Waktu menunjukkan pukul enam pagi, beberapa kamar di Hotel Edu Kridawisata Lampung diketuk oleh panitia Pendidikan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional atau PJTLN. Minggu, 16 Oktober 2016 adalah hari kedua PJTLN yang ditaja oleh Lembaga Pers Mahasiswa Teknokra Universitas Lampung. Pagi ini panitia mengajak peserta melakukan senam pagi, dipandu seorang panitia yang jadi instruktur. 30 menit waktu yang dibutuhkan untuk senam pagi itu, selanjutnya panitia langsung mengarahkan peserta untuk bersiap-siap sarapan dan selanjutnya akan menerima materi.
Kali ini materi untuk peserta adalah Jurnalisme Data. Pematerinya adalah Ahmad Nurhasin. Ia merupakan Redaktur sekaligus Editor di majalah Tempo Jakarta dan juga Ketua Aliansi Jurnalis Independen Jakarta.
Ahmad Nurhasim memulai materinya dengan terlebih dahulu menjelaskan pengertian data. Ia sampaikan bahwa data adalah sekumpulan angka dalam format spreadsheet (baris horizontal dan kolom vertikal). Data yang dimaksud adalah kumpulan angka-angka dalam bentuk tabel yang harus diolah terlebih dahulu. Data sangat bermanfaat bagi seorang jurnalis, karena data berpotensi melahirkan karya yang lebih akurat. Dari sebuah data seorang jurnalis dapat membuat sebuah liputan yang menarik.
Nurhasin jelaskan cara mengolah sebuah data yang semrawut menjadi sebuah berita atau sebuah informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
“Kita dapat mengubah sebuah data yang bobotnya sampai 500 halaman menjadi sebuah informasi yang sederhana hanya dalam 1 halaman saja,†terang Nurhasim.
Setelah itu, peserta langsung diajarkan paktek mengolah data. Setiap peserta sudah membawa laptop dan akses internet. Pertama, Ahmad menunjukkan kepada peserta cara mendapatkan data yang akurat dari situs di internet. Tahapan yang harus dilakukan pertama yaitu mencari data dari sumber yang jelas. “Data yang akurat biasanya didapat dari situs resmi suatu lembaga/instansi tertentu yang menyimpan data tersebutâ€.
Kemudian data tersebut di saring, fungsinya untuk memastikan kembali apakah data itu benar-benar akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Penyaringan dilakukan dengan melihat kembali kejelasan sumber dari data tersebut.
Tahapan selanjutnya visualisasi data, dalam tahapan ini sebuah data yang sudah didapat kemudian diolah menggunakan program microsoft excel. Peserta belajar cara merapikan data, hingga dapat menjawab pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya tentang data tersebut.
Ahmad Nurhasim kemudian memberi sebuah data tentang jumlah penumpang yang meninggal dan selamat pada peristiwa tenggelamnya kapal titanic. Data yang diberikan berkisar 350 halaman. Peserta dilatih tentang cara mengubah data tersebut menjadi sebuah informasi yang sederhana dan mudah dimengerti. Â Selanjutnya data tersebut di visualisasikan kedalam sebuah aplikasi pikto chart. Dengan Pickto chart, data akan diubah kedalam bentuk diagram dengan bentuk-bentuk yang lebih menarik. Kemudian, tahap akhir data akan dibuat menjadi sebuah tulisan yang menarik yang dapat dimengerti oleh orang awam.
Dalam waktu kurang dari tiga  jam peserta dapat terampil dalam mengolah data menjadi sebuah informasi yang lebih menarik dan mudah dimengerti.
Ahmad Nurhasim sampaikan bahwa seorang jurnalis juga dapat mengolah sebuah data menjadi tulisan yang lebih menarik. Tanpa harus menyewa pakar untuk mengolah data yang begitu banyak. *Martha