Pemilihan Raya Universitas Riau 2023 Kembali Dilaksanakan

Pesta demokrasi Universitas Riau kembali digelar. Panitia Pemilihan Raya Universitas atau PPRU juga telah dibentuk. Tanda masa kepemimpinan Khoirul Basar akan berakhir. Tiba waktunya Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM UNRI) berganti kepemimpinan.

Langkah awal untuk menyambut Pemilihan Raya atau Pemira adalah sosialisasi. Guna memberi informasi kepada masyarakat kampus Biru Langit bahwa akan ada Pemira. Sosialisasi pun telah dilaksanakan sejak 23 hingga 30 Oktober lalu.

Ketua Acara PPRU M. Faiz Abda jelaskan sistematis sosialisasi Pemira UNRI. Dimulai dari pemberitahuan kepada seluruh kelembagaan yang ada di lingkungan kampus. Serta mengunggah tahapan-tahapan dan syarat sah peserta Pemira di media sosial Instagram @pemiraunri pada Senin (23/10).

Di hari selanjutnya, PPRU mulai memasang spanduk. Namun pemasangan sempat mengalami kendala dalam hal perizinan. Sehingga mereka harus membuat surat perizinan terlebih dahulu.

Faiz lanjutkan kegiatan Pemira yaitu mimbar bebas. Ialah forum penyampaian pendapat dari mahasiswa yang tujuannya mendukung demokrasi dari mahasiswa dan dimulai pada Rabu (25/10).

Mimbar bebas dilakukan di sekitar lingkungan Kampus UNRI, terutama di tiap fakultas. Dimulai dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan terakhir ke Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Keesokan harinya, mimbar bebas dilanjutkan kembali di Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan, Fakultas Teknik, dan sekitaran danau UNRI.

Pelaksanaan mimbar bebas lancar hingga hari Kamis. Faiz sebut pada Jumat ada sedikit kendala saat di kampus Gobah sehingga kegiatan dilanjutkan Senin.

“Pada hari itu hujan, jadi kami telat masuk ke kampusnya. Jadinya setelah tiba di sana jadi sepi,” terangnya.

Tambahnya, spanduk pun telah dipasang di beberapa titik di UNRI. Seperti simpang tiga antara FISIP dan FKIP.

Untuk sistem pemilihan, Ketua Panitia Pengawas (Panwas) Pemira Fatih Rabbani sebut kemungkinan akan dilakukan menggunakan electronic voting (e-voting). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Pemira, Undang-Undang Mahasiswa Nomor 1 Tahun 2021.

“Ini belum dibahas sampai sana, tetapi hanya disebutkan bahwa kita akan menggunakannya,” katanya menambahkan.

Fatih menegaskan pemungutan suara akan menggunakan e-voting yang bekerja sama dengan Kelompok Studi Linux (KSL) sebagai penyedia website dan aplikasi untuk e-voting dan Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai yang mengatur pemilihan suara di setiap fakultas.

“Dengan memakai KSL, pemungutan suara oleh Panitia Pemilihan Raya UNRI jadi dipermudah karena sudah menggunakan sistem,” nilainya.

Untuk menghindari kecurangan, ia terangkan bahwasannya sebelum melakukan voting, diperlukan verifikasi untuk bukti jika yang memilih merupakan mahasiswa aktif UNRI.

“Jadi kalau misalnya ada kecurangan, maka laporannya itu ke Panwas Pemira,” tambahnya.

Ketua Pelaksana PPRU Rosdiansyah jelaskan alasan dipilihnya KSL. Karena ia merasa di zaman sekarang perlu memanfaat teknologi, salah satunya dalam hal pemungutan suara.

Ia melanjutkan bahwasannya Pemira tahun ini akan dihelat secara luring. Tiap mahasiswa yang akan memilih harus datang ke Tempat Pemungutan Suara tiap fakultas.

Lanjutnya pemungutan suara memakai aplikasi KSL dan diawasi oleh dua orang PPRU dan dua orang Panwas. Untuk pemakaian aplikasinya, Rosdiansyah jelaskan perlunya nomor induk mahasiswa supaya bisa masuk ke aplikasinya.

Rosdiansyah sebut ada kendala yang sempat terjadi. Yakni spanduk yang di sekitar simpang tiga FISIP.

“Kemarin kami sudah memasang spanduknya sekitar jam 7 malam, lalu Jumat paginya kami cek sudah tidak ada spanduknya,” terangnya.

Rosdiansyah jelaskan bahwa belum ditemukan pasti penyebab hilangnya spanduk PPRU. Ia berasumsi penyebab hilangnya spanduk karena oknum yang tidak bertanggung jawab. Pun spanduk Panwas Pemira juga hilang di waktu yang bersamaan.

Rosdiansyah menambahkan setelah masa pendaftaran, jika peserta Pemira tidak memenuhi kuota, panitia akan memperpanjang masa pendaftaran sampai ada dua pasang calon presiden yang memenuhi kuota.

Jika masih kurang, kemungkinan berlakunya aklamasi seperti yang terjadi tahun kemarin. Ia pun beri tanggapan terkait akan diberlakukan aklamasi.

“Kami tidak yakin apakah akan ada aklamasi karena kami masih dalam tahap sosialisasi. Pendaftaran akan dilakukan esok hari, tanggal 31 Oktober sampai 7 November.”

Terakhir, ia mengajak seluruh mahasiswa untuk berkolaborasi menyukseskan pemira dan ia berharap nantinya ketika setelah Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa terpilih mereka bisa menjalankan amanah secara baik.

 

Penulis: Sandriana Dewi

Editor: Denisa Nur Aulia