Start-Up Berbasis Nanoteknologi Hasil Revolusi Industri

Percepatan dalam penerapan nanoteknologi di dunia industri terbilang luar biasa pada rentang tahun 2010 hingga 2020. Buktinya saja, beberapa negara ikut ambil bagian. Mulai dari Amerika Serikat, Jepang, Australia, Singapura, Cina, hingga Korea. Negara-negara tersebut tengah giat-giatnya mengembangkan suatu cabang baru teknologi yang populer bernama nanoteknologi. Hal ini disampaikan Amun Amri Dosen Teknik Kimia Universitas Riau (UNRI) pada kuliah umum virtual bertajuk Potensi dan Peluang Start-Up Berbasis Nanoteknologi.

Nano ini, kata Amun, merujuk pada material yang berukuran sangat kecil. Sedangkan teknologi adalah teknik atau rekayasa. Secara umum, nanoteknologi merujuk pada material yang memiliki ukuran sangat kecil.

Singkatnya, nanoteknologi termasuk satu dari empat revolusi industri yang pernah ada. Dengan nanoteknologi, nilai tambah dari produk dapat meningkat secara signifikan.

“Walaupun kita tidak bisa melakukan penelitian sendiri dan hanya mengumpulkan materi dari jurnal, kita tetap bisa menciptakan start-up berbasis nanoteknologi sendiri,” ujar Amun Amri pada perhelatan virtual yang ditaja Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia UNRI pada Sabtu (19/6) ini.

Amun juga jelaskan bagaimana strategi ciptakan startup berbasis nanoteknologi. Berangkat dengan melakukan riset guna menemukan hal apa yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kemudian, memilih proses produksi yang mudah, sederhana, dan ramah lingkungan atau tanpa limbah. Setelah itu, memilih hanya beberapa tahap proses saja.

Langkah selanjutnya dengan mengulang riset berdasarkan referensi yang sudah didapatkan. “Jika sudah sangat paten, publikasi dan administrasi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan. Lalu melakukan promosi,” katanya menutup.

Reporter: Nita Fiteria Ulfa

Editor: Andi Yulia Rahma