“Manusia yang sehat mentalnya adalah manusia yang selalu merasa tenang dan damai dalam hidupnya,” ujar Rahmadani Hidayatin dalam webinar bertajuk Menjaga Mental Health dengan Self Love, Sabtu (7/1).
Kesehatan mental miliki kaitan dengan perasaan bahagia pada tiap individu. Biasanya dilihat dari penerimaan masa lalu seseorang tersebut. Hal ini diujarkan langsung oleh Ketua Dewan Majelis Himpsi Sumut, Rahmadani.
Selain perasaan bahagia, mental yang sehat dinilai dari kemampuan seseorang bekerja secara produktif. Tak hanya demikian, kontribusi pada komunitas pun menjadi ukuran kesehatan mental.
Hal ini ditunjukkan adanya kestabilan dan keharmonisan jiwa, emosi, pikiran, dan perilaku dalam situasi apapun.
“Menurut prinsip logo terapi ada tiga yang perlu dilatih dalam diri agar sukses dalam hidup. Itu dengan memaknai hidup, hidup bermakna, dan mengambil makna dalam hidup,” ucap Rahmadani.
Perasaan bahagia tak selalu dimiliki tiap individu. Ada masa seseorang alami ketidak bahagiaan dalam hidupnya. Rahmadani bilang, hal demikian dikarenakan adanya ambisi seseorang yang fokus dalam mengejar perasaan bahagia tersebut. Yang terkadang terbentur dengan perasaan ketakutan dan ketidakpercayaan diri yang berujung dengan hal negatif.
“Intinya orang itu harus mencintai dirinya, menerima dirinya, dan mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya serta yang paling penting selalu berpikir positif,” ujarnya.
Tambahnya, kebahagiaan dapat didatangkan dengan menghargai diri sendiri dan orang lain. Tidak minder dan mengejek kekurangan orang lain misalnya. Ia pun berpesan untuk tidak berlarut dalam stress berlebihan. Bangkit setelah ‘terjatuh’ menjadi jalan untuk menyelesaikan keadaan.
“Kamu adalah kreator terhadap perjalananmu,” lanjutnya.
Mengubah pola pikir yang baik menjadi kunci terkini. Ialah dengan menyingkirkan rasa takut, fokus pada impian, dan mengejar cita-cita. Jalan lain menanam pola pikir adalah memperbanyak mengucapkan kata-kata positif.
“Yang penting dalam hidup kita harus tetap seimbang dan bergerak. Apa yang sudah lewat ya udah. Yang kita tau adalah apa yang sudah kita alami, tapi yang tidak kita tau adalah apa yang terjadi besok. Jadi, fokuslah hari ini, perbaiki diri hari ini, lepaskan apa yang sudah lewat supaya kedepannya lebih baik,” tutupnya.
Webinar yang ditaja oleh Lembaga Pers Mahasiswa Teropong, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ini, dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting.
Penulis: Arthania Sinurat
Editor: Ellya Syafriani