Kenal Bahana memasuki hari kedua. Kali ini materinya ada Feature, Sembilan Elemen Jurnalisme dan Manajemen Redaksi.
Feature diisi oleh Ambar Alyanada, Redaktur Pelaksana Bahana Mahasiswa Universitas Riau. Ia sampaikan bahwa bentuk tulisan Feature berbeda dengan berita langsung (Straight News).
Pada berita langsung menggunakan model tulisan seperti piramida terbalik. Di bagian awal berita memuat hal-hal penting yang mencakup unsur 5W+1H. Artinya, tanpa membaca keseluruhan isi berita, kita bisa mengetahui isi berita yang ingin disampaikan oleh penulis.
“Sedangkan pada tulisan Feature hal-hal penting dalam tulisan berada pada semua paragraf. Sehingga untuk memahami isi tulisan, pembaca harus membaca tulisan sampai akhir.”
Materi kedua yaitu Sembilan Elemen Jurnalisme, disampaikan oleh Firman Agus. Ia adalah Wakil Pemimpin Redaksi Riau Pos sekaligus Ketua Aliansi Jurnalistik Independen Pekanbaru.
Bagi Firman, jurnalis adalah profesi, sama seperti dokter dan hakim yang punya undang-undang dan kode etik yang mengatur.
“Kode etik jurnalisme terangkum dalam elemen jurnalisme,†sahut Firman.
Sembilan Elemen Jurnalisme yang disampaikan Firman bersumber dari buku yang ditulis Bill Kovach dan Tom Rosenstiel—wartawan Amerika Serikat.
Elemen pertama adalah kebenaran, landasan utama bagi jurnalis dalam memuat berita. Kedua loyalitas jurnalisme adalah kepada warga. Ketiga, intisari jurnalisme adalah sebuah disiplin verifikasi.
Selain itu, jurnalis harus tetap independen dari pihak yang mereka liput. Lalu, Seorang jurnalis harus memihak publik atau masyarakat, bukan para pemangku kekuasaan.
Elemen keenam adalah jurnalisme harus menghadirkan sebuah forum untuk kritik dan komentar publik. Tujuh, wartawan harus membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan. Kemudian, wartawan harus menjaga berita dalam proporsi dan menjadikannya komprehensif.
Terakhir, yang tidak kalah penting dari penyampaian Firman adalah jurnalis tidak boleh mengabaikan hati nurani mereka.
Contohnya jika ada kecelakaan di jalan, bagi Firman yang harus pertama kali dilakukan adalah menolongnya, bukan memotret.
“Karena bisa jadi jika terlambat sedikit saja akan membahayakan nyawa orang tersebut. Maka, esensi sebagai seorang jurnalis justru akan dipertanyakan.â€
Setelah materi Sembilan Elemen Jurnalisme, lanjut materi Manajemen Redaksi oleh Annisa Febiola selaku Redaktur Muda Bahana Mahasiswa.
Manajemen Redaksi adalah suatu cara merencanakan dan mengelola media. Pembahasan kali ini terkait struktur yang meliputi pimpinan umum, pemimpin redaksi, pemimpin perusahaan, sekretaris, bendahara dan pustaka dokumentasi.
Annisa katakan bahwa tugas pemimpin redaksi adalah bertanggung jawab dalam hal liputan. Pemimpin redaksi mengkoordinasi dan mengevaluasi redaktur pelaksana.
Redaktur pelaksana bertanggung jawab untuk mengontrol redaktur. Kemudian, redaktur yang membantu reporter untuk mencari berita di lapangan.
Sedangkan, pemimpin perusahaan berperan pada bagian penyediaan keuangan dan kerjasama (operasional media).
Rapat Proyeksi juga merupakan bagian dari manajemen redaksi. Dalam rapat proyesksi ada tahap evaluasi satu dan dua.
Evaluasi satu menyelesaikan bahan non liputan yang biasanya berupa opini, rubrik sastra atau Teka Teki Silang. Sedangkan evaluasi dua untuk menyelesaikan bahan liputan.
Setelah materi Manajemen Redaksi selesai, dilanjutkan dengan simulasi rapat proyeksi. Peserta dibagi menjadi empat kelompok. Setiap kelompok harus menentukan nama media, struktur dan membagi tugas setiap anggota. Mereka harus mencari bahan liputan di sekeliling kampus UNRI Panam. Adapun rubrik wajib yang harus dimuat adalah tulisan Straight News, Feature dan Laporan Utama.
Peserta didampingi oleh pamong untuk mencari bahan liputan. Ada yang ke tempat makan, pedagang kaki lima hingga ke kelembagaan UNRI yang sedang mengadakan kegiatan.
“Senang karena kesibukan yang asyik,†ucap Hafidz salah satu peserta Kenal Bahana.
Penulis: Indah Laila Sari
Â