Pelatihan Tim Pantau Sumatra taja agenda pertamanya yakni Pelatihan Penguatan Tim Monitoring PLTU via Zoom, Minggu (9/2). Sebanyak 49 orang hadir dari kalangan aktivis dan Lembaga Bantuan Hukum atau LBH di Sumatra.
Ketua Kanopi Hijau Indonesia Ali Akbar membuka materi dengan membahas Kondisi Ideal Lingkungan bagi Sumber Kehidupan. Kondisi lingkungan yang ideal adalah seberapa kuat alam memberi pelayanan akan kebutuhan manusia. Sebaliknya, kondisi ideal pun terlihat dari cara manusia memperlakukan alam.
Ali melihat kepedulian pemerintah dan masyarakat masih kalah dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. “Fokusnya untuk mengisi perut, tapi itu wajar saja,” lanjutnya.
Dia juga menyebutkan soal tiga pilar kehidupan. Pilar ketiga itu adalah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Lalu pilar lingkungan selalu kalah. “Pendekatannya selalu ekonomis dan material,” tambahnya.
Ketidaksinergian antara ekonomi dan lingkungan berdampak pada kehidupan sosial. Ali pastikan jika suatu daerah mempunyai masalah lingkungan yang signifikan, akan diikuti dengan konflik sosial. “Hal ini dapat memicu memicu antar kelompok,” tutupnya.
Pemateri kedua dari Yayasan Pikul Torry Kuswardono, ambil judul Dampak Krisis Iklim. Istilah krisis iklim muncul karena adanya ketidakstabilan dalam sistem iklim itu sendiri. “Dan negara gagal mengatasi hal itu,” ujarnya.
Torry mengatakan kemungkinan bumi akan melampaui suhu 1,5 derajat. Pernyataan dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pun memperkuat ucapannya. “Hal ini tidak bisa dihindari,” tambahnya.
Peningkatan suhu mengurangi kemampuan pohon menyerap karbon dioksida. Terpuruknya, pada titik tertentu, pohon menjadi sumber karbon dioksida. “Biasanya disebabkan oleh kebakaran,” lanjutnya.
Kemudian pembahasan ancaman cuaca gabungan, peristiwa ini meningkatkan risiko iklim dengan cara yang tidak terduga. Cuaca gabungan yang dimaksud adalah siklon. Siklon ini menyebabkan bencana beruntun seperti hujan besar, angin, banjir, kebakaran hutan dan lahan, lalu longsor.
Buntut dari perubahan iklim ini merusak ekosistem, sehingga menimbulkan krisis keanekaragaman hayati dan hewan. Torry menegaskan pemimpin negara punya peran penting dalam mengatasi perubahan iklim yang terjadi.
Negara kaya dan perusahaan besar mempengaruhi dan mengendalikan kebijakan iklim, tulisan itu tampak dalam presentasinya. Selanjutnya, fakta bahwa sering terjadi mengintervensi kebijakan publik yang merugikan masyarakat lokal dan merusak alam.
Pada akhir penjelasannya, Torry mengatakan negara mempunyai tanggung jawab atas keadilan iklim. Seperti menghormati, melindungi, memenuhi, serta memajukan hak warga negara.
Dalam pelatihan ini, peserta hadir dari Apel Green Aceh, Srikandi Lestari, Anak Padi, Posko Langit Biru, Sumsel Bersih, Kamisan Bengkulu, LBH Pekanbaru, LBH Padang, termasuk Kanopi Hijau yang menjadi moderator dalam pelatihan.
Penulis : Fitriana Anggraini Editor : Najha Nabilla