Jelang akhir tahun, 13 guru besar Universitas Riau atau UNRI dikukuhkan. Penobatan guru besar ini merupakan ke tiga kalinya ditahun 2023. Bertempat di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Kampus Gobah UNRI pada Rabu (1/11).

Pengukuhan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dimulai pada pukul delapan pagi, kukuhkan tujuh orang guru besar. Sesi selanjutnya pada pukul satu siang, sebanyak enam guru besar ditetapkan.

Ketukan palu Ketua Senat UNRI Zulkarnaini buka sesi pertama pengukuhan. Lalu Sekretaris Senat UNRI Dodi Hariyono bacakan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan perihal kenaikan jabatan akademik. Dilanjutkan pembacaan riwayat hidup masing-masing guru besar oleh ketua jurusan.

Tampil pertama Vince Ratnawati. Guru besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini bawakan penelitian berjudul Peran Wajib Pajak dan Fiskus terhadap Optimalisasi Penerimaan Pajak.

Ia bilang penerimaan pajak merupakan isu penting saat ini, sebab sebagian besar sumbernya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Oleh karenanya pemerintah perlu beri perhatian serius terhadap optimalisasi penerimaan pajak.

Lalu ada Awaludin Martin. Penelitiannya bertajuk Percepatan Transisi Energi melalui Biokual Berbahan Dasar Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Bahan Bakar Campuran pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Dosen dari Fakultas Teknik ini jelaskan dalam pidatonya, kalau tandan kosong kelapa sawit miliki potensi sebagai bahan bakar atraktif pembangkit listrik tenaga uap. Yang dapat menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan.

Berikutnya Zaili Rusli, dosen asal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Dalam penelitiannya yang berjudul Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan Melalui Hilirisasi Kelapa Sawit, ia simpulkan kalau hilirisasi kelapa sawit miliki potensi yang cukup besar. Demikian, pemberdayaan masyarakat berkelanjutan dengan memanfaatkan hilirisasi kelapa sawit merupakan pilihan yang bijak, ujarnya.

Pidato Orasi Ilmiah berikutnya datang dari Saberina Hasibuan. Dosen dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (Faperika) ini bawakan orasi ilmiah berjudul Mutu Lingkungan Budidaya dan Tanah dalam meningkatkan produktivitas kolam ikan.

Saberina mengatakan bahwa Pengembangan komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi. Di antaranya budidaya udang, ikan kakap putih, dan kepiting bakau. Untuk jaga budidaya ini diperlukan adanya kualitas mutu tanah dasar kolam atau tambak yang baik.

Minarni di bidang Fotonik dan Plasma dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menyusul dengan judul  Sistem Pencitraan mesin untuk proses sortasi dan penentuan kualitas tandan buah segar kelapa sawit.

Minarni mengatakan bahwa Prototipe sistem pencitraan mesin untuk sortasi dan penentuan kualitas tandan buah segar kelapa sawit telah di kembangkan yang merupakan tim peneliti dan kerjasama dengan PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V).

Sistem ini saat ini merupakan generasi ke empat terdiri dari tiga bagian dengan fungsi masing-masing. Bagian satu berfungsi untuk menyortir tandan buah segar kelapa sawit berdasarkan keadaan luar. Bagian dua miliki fungsi untuk prediksi tingkat kematangan tandan buah segar, serta kadar minyak. Bagian kedua biasanya dilakukan secara destruktif melalui uji kimia. Bagian tiga untuk menyortis tandan buah segar kelapa sawit berdasarkan paritas yang menentukan harganya.

Pencitraan mesin ini sudah dapat berjalan secara otomatis tidak merusak dan secara digitl ekonomis dapat diandalkan sehingga dapat digunakan pada area sortir Tandan buah segar kelapa sawit.

Berlanjut pada Nery Sofiyanti dalam bidang Ilmu Biodiversitas Tumbuhan dari FMIPA. Tampil bawakan penelitian berjudul Biodiversitas Tumbuhan Kajian Keanekaragaman Tumbuhan di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau serta potensi bioprospeknya.

Dalam pidatonya, Nery menyampaikan bahwa banyak jenis tumbuhan di Riau dan Kepulauan Riau yang mempunyai potensi bioprospesi yang tinggi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

Lalu Rahmi Dewi di bidang Ilmu Fisika Material dengan judul orasi Film Tipis Non Partikel Feroelektrik Sebagai Kapasitor untuk Berbagai Aplikasi Sensor. 

Rahmi ujarkan bahwa penelitian yang ia lakukan akan terus dikembangkan dan di modifikasi dengan penambahan bahan organik yang ramah lingkungan.

Menyusul Prof. Arman Effendi di bidang Ilmu Agronomi. Dosen asal Fakultas Pertanian atau Faperta ini bawakan orasi Ilmiah Teknologi Budidaya Modifikasi SRI atau The System of Rise Intercification, Salah Satu Kiat Menuju Swasembada Beras.

Arman sampaikan teknik budidaya padi sawah menerapkan metode SRI yang telah diciptakan dapat meningkatkan produktifitas padi sawah kurang lebih 30 persen. Aplikasi di lapangan lebih sederhana dan mudah diterapkan oleh petani.

Teknik ini juga disebut ramah lingkungan yaitu kebutuhan air dapat dikurangi sampai 50 persen dari budidaya konvensional, penggunaan agen hayati dan pemanfaatan limbah organik sebagai subsitusi umum anorganik.

Di akhir, Arman menambahkan harapannya agar penelitiannya dapat menjadi motivasi bagi para tenaga pendidik, peneliti untuk memantau produktivitas padi.

Berikutnya Evy Rossi dari Faperta, menyampaikan orasi ilmiah berjudul Inovasi Pengembangan Pangan Fungsional Berbasis Probiotik dan Prebiotik.

Evy mengatakan bahwa edukasi mengenai Probiotik dan Prebiotik dinilai kurang khususnya daerah Riau, sehingga kurang termanfaatkan. Hingga masakan seperti tempoyak dan dadih saat dimasak probiotiknya pun mati. Tidak ada manfaatnya untuk tubuh.

Kemudian Prof. Neni Hermita di bidang Ilmu Pendidikkan Guru Sekolah Dasar dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Orasinya bertajuk Hybrid Learning, Blendid Learning, or Face to face Learning, Which one is More Efective in Remediating Misconception.

Neni memaparkan bahwa praktik kuliahan yang dilakukan oleh dosen pengampu tidak sesuai dengan karakteristik materi yang dibahas. Miskonsepsi  bersifat resisten terhadap masuknya ide atau gagasan baru secara ilmiah.

Bahkan peserta didik yang mengalami miskonsepsi dapat menolak gagasan baru yang diterimanya sehingga sulit untuk menerima konsep baru yang ilmiah dan akhirnya menghambat tercapainya pemahaman materi ajar secara utuh.

Hal ini tidak boleh dibiarkan dan harus segera di reduksi, jika tidak akan terbawa sampai kelak akan menjadi guru. Orang yang mengalami miskonsepsi tidak akan menyadari bahwa konsepnya itu keliru. Bahkan ia memiliki tingkat keyakinan yang tinggi akan kebenaran konsepsi yang dimilikinya.

Dari fakultas serupa, Indah Tri Purwanti di bidang Ilmu Applied Linguistik.  berjudul Strategi kesantunan dalam sesi bimbingan desertasi Lintas Budaya.

Ia simpulkan, perbedaan bahasa pertama mempengaruhi partisipan mahasiswa yang penutur asli bahasa jawa dan penutur asli bahasa minang. Perbedaan bahasa pertama mempengaruhi perbedaan strategi mereka dalam penggunaan ekspresi ketidaksetujuan. Namun demikian juga terdapat strategi yang serupa.

Zulirfan di bidang Ilmu Inkuisi dalam Pengajaran Fisika Pendidikan Sains dari FKIP dengan orasi Sains by Inquery Strategi Pengajaran Sains yang Terpinggirkan. Dalam pidatonya mengatakan bahwa inuqery scientific jarang sekali digunakan dalam bentuk pembelajaran sekoalh.

Padahal inquery scientific merupakan simbol dari literasi sains. Maka tidak mengherankan bahwa media pembelajaran yang cukup mahal, alat peraga dan lain sebagainya di sekolah-sekolah tampak rusak karena tidak digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya pengjaran saintific inquery jarang dilakukan.

Persoalan yang merisaukan adalah sains yang dipelajari oleh siswa disekolah tidak tersambung dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Terakhir, Prof. Sumarno di bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi dari FKIP dengan orasi ilmiah berjudul Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Untuk Menggapai Indonesia Emas 2045. Sumarno menjelaskan dalam pidatonya, bahwa metode aktif, kreatif dan inovatif haruslah menjadi bentuk metode pembelajaran utama. Sedangkan pasif sebagai pelengkap.

Dengan dikukuhkannya 13 Guru Besar pada kali ini, maka jumlah guru besar di UNRI yang aktif saat ini berjumlah 107 orang.

Di dalamnya ada 24 orang dari FKIP, disusul FISIP sebanyak 7 orang, serta 14 orang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kemudian Fakultas Perikanan dan Kelautan menyumbang 21 orang, 7 orang dari Fakultas Pertanian, dan 15 dari Fakultas Teknik. Selepasnya ada 18 orang dari FMIPA dan seorang dari Fakultas Kedokteran.

“Fakultas Hukum dan Keperawatan segera menyusul,” tutur orang nomor satu UNRI itu.

Rektor UNRI Sri Indarti berharap bahwa pengukuhan ini adalah bentuk dari motivasi akademisi lai untuk segera meraih titel guru besar. Serta semoga para guru besar dapat berkontribusi dan bersinergi bersama dalam penguatan reputasi UNRI tingkat nasional maupun internasional.

Oleh: Nur Wachida Olivia

Editor: Najha Nabilla