Rahmad Hamdi : Nilai Melayu Harus dipertahankan

Rabu (22/10), helat Maha Karya Biru Langit 2014 masuki hari kedua. Acara dijadwalkan mulai pukul 8.30 harus diundur jadi 9.30 akibat ganguan teknis listrik dan sound.  4 cabang lomba di gelar hari ini, lomba fotografi melajutkan hari sebelumnya, tari, karikatur dan hijabers.

Kegiatan dibuka dengan lomba tari.  Sebelumnya ada pengenalan Juri Tari. Rahmad Hamdi—Duta Budaya  dan Wisata Provinsi Riau Dalam dan Luar Negeri, dan Elfhera Rosawati—Koreografer untuk beberapa lomba tari daerah dan Provinsi Riau. 8 tim tari yang ikut serta, Cesako dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau (FMIPA UR) Biologi UR, MAN 1 Pekanbaru (Pku), Sanggar Tari Fakultas Hukum Univeristas Lancang Kuning (FH Unilak), Capsium Dance, Intan Payung, Damses dari SMK 2 Pku dan Sanggar Titah Negeri dari Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UR).

Tim SMK 2 bawakan tari Mak Uwo Ceasar. Tari Mak Uwo Ceasar berkisah tentang nenek-nenek pada zaman dulu, yang giat bekerja walaupun sudah bungkuk, seperti berjualan dipasar. Damses, miliki 6 anggota. Mereka berharap penonton dapat ambil pesan moral tarian mereka. Nenek tua juga dapat bekerja untuk hidup sendiri. Tidak menutup kemungkinan orang tua harus bermalasan di rumah dan berdiam diri.

Sanggar tari FH Unilak, punya anggota sebanyak 5 orang tampilkan tari Zapin Dara Seayun. Ceritakan tentang sekumpulan anak perempuan yang sedang bermain penuh sukacita atau canda tawa. Nia, selaku Ketua Tim beharap acara tetap dipertahankan tiap tahunnya dan terus dikembangkan. “Agar mahasiswa Pekanbaru bisa mengapresiasikan kreasinya dan bakatnya, tidak dipendam saja,” paparnya.

Rahmad Hamdi beri apresiasi tinggi pada penampilan peserta lomba. “Mahasiswa sudah bisa buat karya baru,” pujinya. Ada 4 aspek yang dinilai dari peserta, teknik, sinopsis, konsep dan penampilan. Ia juga berharap acara seperti ini dapat dilaksanakan tiap tahunnya, agar mahasiswa bisa explore lagi dirinya. “Nilai melayu harus dipertahankan, kita harus membukus kemasan melayu itu dengan kemasan yang lebih bagus lagi. Bukan berarti kita menghilangkan nilai-nilai melayu, tetapi agar bungkusannya bagus,” ujar Rahmad, Alumni FISIP UR 2006.

Pelaksanaan lomba tari juga diselingi pembagian doorprize dari Indomie, Harmoni Nasyid membawakan beberapa lagu, penampilan duet gubernur dan wakil gubernur dari BEM Fekon (Fakultas Ekonomi), serta puisi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) berlangsung hingga pukul 12.20.

Pukul 13.30, acara kembali dimulai. Diawali lomba karikatur. Hadir 11 peserta, dan diberi pengerjaan hingga pukul 15.30.

Pada waktu hampir bersamaan lomba hijabers juga dilaksanakan di Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UR. Diikuti 20 tim, berlangsung hingga pukul 14.30.Peserta diberi waktu 15 menit untuk kreasi hijab, dilanjut dengan fashion show dan presentasi memperkenalkan model hijab yang digunakan.

Mulya Pudji Lestari selaku Penanggung Jawab lomba fotografi, menunggu peserta yang ingin mengumpulkan foto di depan panggung. “Hari ini merupakan pengumpulan foto rekap dari hari kemarin. Foto yang bertema ruang lingkup Maha Karya Biru langit akan dikumpulkan hingga hari kempat, dan hari terakhir foto akan dipajang,” ujar Mulya Pudji Lestari.

 

Hari kedua, ditutup dengan hiburan, Standup Comedy oleh Eri Laksono, penampiln Hip-Hop Pku, Aqua Scoping dari BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fadilah Nasyid dan sulap dari BEM Program Studi Ilmu Keperawatan UR. “Kita sengaja lebih banyak penampilandari UKM, untuk menunjukan kreasi mahasiswa,” tutup Pudji. #Rifqa Gusmida