Jumat (8/6), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM ) Bahana Mahasiswa taja Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar ( DJMTD ). Bertajuk Let’s Write yang berarti ayo menulis. Acara di mulai pukul 9 pagi di di Sekretariat Bahana Mahasiswa. Acara ini akan berlangsung mulai 8-10 Mei 2015

Diawali dengan laporan Ketua Panitia Rizky Ramadhan dan sambutan Pimpinan Umum Bahana Mahasiswa Ahlul Fadli. Rizky sebutkan, bahwa pendaftaran kegiatan ini sudah dilakukan pada 26 Maret hingga 30 April lalu. Sekitar 16 peserta ikuti kegiatan, 12 dari Universitas Riau, dan 4 orang perwakilan dari pers mahasiswa Visi—Universitas Lancang Kuning, dan Gagasan—Universitas Islam Negeri Suska Riau.

Usai pembukaan dilanjutkan dengan materi 9 elemen jurnalistik disampaikan oleh Suryadi. Ia jelaskan apa saja yang terkandung di jurnalistik itu sendiri dan bagaimana sikap seorang jurnalis saat tugas liputan.

Pemateri juga datangkan Fitriadi Syam selaku alumni Bahana, sekarang menjabat sebagai Manager di Riau pos. Ia paparkan sejarah Bahana dan materi penulisan berita yang mampu menarik minat pembaca. Ia sebutkan, perkembangan bahana saat ia jadi pimpinan umum Bahana. Selain itu, ia juga berikan pengarahan dan pengenalan bahana. “Sebuah berita harus menarik, sebab isi merupakan faktor utama dalam penulisan. Sebab content is the king,” ujarnya.

Sekitar pukul 4 sore dilanjutkan dengan materi piramida terbalik dan feature oleh Trinata Pradede. Ia jelaskan bagaimana cara membuat perca atau straight news, dan feature.

Rina salah satu peserta acara diklat, katakan acara diklat melatih dirinya dibidang jurnalistik dan lebih kenal lagi tentang organisasi. Tidak hanya itu, ia merasa nyaman dengan peserta dan panitia. “Kompak dan terlihat kekeluargaannya,” ujarnya.

Ahlul berharap kegiatan diklat dapat menciptakan kader baru yang mampu berkarya di bahana dan bisa menerapkannya di kalangan luas.

Ketua Panitia juga berharap, semoga acara berlangsung lancar kedepannya, peserta bisa ikut acara dengan baik dan mampu aplikasikan diri dengan materi yang telah di terima. Ia sebutkan, panitia acara masih kurang bisa mengatur jadwal, karena belum fokus terhadap acara.(*20)