Tiga minggu sudah terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut di Riau. Pemerintah daerah dan pusat sudah melakukan hujan buatan dan bom air, namun masih mengalami kesulitan. Ini disebabkan karena asap terlalu tebal sehingga helikopter tidak bisa memasuki wilayah kebakaran. Melihat persoalan ini Rektor Universitas Riau (UR), Ashaluddin Jalil melakukan konferensi pers terkait kabut asap Jumat, (7/3).
Rektor membentuk Satuan Tugas (Satgas), Solusi Tuntas Bencana Asap (STBA). Bertempat di loby gedung rektorat, Ashaluddin Jalil membacakan langkah apa saja yang Satgas kerjakan, mulai dari mengerahkan akademisi untuk meneliti lahan gambut, menganalisa secara hukum lingkungan dan teknologi untuk pencegahan asap.
“Untuk sementara kita belum bisa menyalahkan siapapun terkait kebakaran yang menimbulkan asap,” kata Ashaluddin. Menurutnya harus ada tinjauan ilmiah untuk memastikan siapa yang bertanggungjawab terhadap kebakaran tersebut. “Besok tim sudah turun ke lapangan.
“Untuk sementara aktifitas perkuliahan tetap berjalan, belum bisa diliburkan karena belum ada peningkatan atau data yang signifikan.Kita terus pantau perkembangan asap, jika sudah melampaui batas kewajaran, saya akan liburkan aktifitas di lingkungan kampus,” ucapnya.
Menurut Kepala Rumah Sakit Pendidikan (RSP) UR, Zulharman mengatakan pihaknya akan membantu menangani penderita gangguan pernapasan (ISPA) baik mahasiswa maupun masyarakat. “Untuk sementara kita sudah tangani seratus lebih penderita ISPA, dan pasti akan meningkat,” kata Zulharman. Zulharman mengingatkan mahasiswa harus menjaga kesehatan dengan cara menggunakan masker di anjurkan mium air puith.# Fadli