Musyawarah Tahunan Fopersma 2021, LPM Bahana Jadi Koordinator

“Berhubung besok mau diselenggarakan Musyawarah Tahunan [Mustah], diharapkan kawan-kawan bisa hadir,” seru Kumar—kru Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Gagasan lewat grup pesan WhatsApp. Tepat sehari sebelum kegiatan berlangsung.

Hari itu Jumat, 10 Desember. Mustah yang mulanya terjadwal pukul 8 pagi, harus molor hampir 7 jam. Bukan tanpa alasan, hujan mengguyur Pekanbaru sejak pukul 3 dini hari. Mau tak mau, menunggunya reda adalah solusi.

Hampir pukul 3 sore, jurnalis mahasiswa yang tergabung dalam Forum Pers Mahasiswa (Fopersma) Riau, satu persatu mulai datang. Ruang Sekretariat LPM Gagasan—pers mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim adalah tujuan. Sayang, LPM Visi tak bisa datang langsung. Meski begitu, pihaknya setuju atas keputusan yang disepakati nanti.

Satu suara, semua sepakat memilih kembali koordinator baru, melanjutkan Teguh Arif Muhammad dari LPM Gagasan. Teguh kadung menyelesaikan pendidikan sarjana. Alhasil, forum ini bak hilang arah, tak ada koordinator. Fopersma sejatinya sebagai wadah berkumpulnya jurnalis mahasiswa di Perguruan Tinggi di Riau.

Forum sepakati kriteria koordinator. Pertama, menjabat posisi badan pengurus inti di LPM. Lalu, masa kepengurusan berlangsung setahun. Apabila koordinator tak bisa menyelesaikan tugasnya hingga akhir, otomatis pengurus inti dari LPM itulah yang harus menggantikan.

Sebelumnya, telah mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) juga jadi syarat wajib. Namun, sepakat dihapus mengingat pandemi yang menghambat.

“Kayaknya syarat telah ikut PJTLN itu dihapuskan saja. Karena kalau diambil dari pengurus inti, pasti sudah mumpuni,” tutur Gerin Rio Pranata dari Aklamasi.

Koordinator Fopersma dipegang oleh empat pendiri Fopersma secara bergiliran. Urutannya Bahana, Media Mahasiswa Aklamasi Universitas Islam Riau, Gagasan, lalu LPM Visi Universitas Lancang Kuning. Hari itu bisa menjadi penentu nasib Fopersma ke depan, setidaknya satu tahun mendatang.

Idealnya, LPM Visi yang harus ambil alih tanggung jawab untuk ajukan anggotanya sebagai koordinator. Namun, mereka terpaksa lewatkan kesempatan alias menolak. Alasannya, sumber daya manusia masih sangat kurang. “Dari kami [Visi] tidak keberatan BM jadi koordinator, menurut aku ini sudah oke,” kata Rama Marantika selaku Pemimpin Umum Visi dalam pesan singkat yang ia kirim.

Dengan demikian, tradisi giliran koordinator melompat ke Bahana Mahasiswa (BM). Usai musyawarah panjang, semua sepakati Raudatul Adawiyah Nasution jadi koordinator. Rauda sudah gabung BM dan Fopersma sejak 2017. Kini, ia bertugas di bidang penelitian dan pengembangan BM.

“Rauda ini di BM sudah 2017 dan sudah banyak pengalaman. Jadi, kalau dipilih menjadi Koordinator Fopersma, pasti dia bisa,” ujar Haby Frisco—Pemimpin Umum BM.

Setelah jabatan resmi dipegang Rauda, ia ambil alih forum. Rauda pimpin anggota lain untuk baca deklarasi Fopersma. Total ada empat butir. Menolak pemberian amplop beserta isinya, menuntaskan agenda reformasi, menegakkan demokrasi, serta menjadi insan pers sesungguhnya.

Tak sampai di situ saja, ada pula pembahasan evalusi Fopersma. Kemudian, rancang rincian kegiatan setahun ke depan.

“Aku harap teman-teman semua dapat berkeluh kesah, membagi pikiran, dan berpartisipasi di Fopersma. Hingga kita dapat menghidupkan kembali Fopersma,” pungkas Rauda.

Kendati dengan segala kendala-kendala yang ada, mustah rampung terlaksana. Kuaci, biskuit, serta penganan lain cukup jadi teman setia selama hitungan jam duduk di atas lantai. Sesekali ada selipan guyonan ala LPM masing-masing.

Penulis: Ellya Syafriani

Editor: Firlia Nouratama