“Pohon ini tidak kita habiskan tapi ini kita kurangi dan langsung kita tanam pohon yang baru yang lebih bagus. Nanti bisa dicek, kalau misalnya tidak ada dilaporin aja ke bapak,” ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Meyzi Heriyanto perihal penebangan pohon sekitar fakultas, Rabu (6/3).
Puluhan pohon di kawasan FISIP ditebang guna pembangunan sekitar Gedung Pascasarjana dan Laboratorium Ilmu Komunikasi. Penebangan tersebut bagian dari Master Plan. Ialah rencana pembangunan tiga gedung di FISIP. Yaitu gedung dosen, gedung olahraga disertai parkiran mobil, dan taman digital.
“Dari master plan itu tergambarlah semua kawasan di FISIP termasuk bangunannya sama jumlah pohon yang ada,” jelas Meyzi.
Pembangunan dilakukan pada beberapa titik di FISIP. Untuk gedung dosen akan dibangun tahun ini, dekat belakang gerai FISIP. Akan tetapi terkendala dengan penghapusan status Gedung Mangkrak.
“Rencana mau dibangun gedung dosen tahun ini, karena Gedung Mangkrak kita sampai hari ini belum bisa dibangun-bangun karena belum selesai penghapusan (status),” jelas Meyzi.
Sedangkan gedung olahraga dan kawasan parkir mobil direncanakan dibangun dekat area Gelanggang Mahasiswa. Lalu penebangan pohon dekat Gedung Pascasarjana guna untuk taman digital.
Biaya untuk pembangunan ketiga bangunan berasal dari dana UNRI dan dana internal FISIP, Corporate Social Responsibility (CSR), dan juga investor.
Adapun alasan lain penebangan pohon karena faktor kekurangan tenaga kebersihan untuk membersihkan sampah daun, akibatkan tersumbatnya irigasi air. Serta daun yang gugur nyatanya merusak lantai lantaran daun pohon eukaliptus yang mengandung minyak.
“Daun yang gugur itu akan merusak lantai ternyata ada minyaknya, jadi kalau dibiarkan dia lantainya akan bercak warna kuning,” imbuh Meyzi.
Setelah menebang pohon akan ada reboisasi sesuai dengan perencanaan kawasan Master Plan.
“Langsung kita tanam pohon yang baru yang lebih bagus nanti bisa dicek,” janji Dekan FISIP itu.
Rancangan kawasan master plan FISIP. Foto: Narasumber
Namun tidak adanya pemberitahuan atau sosialisasi menimbulkan beberapa tanggapan dari mahasiswa FISIP. Salah satunya Rio Harapan.
“Jika penebangan pohon dilakukan untuk pembangunan berkelanjutan tidak masalah juga, kalau mangkrak kan tidak ada gunanya,” ujar mahasiswa Ilmu Pemerintahan itu.
Selain itu, Taufik Hidayat mahasiswa dari jurusan yang serupa turut menanggapi perihal penebangan pohon ini.
“Kalau memang pohon ditebang untuk membangun yang bermanfaat buat mahasiswa saya sangat mendukung, akan tetapi jika penebangan dilakukan untuk hal-hal tidak berguna, saya tidak setuju pohon ini dihabiskan,” tutupnya.
Penulis: Rehan Oktra Halim
Editor : Najha Nabilla