Program Penyuluhan di Desa Telaga Baru

Penyuluhan di Desa Telaga Baru usai dilakakukan pada 29 Agustus 2014. Program Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Riau (Kukerta UR) mulai pukul 3 – 5 sore di dusun yang berbeda.

Teknik penjernihan air, dipandu oleh Nanda Dwi Pratama. Ia gunakan ijuk atau sabuk kelapa, batu kerikil, pasir, arang batok atau dikenal arang panggang, tanah liat, tawas, drum, kran air dan ember. “Program ini dapat hasilkan air jernih dirumah sendiri,” ucap Mia ibu rumah tangga. Ia mengatakan penyuluhan ini mudah dimengerti, juga dapatkan air bersih di musim kemarau dan keperluan air lainnya.

Azli Ananta juga sampaikan teknik pembuatan briket—blok bahan yang dapat dibakar sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. “Briket digunakan sebagai alternatif pengganti kayu bakar dan minyak tanah,” jelas Azli. Gunakan arang batok kelapa, tepung kanji, air, ember dan gilingan. Teknik pembuatannya, mencampurkan tepung, arang batok dengan adonan tepung kanji yang sudah di lem—lima banding satu. Tini sebagai Ibu Kepala Dusun mengatakan penyuluhan ini dapat apresiasi baik dari warga, kurangi limbah batok kelapa dan penggunaan bahan bakar yang mahal.

Penyampaian terakhir, vertikultur—sistem tanam dalam pot yang disusun atau dirakit horizontal dan vertikal atau bertingkat oleh Yonanda Wardemarti. Bercocok tanam di lahan sempit dengan media pipa paralon, botol, plastik deterjen dan alat yang optimal. “Peralatan dan bahannya juga sederhana,” jelas Yonanda. Botol air mineral, tali, cangkul. Parang, papan, paku, tanah, bibit, pupuk NPK dan air. Istri Kepala Desa, Kartini mengatakan warga dapat manfaatkan halaman rumah yang sempit sebagai sarana bercocok tanam.

“Kami pilih program tersebut karena Desa Telaga Baru, miliki air yang merah dan tanah gambut,” ujar Septian Adi Prayoga selaku Ketua Kukerta. Minimnya air bersih, karena hanya bergantung pada air hujan. Desa ini juga hasilkan pertanian yang melimpah seperti sayuran, kelapa, sagu dan karet. Namun sumber daya alamnya tidak dibarengi dengan pengelolaan limbah, hingga terjadi penumpukan.

“Seluruh program mahasiswa yang disajikan dapat dukungan dari warga,” ucapnya. Ia menambahkan, seluruh program dan penyuluh dilakukan oleh mahasiswa Kukerta. “Teknik yang dibagikan dapat diaplikasikan dan berguna untuk warga,” harapnya. #Rilis