Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day kembali diperingati hari ini. Tiap tahunnya pada 8 Maret, selalu ada harapan dan doa besar untuk para perempuan yang berperan.
Tanggal yang sangat diantisipasi setiap tahun ini menjadi panggung bagi gerakan global yang menyerukan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan penghapusan berbagai bentuk diskriminasi. Dari lingkup ekonomi hingga politik, Hari Perempuan Sedunia 2024 menjadi momentum untuk menginspirasi langkah-langkah menuju masa depan yang lebih setara bagi seluruh masyarakat dunia.
Melansir dari internationalwomensday, peringatan hari ini diperingati untuk mengingat kontribusi perempuan dalam segala kehidupan. Dimulai saat itu pada abad ke-20, sekelompok perempuan buruh tekstil di New York melakukan protes besar-besaran menuntut hak mereka di tempat kerja. Masuk di dalamnya mengenai upah yang setara dengan pekerja pria, kondisi kerja yang manusiawi, dan hak untuk memilih.
Demonstrasi ini diadakan oleh serikat pekerja Wanita International Ladies’ Garment Workers’ Union (ILGWU) yang dipimpin oleh Clara Lemlich dan pergerakan hak-hak perempuan yang lain.
Tahun berikutnya pada 28 Februari 1909, Partai Sosialis Amerika usulkan adanya hari nasional perempuan tiap tahunnya sebagai bentuk solidaritas dan perjuangan hak perempuan.
Tanggal 28 Februari kemudian dipilih sebagai Hari Nasional Perempuan di Amerika Serikat. Pada tahun 1910, Konferensi Internasional Wanita yang diadakan di Kopenhagen, Denmark, dihadiri oleh lebih dari 100 delegasi perempuan dari berbagai negara. Pada konferensi tersebut, seorang perempuan aktivis sosialis bernama Clara Zetkin mengusulkan ide untuk mendirikan Hari Perempuan Internasional yang akan diadakan setiap tahun.
Usulannya disetujui oleh semua peserta wanita dari 17 negara yang hadir dalam konferensi tersebut. Pada tanggal 19 Maret 1911, Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss, dengan ribuan orang perempuan dan laki-laki yang turun ke jalan untuk menuntut hak-hak perempuan, termasuk hak untuk memilih dan hak untuk bekerja dalam pekerjaan yang setara dengan laki-laki.
Hingga 8 Maret 1913 dipilihlah tanggal resmi Hari Perempuan Sedunia. Sejak saat itu pula tanggal ini terus diperingati sebagai Hari Perempuan Sedunia di seluruh dunia.
Pergerakan para puan ini pun tak terlepas dari perempuan di Universitas Riau (UNRI). Berbagai harapan disampaikan para perempuan UNRI.
Ada Aina mahasiswi Sistem Informasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Ia ujarkan keikutsertaan perempuan di UNRI perlu kembali ditingkatkan.
Lalu ada Ica mahasiswi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), ia katakan keamanan untuk para perempuan di lingkungan kampus harus diperhatikan. Persoalan pelecehan seksual misalnya yang tampak disepelekan banyak orang.
“Baru aja kejadian tadi, orang lewat gitu dia [catcalling],” katanya
Catcalling merujuk pada perilaku verbal yang tidak diinginkan, seringkali merendahkan, dan biasanya dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain di tempat umum.
Ini dapat berupa komentar seksual, ejekan, atau lelucon yang tidak senonoh yang ditujukan kepada seseorang berdasarkan jenis kelamin atau penampilannya. Fenomena ini umumnya dialami oleh perempuan, meskipun pria juga dapat menjadi korban.
Membahas mengenai harapan kedepannya, ada Rani Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memberikan harapan kepada para wanita di UNRI untuk selalu berkembang.
Harapan lain datang dari Aina dan Ica, berharap agar perempuan di UNRI bisa lebih berani dan mulai aktif berkontribusi serta berani menyuarakan isu ke depannya.
Foto: freepik
Penulis: Nur Wachida Olivia
Editor: Ellya Syafriani