News value atau nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadian atau peristiwa cukup penting dan layak diliput.

Safri Muarif selaku Kepala Stasiun Metro TV Aceh menceritakan pengalamannya selama menjadi jurnalis. “Dalam menulis sebuah berita, kita harus memperhatikan news value,” jelasnya.

Ada beberapa faktor yang membuat kejadian memiliki nilai berita. Pertama, kedekatan. Dekat secara fisik maupun emosional. Lalu, ketenaran yang bermakna orang terkenal atau sering menjadi bahan pemberitaan. Aktualisasi, laporan kejadian yang baru terjadi. Kemudian, dampak yakni kejadian yang memiliki akibat pada masyarakat luas. Hal ini juga punya nilai berita yang tinggi.

Keluarbiasaan menyangkut sejumlah orang, kemenangan dan segala sesuatu yang besar, juga memiliki nilai berita. Berita yang mengandung konflik juga selalu menjadi fokus utama pembaca. Terakhir adalah keanehan. Sesuatu yang tak lazim. Seringkali mengundang perhatian orang sekitar.

Dalam menulis berita, kata Safri, seorang jurnalis harus bisa menentukan topik yang mengandung daya tarik. Ini berguna menghasilkan berita yang menarik minat pembaca. Di antaranya self interest, uang, seks, perjuangan, kepahlawanan dan keterkenalan. Selain itu berita mencekam, human interest, kontes, kejadian atau perayaan besar. Ada pula mengenai penemuan baru, hal yang tidak biasa, kejahatan, dan lain sebagainya.

“Narasi berita harus dikemas dengan semenarik mungkin agar menarik minat pembaca”, pungkasnya.

Unit Kegiatan Mahasiswa Pers Haba Aneuk Hukoem Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar, Sabtu (31/10). Pelatihan ini berlangsung secara virtual dengan tema Jurnalisme dan Tantangan Kebebasan Pers di Era Digital. Safri yang juga Alumni Radio Kampus Unsyiah hadir sebagai pembicara.

Safri menambahkan, untuk memperkuat nilai berita, diperlukan sumber berita. Menurutnya, tulisan jurnalistik harus bersumber dari fakta, bukan opini atau asumsi reporter. Itu sebabnya, sumber berita mestinya jelas dan dapat dipercaya.

Adapun syarat sumber berita di antaranya layak dipercaya. Artinya harus jeli dan kritis ketika mengamati peristiwa. Selain itu, mengetahui siapa saja yang terlibat didalamnya. Selanjutnya, orang yang berwenang atau memiliki kekuasaan dan tanggung jawab terhadap masalah yang sedang digarap. Kemudian kompeten, yaitu seorang yang dianggap cocok dan paham terhadap masalah yang terjadi. Terakhir, berkaitan langsung dengan peristiwa.

Lebih lanjut, tips agar berita menarik dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Di antaranya mengunakan gaya bahasa percakapan. Mulai tulis berita yang menarik dengan menerapkan gaya bahasa percakapan sederhana. Artinya lead dalam tulisan seakan-akan bicara. Tak lupa, gunakan kalimat sederhana. kalimat ini terdiri dari satu pokok dan satu sebutan.

Hindari menulis dengan kata keterangan dan anak kalimat. Ganti kata sulit atau asing dengan kata-kata yang mudah. Melibatkan pembaca dirasa perlu. Berarti tulisan jurnalis sesuai dengan kepentingan orang lain. Juga melibatkan rasa ingin tahu, kesulitan, cita-cita, mimpi dan angan-angan. Hindari eufemisme bahasa, maksudnya ungkapan lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar.

“Intinya, dalam menulis sebuah berita, ingat Keep it short and simple,” Tutup Safri.

Penulis : Henggi Melja

Editor   : Firlia Nouratama