Bagi sebagian orang organisasi itu membosankan dan merepotkan. Sebenarnya apa itu organisasi? fungsinya? Pentingkah? Pertanyaan ini selintas mungkin jadi pikiran dibenak setiap mahasiswa terutama mahasiswa baru.
Berorganisasi itu sama seperti mencari sebuah jati diri. Permasalahanya adalah kebanyakan mahasiswa tak sadar dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki.
Dunia kampus sediakan wadah bernama organisasi. Berbagai macam jenis organisasi dengan seabrek kegiatan siap menyapa untuk bergabung dan kembangkan bakat terpendam.
Organisasi internal kampus, jadi wadah untuk kembangkan wawasan dan integritas kepribadian. Khusus mahasiswa baru, saya sarankan agar memilih organisasi internal kampus dulu sebelum lanjut ketingkat organisasi eksternal kampus.
Kelompok mahasiswa sejati—sebutan mahasiswa aktif di organisasi—atau aktifis mahasiswa. Mereka memang layak dinilai sebagai mahasiswa
dengan segudang pengalaman. Dengan ikut organisasi mahasiswa banyak manfaat untuk masa depan—dengan catatan, berperan aktif, bukan hanya terdaftar namanya namun jarang ikuti kegiatan.
Ikut organisasi berarti belajar soft skills, melatih leadership untuk tumbuhkan sikap dan karakter. Juga terlatih untuk utarakan pendapat di hadapan orang lain. Sehingga di dunia kerja, keterampilan ini pasti bermanfaat sekali.
Belajar mengatur waktu mutlak harus dilakukan. Awalnya akan sedikit kewalahan membagi antara kuliah dan organisasi. Tapi nantinya akan terbiasa. Serta memperluas jaringan dengan orang baru.
Jujur, penulis sendiri ketika belum masuk organisasi, hanya punya teman satu jurusan dalam kelas saja. Tak menyangka, masuk organisasi jadi bisa ikuti kegiatan di berbagai kampus dan bertemu dengan mahasiswa yang berbeda pula.
Jika ikut organisasi, akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam tipe orang, tentu akan semakin memperluas pemahaman akan berbagai karakteristik orang.#
*Penulis, Yoppi Pranoto Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Mentri Sosial Politik BEM UR 2013-2014