Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Pertanian, Mardhiansyah menanggapi berita yang diterbitkan Bahana Mahasiswa berjudul Rumah Kaca atau Rumah Hantu. Ia katakan bahwa pihak fakultas telah mengusulkan anggaran perbaikan ke Universitas Riau.
Berawal dari pengusulan untuk dimasukkan ke Rencana Bisnis Anggaran/Rencana Kerja Anggaran–Kementerian Lembaga atau RBA/RKA-KL. Berlanjut pada pengusulan ke Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Universitas yang dilaksanakan 20 hingga 22 Februari lalu.
“Pengajuan tersebut tak serta-merta terpenuhi. Tergantung ketersedian alokasi anggaran dari universitas,†katanya, saat ditemui Jumat lalu.
Namun, Mardhiansyah juga tak bisa pastikan kapan perbaikan rumah kaca bisa digesa.
Selaras dengan pernyataan Syahabudin Ahmad, Gubernur Mahasiswa Fakultas Pertanian. Menurutnya, minimnya dana yang diberikan universitas kepada Fakultas Pertanian membuat perawatan rumah kaca kurang maksimal. Sehingga dana perawatan tersebut biasanya digunakan untuk keperluan lain. Seperti perawatan laboratorium dan lahan praktikum.
Syahabudin juga menanggapi peternakan burung puyuh di dalam rumah kaca harus dikeluarkan. Ia beralasan pihak inkubator yang mengelola tidak memiliki izin dari fakultas.
“Pihak Inkubator saja tidak ada mengajukan perbaikan rumah kaca. Usulan justru dari UPT,†jelas Syahabudin.
Saat Kru Bahana mendatangi lokasi ketiga rumah kaca pada Jumat (26/4), belum ada tanda-tanda perbaikan yang terlihat. Hanya pintu besi rumah kaca pertama yang semula roboh kini sudah terpasang. Itupun hanya diikat menggunakan tali kabel sebagai penahannya.
Hal ini berseberangan dengan pernyataan Didik Nopriansyah, Kepala Dinas Hulmas BEM Fakultas Pertanian. Melalui pesan singkat WhatsApp pada 25 April lalu, ia katakan bahwa rumah kaca tersebut tengah diperbaiki.
Di bagian dalam, terlihat ada dua tambak ikan dari bentangan terpal. Satu wadah untuk ikan lele dan satunya lagi benih ikan yang masih kecil.
Sementara semak belukar yang menutupi bangunan rumah kaca, kini telah dibersihkan. Tampak baru selesai dibabat.
Penulis : Salsabila Diana Putri
Editor : Annisa Febiola