Mulanya, Pekanbaru merupakan salah satu kota yang bagus. Kota Bertuah ini juga sering mendapatkan penghargaan Adipura. Hal ini disampaikan Presiden Indonesia Marketing Association Pekanbaru Peng Suyoto pada gelar wicara bertajuk Pekanbaru Sadar Sampah pada Senin (21/2). 

Ia juga bilang banyak wisawatan yang datang ke Pekanbaru. Mereka kagum dengan kebersihan kota dan taman yang tertata rapi. Malang, kini banyak sampah yang berserakan dimana-mana. Akibatnya berkurang wisatawan yang berkunjung. 

“Diperlukan keseriusan semua pihak dalam menangani kasus sampah yang dianggap sepele,” jelasnya. 

Peng tambahkan kalau tempat usaha wisata butuh sinergi dan standarisasi. Tujuannya supaya dapat mewujudkan keindahan serta kebersihan tempat wisata tersebut. Hematnya, banyak ide yang dapat mendorong masyarakat agar membuat kegiatan positif dan melindungi alam. 

Ia juga sebutkan perlu ide menarik dan cemerlang. Supaya pelaku usaha tetap menjaga kebersihan tempat wisatanya. Tak hanya itu, sampah itu juga bisa jadi barang bermanfaat dan memiliki nilai guna. 

Tak lupa, ia beri saran kepada pemilik hotel di Pekanbaru. Supaya mengedukasi seluruh tamu untuk gunakan botol minum. Alasannya agar meminimalisir sampah plastik. Masyarakat, kata Peng, perlu belajar tentang pentingnya menjaga sampah serta menanamkan rasa cinta kebersihan.

Tak hanya itu,  Ketua  Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) Zainul Ikhwan juga sampaikan hal yang sama. Kata Zainul, kesadaran atas sampah dapat dimulai dari diri sendiri. Contohnya jika ada sampah makanan. Dapat disimpan dulu sebelum menemukan tong sampah. Sehingga kotoran tidak dibuang sembarangan. 

“Kita harus meniru budaya Jepang yang di tiap tempatnya bersih tanpa sampah,” ucap Zainul. 

Menurutnya, perlu penggunaan tas belanja jika pergi ke pasar atau minimarket. Hal ini berguna untuk mengurangi sampah plastik. 

“Daripada jadi sampah, lebih baik kita daur ulang plastik itu dan menjadikan kerajinan yang dapat diuangkan kembali,” tutur Zainul pada sesi kedua dialog  bertema Berwisata tanpa Sampah ini. 

Tak hanya Peng Suyoto dan Zainul Ikhwan, ada Lusianti sebagai pelaku pariwisata. Ia katakan, kesadaran tentang pentingnya kebersihan dan pengelolaan sampah harus dimulai dari diri sendiri. 

“Tanamkan kesadaran untuk kebersihan dan buang sampah pada tempatnya,” ucap Lusianti. 

Tak sampai di Lusi, diskusi dilanjutkan ke sesi terakhir bertajuk Pekanbaru Sadar Sampah. Sampah yang ada di Pekanbaru secara kasat mata tidak memuaskan. Terjadi banyak penumpukan sampah yang didominasi limbah rumah tangga. Pernyataan itu dikatakan oleh Direktur Lembaga Bantuan Hukum Pekanbaru Andi Wijaya.

Andi berikan solusi sederhana. Dimulai dengan penanganan dan maksimalkan peraturan daerah. Serta adakan pembatasan plastik sekali pakai. Tak hanya itu, yang paling penting, kata Andi, dibutuhkan transportasi pengangkut sampah. Hal ini dibuktikan dengan penumpukan sampah di ruas jalan Pekanbaru sepanjang tahun. 

“Masalah penanganan adalah fasilitas. Apakah dirawat atau diperbanyak,” ucapnya pada gelar wicara Pekanbaru Sadar Sampah yang bersempena dengan Hari Sampah Nasional.

Lanjut Andi, ia bilang perlu adanya kebijakan status hukum pada penanganan sampah. Serta harus melihat sejauh mana tempat pembuangan akhir yang ada memenuhi standar atau sebaliknya. 

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru Asrijal juga berikan tanggapan. Ia bilang kalau sampah ini adalah musuh bersama yang harus diselesaikan. 

“Kalau sampah sudah jadi musuh otomatis akan banyak perubahan,” pungkasnya pada acara yang ditaja Green Radio Line. 

Asrijal juga tambahkan jika melihat sampah 1 x 24 jam, dapat menghubungi ke nomor 085265759455. Ia bilang seluruh sampah menjadi tanggung jawab mereka. Asrijal dan tim akan jemput ke rumah dan titik-titik penjemputan. 

Lebih dari itu, diskusi ini juga sempat menyinggung gugatan perkara sampah yang ada di Pekanbaru. Seperti sistem pengelolaan yang kurang maksimal dan diberikan pada pihak ketiga. Akibatnya pemerintah yang sibuk melelang tender. Kata Direktur Walhi Riau Boy Jerry Even Sembiring, sistem tender pengelolaan sampah Pekanbaru kurang maksimal. 

Di penghujung acara, Ridho Ikhsan dari Generasi Muda sebutkan bahwa masyarakat itu sederhana. Ketika ada aturan yang jelas, masyarakat akan tertib. 

“Kalau sistemnya udah benar dan pemerintah disiplin dalam melakukan programnya, masyarakat ngikut kok,” tutup Ridho.

Penulis: Muliadi Pardede, Erwin Hamonangan, Aditya Febryandi

Editor: Denisa Nur Aulia