Segerombolan orang dengan sepatu bot kuning melangkah mantap melewati jalanan berlumpur. Sebidang tanah di samping Inkubator Agibisnis Universitas Riau (UNRI) jadi tujuannya. PT Nindya Karya, taja program lingkungan penanaman 1000 pohon pada Senin (4/12).
Sebelumnya direncanakan pada November, sebab tiada kesempatan hingga diundur Desember. Program menanam pohon dengan tajuk Gerakan Menjaga dan Menanam Pohon Merupakan Kontribusi Nindya Peduli Terhadap Kelestarian Lingkungan Berkelanjutan.
PT Nindya Karya adalah salah satu perusahan kontraktor yang terlibat dalam pembangunan 10 gedung baru UNRI. Adalah proyek Advanced Knowledge and Skills for Sustainable Growth in Indonesia atau AKSI. Proyek ini dapatkan pinjaman dari Asian Development Bank (ADB). Sehingga disebut dengan proyek AKSI-ADB.
Faizal Addin Ahmad, Senior Executive Vice President Direktorat Produksi Nindya Karya katakan kegiatan ini ialah implementasi dari komitmen perusahaan demi lestarikan lingkungan.
Katanya emisi karbon telah jadi fokus Nindya Karya. Maka wajib dikurangi. Selain penanaman pohon, perusahaan juga mengurangi penggunaan material alam sekitar lingkungan.
“Karena kita menghitung setiap dampaknya [karbon] terhadap lingkungan,” tutur Faizal.
Selaras dengan itu, Syahriwal sebagai Project Manager CWR 03 katakan jika Nindya Karya selama menjalankan kontruksi tetap perhatikan lingkungan. Penanaman pohon salah satunya yang jadi program wajib mereka.
Iwan –sapaan akrabnya– jelaskan jika program dilaksanakan demi menyambut Hari Pohon Sedunia. Mahoni dan pulai jadi jenis pohonnya. Alasannya sebab jenis pohon ini cocok sebagai penyangga dan lazim digunakan. Kedua jenis pohon disiapkan dengan jumlah yang sama yaitu 500 bibit.
Kata Iwan, areal penanaman terbagi dua. Pertama di area Inkubator Agribisnis, sedangkan yang lain belum diketahui pasti.
“Tetapi lokasinya [areal kedua] masih berada di sekitar Kampus UNRI,” imbuh Iwan.
Saat ini Nindya Karya tengah kerjakan Proyek CWR 03, yakni salah satu pembangunan Proyek AKSI ADB yang ditargetkan selesai pada Februari 2024. Nindya Karya membangun Gedung Food Sciene Center, Gedung Boat House and Marine Center, dan Gedung Postgraduate Center.
Kendati demikian, kata Iwan akan ada tim yang memantau pohon yang telah ditanam.
“Kita ingin pohon tersebut hidup dan bisa jadi penyangga penghijauan untuk lingkungan UNRI,” pungkas Iwan.
Demi penanaman berjalan lancar, Nindya Karya bekerja sama dengan Fakultas Pertanian atau Faperta. Menurut Irwan, Faperta lebih paham tentang tumbuhan dibandingkan perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi.
Kepala Jurusan Faperta Amrul Khoiri benarkan itu. Katanya, sebulan sebelum kegiatan Nindya Karya ajak dikusi perihal pra penanaman hingga pasca penanaman.
Dosen Agronomi Faperta itu katakan, jika jarak antar tanaman sejauh 10 meter x 10 meter. Lalu dipupuk setahun sekali, serta pembersihan gulma dilakukan jika mengganggu tanaman.
Walaupun areal penanaman tergenang air, itu tak jadi masalah. Menurut Amrul, areal itu masih punya resapan yang bagus. Jadi dalam dua hingga tiga jam, genangan akan menghilang. Terlebih kedua jenis pohon miliki ketahanan terhadap genangan air.
Kata Amrul, pohon mahoni miliki kelebihan seperti tajuk panjang dan sebagai habitat serangga serta burung. Buahnya pun bisa dijadikan obat. Sedangkan pohon pulai punya bunga yang harum pada malam. Terpenting, kedua jenis pohon dapat menyerap emisi karbon.
Wakil Rektor II UNRI Agus Sutikno mengapresiasi program Nindya Karya. Menurutnya porgram ini sejalan dengan konsep pembangunan kampus. Konsep pembangunan kampus di dalam taman, bukan taman di dalam kampus.
“Kami [UNRI] berterimakasih kepada Nindya yang sudah berpartisipasi dan berkontribusi untuk membangun sebagai penyedia untuk kegiatan ini,” tutup Agus.
Penulis: Afrila Yobi
Editor: Najha Nabilla