“Basis jurnalis adalah jurnalisme bukan bekerja untuk pemilik modal. Jurnalisme bukan bekerja untuk kepentingan wartawannya melainkan mengabdi untuk kepentingan masyakarat,” ujar Setri Yasra. Pemimpin Redaksi tempo.co ini jadi pemateri pertama dalam  Pelatihan Keterampilan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PKJTLN). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang, pada Sabtu (2/10).

Kira-kira pukul 10 pagi, ia hadir lewat Zoom. Liputan investigasi menjadi materi pembuka. Katanya, liputan semacam ini merupakan karya seseorang atau beberapa wartawan tunjukkan hal yang penting bagi masyarakat umum. Namun bersifat rahasia.

Selain Setri, ada Hendra Makmur, Pemimpin Redaksi Langgam.id yang selanjutnya ampu materi liputan mendalam atau indepth reporting.

“indepth reporting biasa menyuguhkan sebuah peristiwa dari berbagai sisi dan aspek secara lebih detail,” jelas hendra . Dalam penjelasannya, indepth reporting mesti berlandaskan tiga hal.

Pertama, riset data. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data berarti keterangan yang benar dan nyata. Informasi inilah yang nantinya dijadikan dasar kajian.

Kedua, wawancara untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Kemudian observasi, pengamatan realitas di lapangan ini menjadi landasan ketiga.

Seringkali indepth reporting dan investigative reporting disamakan. Padahal,  keduanya berbeda.  Untuk liputan mendalam, suatu masalah disajikan secara lebih dalam. Pelanggaran atau manipulasi bukanlah unsur utamanya.

Sedangkan investigasi lebih berat lagi. Ia membongkar penyelewengan yang merugikan kepentingan umum. Sejatinya, laporan investigasi bukanlah reportase biasa.

Ada beberapa karakteristik liputan mendalam. Antara lain, keadaan digambarkan secara mendetail. Masalah diuraikan dengan hubungan sebab akibat. Selain itu, realitas disajikan dalam beragam dimensi. Bisa budaya, sosial, politik, ekonomi, dan masih banyak lagi. Terakhir, kesaksian narasumber dengan bukti materil serta rujukan yang kuat.

Dalam penulisannya beberapa teknik diperlukan. Pertama, lakukan Identifikasi isu-isu menarik. Lalu pilih isu yang paling layak diliput dengan parameter nilai berita. Selanjutnya kembangkan isu tersebut. Salah satu caranya dengan memetakan isu dalam bentuk grafis. Unsur apa, mengapa, dan bagaimana perlu digarisbawahi pula.

“Tanggung jawab jurnalisme adalah memperjuangkan ketidakadilan,” pungkas Hendra.

Tak lupa, Hendra paparkan kategori kompetensi jurnalis. Seorang jurnalis harus punya kesadaran, baik tentang etika dan hukum. Kepekaan  jurnalistik juga diperlukan. Pentingnya jejaring dan hobi serta pengetahuan dan keterampilan. Tentunya mahir menggunakan alat dan teknologi informasi.

Penulis : Firlia Nouratama

Editor: Febrina Wulandari