Tanggapan Mahasiswa Soal Smart Card

Kampus Universitas Riau akan berlakukan sistem pintu elektronik menggunakan kartu disetiap gerbang kampus UR Panam. Di beberapa fakultas sudah dilakukan Tapping Card bertujuan untuk melakukan perekaman data.

Sebelumnya petugas telah mendapat data dari Pusat Komputer (Puskom) namun ada beberapa mahasiswa yang tidak terdata, maka dilakukan penginputan data manual. Proses Tapping Card tidak berlangsung lama, cukup menempelkan KTM pada alat perekam data.

Menurut petugas, hal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keamanan di lingkungan UR. Petugas juga menuturkan bagaimana system kerja dari pintu otomatis ini. KTM akan berlaku sebagi smard card. Sehingga jumlah data yang masuk sama dengan jumlah data yang keluar harusnya. Misalnya, ada dua orang yang berboncengan, tetapi yang menempelkan KTM hanya yang membawa motor. Jika, penumpang tadi ingin keluar kampus sendirian, dia tidak bisa, karena datanya tidak terinput.

Menurut Nana Nurjannati, mahasiwa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UR, penggunaan smart card jadi lebih ribet, harus keluarin KTM dulu baru bisa masuk, nanti kalau pagi-pagi pasti antriannya panjang. Nah, kalau misalnya KTMnya hilang bagaimana? Dan buat yang KTMnya sudah patah bagaimana?

Tidak jauh berbeda dengan Sofyan Charistia, yang juga mahasiwa FKIP, menurutnya penggunaan smart card sangat keren, mengikuti perkembangan teknologi yang serba canggih, hanya saja ada sedikit masalah saat mengadakn event, “Agak kerepotan juga setiap keluar masuk gitu harus pakai smart card apalagi kalau ada kegiatan yang tiap sebentar keluar mau beli ataupun jemput barang,” ujarnya.

Neinny Edwana, mahasiswa FKIP, juga punya pandangan masalah sendiri, “Jika kita mengadakan Olimpiade, nah pesertanya berasal dari luar. Kalau pakai smart card pasti ribet sekali.”

Mahasiswa-Mahasiwa juga punya harapan besar atas pengoperasian smard card. “Bagus. Agar keamanan UR semakin bagus, kan tidak sembarang orang yang bisa masuk. Dan itu pasti sudah keputusan yang sebelumnya telah banyak pertimbangan dari pihak universitas,” Ujar Kartini Usja, mahasiswa UR.

“Semoga gak bikin ribet terus keamanan di UR jadi lebih terjaga. Petugas keamanan juga jadi lebih sering lagi patroli nya. Jadi bukan cuma curanmor, tpi curanlem (pencurian helm) juga bisa diatasi,” Tutup Nana.#Rifqa