AMBULANCE Universitas Riau. Bantuan Bupati Rokan Hilir. H. Annas Maamun. Tulisan itu tertera di dua sisi body mobil ambulance berwarna abu-abu. Logo Kabupaten Rokan Hilir dan logo Universitas Riau mengapit tulisan tersebut.

Ini mobil ambulance hibah dari Annas Maamun selaku Bupati Rokan Hilir. Serah terimanya dilakukan di sela-sela kegiatan seremoni wisuda Universitas Riau, 27 Februari hingga 2 Maret lalu. Perjanjian kerja sama (MoU) ditanda tangani oleh Dr. Adhy Prayitno, M.Sc mewakili Universitas Riau dan H. Annas Maamun mewakili Kabupaten Rokan Hilir. Mobil ambulance dilengkapi alat deteksi jantung dan pengukur tekanan darah.

UR menilai baik hibah ambulance tersebut. “Niat baik harus kita terima,” kata Adhy Prayitno.

Kini ambulance tersebut sudah beroperasi di Universitas Riau. Setiap hari keliling kampus, dari Rumah Sakit Universitas Riau menuju Rektorat UR. Ambulance juga terlihat bersiaga selama kegiatan Open Tournament Taekwondo Universitas Riau ke-1, 17-19 Mei 2013. Tulisan “H. Annas Maamun” berwarna kuning jelas terlihat di kedua sisi body ambulance tersebut.

 

TEPAT pada 15 Januari 2013, Himpunan Mahasiswa Fisika (Himafi) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UR adakan seminar kewirausahaan di Lantai IV Gedung Rektorat Universitas Riau. Temanya Pengusaha Muda Kenapa Tidak. Jon Erizal menjadi pembicara. “Ia pengusaha muda sukses di Riau,” kata Yugo Setiawan, Ketua Himafi.

Seratusan orang lebih mahasiswa menghadiri seminar tersebut. Dr. Tang Antoni, dosen Jurusan Fisika  FMIPA UR mengawali pembicaraan pada seminar tersebut. Kemudian dilanjutkan penyampaian materi kewirausahaan oleh Jon Erizal.

“Menjadi wirausaha tak sulit asal ada kemauan. Tak perlu tunggu modal besar. Cukup dari usaha kecil dengan potensi yang ada pada kita,” ujar Jon Erizal. Ia juga menyampaikan motivasi dalam berwirausaha. “Kalau mau jadi wirausahawan, tidak boleh gengsi dan malas. Harus tekun dan pandai membaca peluang usaha,” tambahnya.

Di akhir acara, Jon Erizal membagikan sebuah buku 6 halaman. Judulnya Entrepreneur & Ruh Pembangunan Sosial. Buku tersebut semacam orasi tertulis Jon Erizal untuk mengajak pembaca berwirausaha. Foto dirinya memakai jas hitam terpampang di kanan atas sampul depan. Sampul belakang berisi biodatanya.

Di dalam buku diselipkan brosur dan stiker Jon Erizal. Brosur berwarna biru tua tertulis Jon Erizal Bakal Calon Gubernur Riau 2013-2018. Brosur berisi riwayat hidup Jon Erizal serta komentar beberapa tokoh terkait sosoknya. Begitu pun tulisan pada stiker. Foto Jon Erizal juga terpampang di stiker.

“Hanya memotivasi agar mahasiswa mau berwirausaha,” kelit Yugo Setiawan saat ditanya mengapa mengundang Jon Erizal sebagai pembicara. Ia juga menjelaskan bahwa Tang Antoni yang menetapkan Jon Erizal sebagai pembicara utama seminar tersebut. “Kami hanya penyelenggara saja,” ujarnya.

Pada 28 April, Himpunan Mahasiswa Matematika (Himaska) FMIPA meniru jejak Himafi. Jon Erizal didapuk sebagai pemateri utama pada seminar kewirausahaan yang mereka selenggarakan. Turut hadir Hendri Munief, Ketua Forum Bisnis Riau dan Ayat Cahyadi, Wakil Walikota Pekanbaru. Ia alumni Matematika FMIPA UR serta kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Rido, Ketua Himaska menjelaskan bahwa sesungguhnya seminar kewirausahaan tersebut diselenggarakan untuk alumni FMIPA Matematika. “Karena sedikit yang datang makanya kita ajak juga mahasiswa untuk meramaikan,” ujarnya. Ia mengakui Ayat Cahyadi selaku Ketua Alumni Himaska yang merekomendasikan Jon Erizal untuk menjadi pemateri pada seminar tersebut.

Jon Erizal dikenal sebagai pengusaha sukses. Ia kelahiran Bengkalis, namun kini beralamat di Jakarta. Dalam buku Entrepreneur & Ruh Pembangunan Nasional tercantum pekerjaan Jon Erizal sebagai pengusaha bidang perminyakan dan gas. Ia juga tercatat sebagai Bendahara Umum DPP Partai Amanat Nasional, Dewan Parkar ICMI dan Ketua Yayasan Masjid Cut Mutia. Pendidikan terakhir Program Pasca Sarjana UGM tahun 2012. Sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya, Jakarta, tamat 1987.

 

DAFTAR Nama-nama Pendukung Calon Perseorangan dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Ia ditujukan untuk para pendukung calon perseorangan Kepala Daerah Wan Abu Bakar dan calon perseorangan Wakil Kepala Daerah Isjoni. Bagi yang mendukung kedua calon ini menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, diminta untuk mengisi nama, nomor KTP/NIK, tempat tanggal lahir/umur, alamat dan tanda tangan yang tertera pada selebaran. Intinya, selebaran ini sebagai bukti pernyataan dukungan terhadap Wan Abu Bakar dan Isjoni.

Formulir untuk mendukung pasangan Wan Abu Bakar dan Isoni yang disebarkan di kampus FKIP UR, tempat Isjoni mengajar
Formulir untuk mendukung pasangan Wan Abu Bakar dan Isoni yang disebarkan di kampus FKIP UR, tempat Isjoni mengajar

Selebaran ini beredar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UR. Mahasiswa bisa mendapatkannya di ruang Sub Bagian Akademis lantai dasar dekanat FKIP. Ide Erwina, Kasubag Akademis mengaku tak tahu menahu soal detail penyebaran selebaran dukungan tersebut. “Ibu Murni yang kasih. Kalau mau tahu banyak tanya saja sama Ibu itu. Saya tidak tahu,” katanya.

Murni yang dimaksud Ide Erwina adalah Murni Baheram, dosen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) FKIP UR. Bahana gagal menemuinya untuk meminta penjelasan. Sudah berkali-kali ditelepon dan di-SMS. Terakhir kali, ia katakan bahwa ia tidak bersedia untuk memberikan komentar terkait hal tersebut.

Isjoni merupakan alumni FKIP Sejarah UR. Sejak 1983, ia sudah mengajar di Jurusan Sejarah FKIP UR. Ia menjadi Dekan FKIP UR 2 periode (2003-2007 dan 2007-2011). Ia juga pernah menjadi Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Wilayah Riau. Isjoni pernah terlibat kasus plagiat buku ajar di Jurusan Sejarah FKIP UR.

 

ANNAS MAAMUN, Jon Erizal, Wan Abu Bakar dan Isjoni tak asing lagi bagi kita. Mereka digaung-gaungkan akan berpartisipasi pada pencalonan gubernur dan wakil gubernur Riau 2013-2018. Foto, baliho, spanduk, dan iklan mereka sudah mulai tersebar di berbagai media massa maupun elektronik.

Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau, pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur Riau dibuka pada 21-29 Mei 2013.

Wan Abu Bakar bersama Isjoni memastikan diri maju pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau melalui deklarasi yang dilakukan di kediaman Wan Abu Bakar pada 3 April 2013. Tiga hari kemudian, mereka mendaftarkan diri ke KPU Riau melalui jalur independen.

Tengku Edi Sabli, Ketua KPU Riau melalui riauterkini.com mengatakan bahwa pasangan Wan Abu Bakar dan Isjoni sudah memenuhi syarat minimal KTP yang ditetapkan KPU Riau, yakni 257 ribu orang. Jumlah dukungannya juga sudah lebih dari 7 kabupaten/kota di Riau. “Kita akan lakukan tahap verifikasi lanjutan,” ujarnya.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar melalui hasil rapatnya, 18 Mei, memastikan Annas Maamun akan diusung sebagai calon gubernur dari partai Golkar. “Selama ketua atau kader partai itu sanggup dan siap, dia harus kita utamakan. Apalagi Pak Annas Maamun ini kader murni partai dan telah teruji kepiawaian dan kehebatannya memimpin partai dan Kabupaten Rohil selama dua periode,” kata Indra Gunawan, Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bengkalis seperti dimuat Harian Tribun Pekanbaru pada 20 Mei.

Jon Erizal mengambil formulir bakal calon Gubernur Riau pada 14 Mei. Ia diusung Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pada 19 Mei, Jon Erizal mengadakan acara Temu Bacaleg dan Konsolidasi PAN Riau di Hotel Grand Central Pekanbaru.

Pada kesempatan tersebut, Jon Erizal juga paparkan hasil survei dari Lembaga Charta Politica, konsultan PAN. Survei itu menunjukkan Jon Erizal berada di posisi keempat. “Saya berterima kasih kepada Saudaraku sekalian yang telah bekerja keras. Namun kerja keras ini akan terus kita lakukan. Insya Allah kemenangan dapat kita capai,” ujarnya seperti dimuat situs riauterkini.com.

 

“POLITIK di kampus haruslah di-pandang sebagai objek ilmiah. Ia perlu dikaji, dibahas secara akademis dan diperdebatkan dalam suatu tulisan, penerbitan dan pertemuan ilmiah. Tujuannya, menemukan kebenaran atau hakikat politik. Jika ingin berpolitik praktis, silahkan di luar kampus,” tulis MA Syukron dalam kolom Majalah Bahana Mahasiswa edisi ini.

MA Syukron setuju dengan pendapat Daoed Yoesoef, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat Soeharto berkuasa. Pendirian Daoed tentang pendidikan, kaitannya dengan politik ada dua. Pertama bahwa di kampus tidak boleh ada kegiatan politik praktis. Mahasiswa, seperti dinyatakan dalam Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) tidak dibolehkan berpolitik praktis dalam kampus.Tetapi, kedua, Daoed mendukung pembelajaran dan pembahasan akademis mengenai politik di dalam kampus.

Adlin, Dosen Ilmu Politik FISIP UR berpendapat sama, bahwa di dalam kampus tidak boleh ada unsur politik praktis. “Sudah ada peraturannya,” katanya.

Peraturan yang dimaksud Adlin berupa Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 26/Dikti/Kep/2002 tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik dalam Kehidupan Kampus. Pada poin pertama dinyatakan bahwa Dikti melarang segala bentuk organisasi ekstra kampus dan partai politik membuka sekretariat (perwakilan) dan atau melakukan aktivitas politik praktis di kampus.

“Tak apa datang untuk bekerja sama, namun jangan sampai ada unsur kampanyenya,” lanjut Adlin. Unsur kampanye yang dimaksudnya terdiri dari tiga hal. Pertama foto orang yang ingin mencalonkan diri sebagai calon gubernur dan wakil gubernur, ada visi dan misi yang disampaikan, dan ajakan untuk memilih.

Ambulance UR, tertulis nama H. Annas Maamun bertinta kuning
Ambulance UR, tertulis nama H. Annas Maamun bertinta kuning

Untuk kasus Isjoni, ajakan untuk memilih sudah jelas melalui selebaran pernyataan dukungan yang beredar di kampus FKIP UR. Seminar kewirausahaan Jon Erizal di Gedung Rektorat UR pertengahan Januari lalu diakhiri pembagian buku dengan selipan brosur dan stiker tertulis Jon Erizal Bakal Calon Gubernur Riau 2013-2018. Sedangkan Annas Maamun, kemana ambulance UR yang dihibahkannya pergi, selama itu pula nama H. Annas Maamun dibaca orang yang melihat ambulance tersebut. #