Pada dasarnya, penggunaan vaksin tetap memiliki efek samping. Namun, efek samping yang ditimbulkan masih dalam batas wajar. Secara mekanisme, ada antigen dalam vaksin yang memang dimasukkan ke dalam tubuh. Oleh karena itu, tubuh akan beradaptasi dengan antigen tersebut dan memberikan respon. Mulai dari nyeri, mengantuk, dan demam ringan. Hal ini dikatakan Dani Rosdiana, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UNRI).
“Saya seseorang yang mengalami kondisi autoimun. Setelah memeriksa beberapa indikator yang saya butuhkan dan terbukti aman, saya melaksanakan vaksin. Efek samping yang saya rasakan hanya sekedar mengantuk saja,†lanjut Dani yang juga mengabdi di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Ahmad.
Huriatul Masdar yang sama-sama Dosen FK UNRI menilai banyaknya sikap tak percaya masyarakat dengan asumsi terkait efek samping yang dirasakan setelah vaksinasi. Ditambah lagi muncul beragam informasi hoaks dan berita bohong. Contohnya saja ada kabar bahwa vaksin merupakan upaya untuk penanaman chip di dalam tubuh manusia. Dengan begitu, Huriatul tekankan untuk lebih bijak lagi dalam menggunakan media, terlebih dalam mencari informasi.
Huriatul yang juga Pakar Imunologi kembali jelaskan jika vaksinasi adalah salah satu ikhtiar bangsa untuk mengatasi permasalahan pandemi. Sudah selayaknya masyarakat ikut membantu usaha tersebut dengan tidak menimbulkan permasalahan baru.
“Tersebarnya hoaks mengenai vaksin merupakan salah satu penghambat terealisasinya vaksin di negeri ini,” tambah Huriatul
Singkatnya, dalam memberantas Covid-19 memang dibutuhkan pikiran positif dari semua pihak.
“Apabila kita berpikiran negatif terus terhadap vaksin, maka permasalahan ini tidak akan selesai,†jawab Huriatul di sesi tanya jawab dalam diskusi virtual bertema Ikhtiar Kaum Terpelajar, Menangkal Hoax, Melawan Pandemi pada Selasa (27/4)
Dilain sisi, Staf Ahli Epidermiologi Riau, Suyanto, sampaikan cara untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin. Dibutuhkan seruan seseorang yang sangat berpengaruh dalam masyarakat sebagai penggeraknya.
“Perlu sosok tokoh agama atau tokoh adat untuk mengajak masyarakat agar mau dan percaya terhadap vaksin,†pungkas Suyanto
Ia tambahkan, sesudah vaksin harus tetap menjaga protokol kesehatan. Sebab, suatu negara dinyatakan aman dari virus Corona bila seluruh dunia juga aman.
Tak lupa, Rahmat Azhari Kemal selaku Pemandu Diskusi sarankan kaum terpelajar untuk giat menyaring informasi, khususnya berita hoaks. Konsultasikan kebenaran informasi ke pihak yang lebih mendalami ilmunya. Barulah bisa menyebarluaskan berita tersebut.
“Hal itulah yang kini harus diterapkan untuk menangkal penyebaran hoaks terhadap vaksinasi ini,” tutup Rahmat.
Penulis: Sakinah Aidah
Editor: Andi Yulia Rahma