Komando Mahasiswa Pecinta Alam (Kommapala) Winnetou berikan kado istimewa untuk peringati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76. Berjumlah 8 orang, mereka berhasil mengibarkan Sang Saka di Gua Teluk Embun. Tepatnya di Desa Cipang Kiri Hulu, Kabupaten Rokan Hulu. Kegiatan dilakukan mulai 14 hingga 17 Agustus.

Kommapala Winnetou mewadahi mahasiswa pecinta alam se-lingkungan Fakultas Teknik Universitas Riau dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Tim ini dikenal dengan sebutan Ekspedisi Gua Riau (EGR).

Muhammad Fadilah Ramadani selaku Ketua Pelaksana ceritakan, penelusuran Gua Teluk Embun mulanya akan dimulai tahun lalu. Namun, keinginan itu sirna sebab kondisi pandemi. Ekspedisi urung dilakukan. Waktu terus berlalu, akhirnya tim survei merekomendasikan agar ekspedisi Gua Teluk Embun diwujudkan.

“Rencananya Gua Teluk Embun ini di jilid I. Namun saat itu sedang lockdown, jadi baru sempat sekarang,” jelas Dani.

Dani–begitu sapaanya—juga bilang, persiapan memakan waktu seminggu. Ada tambahan waktu 2 hari untuk survei lokasi.

Perjalanan menuju gua menghabiskan waktu 7 hingga 8 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Setiba di desa, tim segera mengurus segala perizinan. Pemuda dan kepala desa adalah orang yang mereka temui.

Tim pun bergerak menuju titik kamping. Letaknya di depan mulut Gua Kelambu Kuning. Usai mendirikan tenda, tim dibagi menjadi dua bagian. Ada yang bertugas untuk berjaga di tenda, sisanya menelusuri Gua Teluk Embun.

Untuk menuju mulut gua, lanjut Dani, mereka harus berjalan dari pemukiman warga selama dua jam. Hutan yang masih asri membentang di sepanjang perjalanan. Bergerak masuk ke Gua Teluk Embun, tampak sungai-sungai kecil. Kehadiran berbagai flora dan fauna juga menambah pesona gua.

Pegel-nya perjalanan terbayarkan sama isi gua yang indah,” terang Dani.

Gua Teluk Embun disebut Dani dan timnya sebagai gua terindah dan terluas yang pernah mereka masuki. Ditambah lagi, masyarakat sekitar turut menjaga dan melestarikan gua dengan memasang pagar-pagar pembatas. Tujuannya agar tak ada tangan-tangan jail yang coba mengambil sarang burung walet. Dengan begitu, struktur dan ekosistem yang ada di dalam gua ikut terjaga.

Eksplorasi gua-gua di Riau merupakan salah satu program kerja Kommapala Winnetou. Dalam prosesnya, EGR sudah masuk pada jilid II. Sedangkan di jilid I telah rampung tahun lalu. Total, sebanyak 7 gua sudah mereka petakan.

Jilid I dibagi pula menjadi 2 tahap. Pertama, penelusuran Gua Langkuik Tujuoh di Desa Tanjung, Kabupaten Kampar pada 14 hingga 18 Agustus 2020. Kedua, ada Gua Proklamasi di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar. Berakhir di Gua Tembus, Gua Besar, dan Gua Puputan. Ketiga, gua di Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu.

Pindah ke jilid II, Gua Garuda dan Gua Kuali terpilih sebagai tempat penelusuran untuk tahap I. Letaknya di Desa Aliantan, Kecamatan Kabun, Kabupaten Rokan Hulu. Kegiatan berlangsung sejak 9 hingga 11 Juli lalu. Barulah Gua Teluk Embun untuk penelusuran tahap II.

Tim EGR berharap, generasi muda Riau dapat mengetahui keindahan alam daerahnya. Selain itu, ikut menjaga dan melestarikan.

“Dengan adanya eksplorasi gua ini, semoga membuat masyarakat sadar akan indah dan kayanya potensi alam Riau. Riau memiliki sejuta kekayaan alam yang sangat indah dan tersembunyi,” tutup Deva Lidya Sari–Ketua Kommapala Winnetou.

Penulis: Selvi Alivia

Editor: Firlia Nouratama