mengakderisasi dan meregenerasi pengurus di Bahana untuk kedepannya.
Mahmudin, salah satu peserta dari Fakultas Pertanian UR ungkapkan bahwa Bahana merupakan wadah untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa yang ada. Fenny Dwiyanti yangv merupakan perwakilan dari Unilak sampaikan agar kegiatan selanjutnya lebih seru lagi. “Lebih kreatif lagi agar semakin banyak yang ikut,†ujarnya. *Ayu