Sempat vakum sementara, organisasi intra kampus FH alami kekosongan pemimpin. Akibatnya, tidak adanya pembaruan dalam lembaga eksekutif maupun legislatif mahasiswa. Mengatasi hal ini, Panitia Pemilihan Raya atau Pemira Fakultas Hukum (FH) Universitas Riau (UNRI) menggelar penetapan calon dan pencabutan nomor urut, pada Rabu (9/11).

Nomor urut 01 diambil pasangan Ahmad Raditya dan Muhammad Haikal Diegio. Sementara duet M. Wira Alyusra dan Ari Putra Arsandi mendapat nomor urut 02.

“Kami sangat terbuka terhadap kegiatan ini, tetap menjaga independensi dan transparansi sebagai panitia dan tidak memihak pasangan mana pun,” ungkap Arizkygo Zidane Zakelyn—Ketua Pelaksana Pemira yang dipilih pada 14 Oktober lalu.

Dua pasang calon Gubernur Mahasiswa (Gubma) dan Wakil Gubernur Mahasiswa (Wagubma) FH ini, kemudian akan berlaga dalam debat calon. Terhitung pada 15 hingga 16 November mendatang.

Tak hanya itu, Panitia Pemira juga tetapkan dua pasangan calon Ketua Umum dan Wakil Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Hukum UNRI untuk perebutkan kursi. Nama tersebut adalah Afrido Hidayah dan Michael Graceson pemegang nomor urut satu. Pun rivalnya Dwi Rahman menggandeng Restu Ananda Pratama dengan nomor urut dua.

Akhir Oktober lalu, pendaftaran  Gubma  dan wakilnya sudah dimulai, begitu pula dengan DPM. Kegiatan berlangsung hampir seminggu, tepatnya sejak 28 Oktober hingga 3 November.

Semula, terdapat tiga pasangan calon Gubma dan Wagubma yang mendaftarkan diri. Ada pasangan Muhammad Rafdi dengan Muhammad Arif. Lalu, M. Wira Alyusra dan Ari Putra Sandi. Terakhir, Ahmad Raditya Y dan Muhammad Haikal Diegio.

Sayangnya saat verifikasi tahap kedua, pasangan Muhammad Rafdi dan Muhammad Arif dinyatakan gugur. Mereka tak dilengkapi berkas persyaratan sesuai batas waktu yang telah ditetapkan.

Untuk Ketua Umum dan Wakil DPM FH, ada tiga pasang calon juga yang daftarkan diri. Mereka adalah pasangan Dwi Rahman Suhada dan Restu Ananda Pratama. Kemudian, Afrido Hidayah dan Michael Grasceson, dan Muhammad Fahlebvy dan M Mufaddol. Lagi-lagi pasangan terakhir gugur melaju sebab tak kembalikan berkas sebagai syarat verifikasi.

Setelah calon-calon tersebut lolos di tahap verfikasi pertama dan kedua, selanjutnya adalah uji kelayakan. Erdiansyah selaku Wakil Dekan III sekaligus Steering Committee (SC) yang bertugas. Ia hadir didampingi Humas, Informasi, dan Dokumentasi (HID) untuk lakukan wawancara di gedung Dekanat FH.

“HID saja, panitia tidak ada cuma HID dan SC,” terang Arizkygo.

Selanjutnya, pasangan calon (paslon) lakukan kampanye. Kegiatan ini berguna untuk mempromosikan diri. Pun menyampaikan program kerja jika terpilih nantinya. Kampanye ini berlangsung pada 10 hingga 12 November secara virtual. Kabar baiknya, paslon dibolehkan memasang media promosi. Mulai dari spanduk, poster, pamflet, serta baliho di tempat yang telah ditentukan dan didampingi panitia.

Usai berkampanye, paslon melaksanakan debat. Untuk Ketua Umum dan Wakil DPM berlangsung pada 15 November. Sehari setelahnya barulah dijadwalkan untuk Gubma dan wakilnya.

“Keterangan lebih lanjut akan dibahas dalam rapat Panitia Khusus Pemilihan Raya Fakultas Hukum (PKPRF) dan dapat di akses @pemirahukum2021,” pungkas Arizkygo.

Penulis: Zaky Desrian Alvis

Editor: Febrina Wulandari