Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Bahana Mahasiswa Universitas Riau atau UNRI, taja kelas jurnalistik untuk kelembagaan dan umum. Bertajuk Berita untuk Berbagi, kelas ini dilaksanakan di Ruang Meeting Perpustakaan UNRI pada Sabtu (4/5).
Turut hadir pada kegiatan ini Pembina Bahana Mahasiswa Mayta Novaliza Izda dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Hermandra.
Hermandra berikan sambutan. Ia harap dengan hadirnya kelas ini, mahasiswa dapat menyampaikan informasi dengan kritis dan sesuai fakta.
“Dunia jurnalis adalah hal mulia, memberitahu apa yang orang lain tidak tahu,” ucap Hermandra.
Setelah rangkaian pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan kelas jurnalistik. Siswandi Sofyan jadi pemateri pertama yang bawakan materi tentang kepenulisan.
Koordinator Liputan GoRiau itu sampaikan untuk menulis berita yang baik harus memuat unsur 5W+1H. Yakni apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.
5W+1H tak lepas dari konsep piramida terbalik. Kata Siswandi konsep piramida terbalik penting untuk menggoda pembaca membaca cerita dan membantu pembaca menemukan inti cerita.
Terlebih lagi, ia bilang konsep ini akan membantu kerja redaksi serta menghindari bagian penting yang bisa saja terhapus. Bagian dari piramida terbalik ialah judul, lead, body, dan tail.
Selain itu, menulis berita harus menggunakan bahasa yang lugas, ringkas, dan jelas. Tambahnya, ada tiga tuntutan dalam menulis berita. Yakni, kecepatan, kelengkapan, dan akurasi.
Waktu menunjukkan pukul satu siang, materi dilanjutkan oleh Mhd Akhwan dari Pewarta Foto Riau Pos. Bawakan materi tentang fotografi, ia katakan fotografi jurnalistik merupakan sebuah foto yang memuat isi berita.
Pria yang akrab disapa Akhwan ini sampaikan foto itu bersifat fakta tanpa adanya penambahan elemen-elemen yang bersifat editing.
Ia pun berikan pedoman penggunaan kamera Single-Lens Reflex (SLR) dalam fotografi. SLR menerapkan teori Segitiga Exposure. Katanya teori ini berisi penjelasan tentang Aperture, Shutter Speed, dan International Standard Organization (ISO) untuk kamera.
“Dalam Segitiga Exposure ini, ada namanya ISO, ada Shutter kecepatan waktunya, dan Aperture bukaan,” ujarnya.
Aperture kata Akhwan merupakan banyaknya cahaya yang masuk melalui lensa. Shutter Speed adalah kecepatan waktu aperture terbuka dalam menerima cahaya yang masuk. Terakhir, ia menambahkan bahwa ISO adalah tingkat sensitivitas sensor kamera.
“Jadi, kalau kita pakek SLR, kita memilih tiga elemen itu,” tuturnya.
Untuk menambah pemahaman peserta, Akhwan berikan praktik langsung dengan pengaplikasian ketiga elemen segitiga exposure pada kamera SLR yang ia bawa.
Lebih lanjut, Akhwan sebut ada dua pemahaman dalam fotografis jurnalistik, yaitu deskriptif dan narasi. Pemahaman deskriptif ia bilang berasal dari foto yang telah ada, berita yang dibuat pun akan mengikuti foto tersebut.
“Nanti berdasarkan hasil foto itu barulah dibuat tulisannya,” jelasnya
Sementara itu, fotografis narasi ialah foto yang mengikuti narasi, ada narasi terlebih dahulu yang kemudian akan diikuti oleh foto. Tambahnya, dalam praktik fotografis jurnalistik, metode EDFAT dapat mempermudah kinerja fotografer.
“Dalam fotografi saya make metode ini, jadi intinya disini, EDFAT ini,” ucap Akhwan.
EDFAT merupakan singkatan dari entire, detail, frame, angle, dan time. Jelasnya Entire yaitu keseluruhan pemotretan sebuah peristiwa pada suatu tempat.
Detail merupakan sebuah sudut pandang yang menampilkan foto-foto lebih rinci. Sedangkan frame ia bilang adalah kemungkinan pembingkaian yang menarik dan menunjang rasa dalam foto cerita.
Bagian Angle, Akhwan sampaikan merupakan sudut pandang yang paling tepat untuk memotret. Terakhir, Times adalah kejadian emasnya. Bagian ini merupakan tahapan penentuan dalam mengombinasikan teknik fotografi dengan ketetapan angle bidikan foto.
Lebih lanjutnya, ia jelaskan tentang format penulisan teks foto. Dimulai dari judul foto (headline), teks yang menerangkan unsur 5W + 1H, nama fotografer (byline), dan nama pemegang hak siar atau hak penerbitan (credit).
Diakhir kelas, peserta diberikan tugas praktik untuk pengaplikasiaan ilmu yang didapatkan. Kelas ini dihadiri perwakilan kelembagaan UNRI dan juga umum.
Penulis: Ahsan Dzul Fahmi dan Fitriana Anggraini
Editor: Arthania Sinurat