Oleh Tim Dokter RS Unri
Mahasiswa yang sering beraktifitas di kampus pasti sulit menghindari kuliner disekitarnya. Selain murah meriah—sesuai dengan isi dompet mahasiswa, aneka kulirnya juga cukup beragam. Salah satunya kuliner andalan mahasiswa Universitas Riau, Ayam Geprek.
Ayam Geprek saat ini sudah bertebaran di mana-mana, dari Warung Ayam Gopek, Ayam Geprek Cak Kuat, Warung Ojolali Manyar Sakti, Nasi Sambel Lesung, hingga Waroeng Si Mbok yang beragam sambelnya dan masih banyak lagi ayam-ayam geprek lainnya.
Nggak bisa dipungkiri kita seringkali memilih ayam geprek ketika lidah sedang rindu dengan ayam gurih yang pedas. Tinggal pilih berapa cabe  yang kamu mau, lalu bisa makan kenyang sampai nangis kepedesan deh.
Namun jika menilik dari suduh pandang ilmu gizi seputar kebersihan makanan sekitar UNRI, ternyata pedagang belum menerapkan pola kebersihan yang benar secara preventif. Preventif dapat diartikan sebagai tindakan pencegahan, dalam hal ini pencegahan dari terjangkitnya penyakit, baik penyakit infeksi maupun degeneratif.
Lalu, bagaimana caranya makanan sekitar unri menerapkan konsep preventif itu?
Pertama, saat proses penggorengan. Rata-rata pedagang memakai minyak goreng secara berulang-ulang, tidak mengganti dengan yang baru.Minyak yang dipakai hari ini, dipakai lagi besoknya.
Kemudian, untuk wajan, jika sudah digunakan seharian tapi tidak dicuci dapat memicu berkembangnya bakteri.
Bayangkan, tempat persiapan dan pemasakan bahan makanan yang lengket dengan minyak, serta masih terdapat sisa-sisa bahan makanan harus dilap dengan lap yang sama dari pagi hingga sore.
Tidak jarang pisau dan alat masak lainnya juga dilap dengan lap yang sama. Padahal dari lap tersebut juga dapat menyebabkan kontaminasi silang pada makanan.
Kedua, pedagang makanan sekitar kampus biasanya sangat padat saat jam makan siang. Sehingga, teknisnya pembayarannya pun melibatkan pedagang (yang memasak) juga melakukan kontak langsung dengan uang. Sebaiknya tidak begitu, karena uang juga merupakan sumber bakteri dan dapat mengotori tangan pedagang saat bekerja.
Oleh karena itu ahli gizi memberikan beberapa tips cara memilih makanan sehat disekitar kampus.
- Cerdaslah memilih makanan diluar kampus Istilah Gaya Makan Tipikal Anak Baru, kerap berkaitan dengan pilihan makanan tak sehat oleh mahasiswa/i di luar kampus. Sekilas mungkin enak, ada akses makanan tak terbatas dan pilihan untuk bersosialisasi sekaligus. Namun kalau dihajar porsi seperti itu terus-menerus, badan bisa sakit dengan cepat.
Sadarilah bahwa umumnya mahasiswa memang tidak memerhatikan kesehatan dan asupan gizi, jadi pilihan yang disediakan mungkin memang sengaja tidak diarahkan ke gaya hidup sehat. Hindari pilihan seperti ini dan berusahalah menemukan makanan bergizi di tengah makanan siap saji!
- Simpan camilan sehat di kamar asrama. Sediakan buah, kacang-kacangan atau granola buat camilan. Ketimbang kabur jajanan di luar selama begadang untuk belajar, makanlah makanan sehat ini. Ini juga cara yang murah sekaligus melangsingkan badan untuk tetap kenyang dan bugar sepanjang hari!
- Makanan semacam ini mengenyangkan perut lebih lama dan tidak akan membuat “gelisah” seperti pada konsumsi minuman berenergi dan makanan manis lainnya.
- Ada banyak buah yang tidak perlu dimasukkan kulkas seperti jeruk, pisang, apel, dan pir.
- Jika mungkin, sediakan kulkas mini dan taruh di kamar asrama untuk menyimpan makanan yang cepat habis seperti yoghurt, selai kacang, dan susu.
- Tahan diri agar tidak makan camilan saat tengah malam. Anak kuliah lazim begadang sampai malam untuk menyelesaikan tugas atau persiapan ujian esok hari, dan kerap bergantung pada camilan agar tidak mengantuk. Namun tambahan kalori dari makanan macam ini dapat terus menumpuk jika Anda tidak hati-hati.
- Minumlah teh. Sediakan cerek listrik di kamar asrama untuk minum teh hijau, saat malam. Kalau mendadak ketagihan yang manis-manis, tambahkan sedikit madu ke dalam teh. Teh juga dapat membantu menjaga mata tetap melek tanpa harus gelisah gara-gara kebanyakan kopi.
- Jika Anda ingin makan camilan saat malam, pilihlah yang bergizi seperti buah atau kacang-kacangan, agar tubuh mendapat asupan vitamin serta gizi yang dibutuhkan untuk bekerja berat.
- Makanlah di rumah jika bisa. Bersosialisasi merupakan komponen utama dari pengalaman kuliah dan biasanya sarat selingan makan dan minuman berenergi. Memasak makanan sendiri di rumah tidak hanya membantu mengendalikan asupan kalori dan gizi, tapi juga menghemat uang. Jika Anda memasak di rumah, sangat mudah merencanakan makanan untuk beberapa hari atau minggu.
- Isi dapur dengan makanan sehat. Cara terbaik menjamin asupan makanan sehat adalah dengan membeli dan menyediakan makanan sehat. Pilihan yang kaya gizi akan membantu memperkuat kebiasaan makan sehat dan mematahkan kebiasaan yang buruk
- Kebiasaan menyimpan makanan sehat mengharuskan Anda untuk lebih sering belanja makanan. Kalau ini tidak memungkinkan, pertimbangkan membeli buah-buahan dan sayuran beku. Ini sama sehatnya dengan makanan segar dan lebih sedikit diproses di pabrik. Makanan macam ini juga lebih mudah diselipkan ke hidangan lain, seperti tumis atau salad.
- Pastikan untuk menyimpan pula makanan jenis biji-bijian yang tidak cepat habis seperti pasta gandum, oatmeal, sebagai stok makanan cepat kalau kepepet.
- Belilah produk berbasis susu seperti yoghurt, susu atau keju untuk menjamin asupan protein dan kalsium.
- Belilah makanan yang kaya protein seperti biji-bijian, kacang-kacangan dan daging segar.
- Jangan lupa menyediakan minyak sehat seperti minyak goreng ketimbang mentega atau margarin.
- Sediakan berbagai bumbu dan rempah sebagai penyedap masakan yang menghadirkan beragam rasa, tergantung makanan apa yang sedang Anda inginkan.
Di saat seperti ini, bisa jadi sulit menjaga kesehatan di kampus, apalagi dengan kebiasaan lembur belajar sampai jauh malam, keterbatasan dana dan keharusan untuk terus-menerus bersosialisasi. Namun, dengan membuat pilihan cerdas soal makanan dan menyisihkan waktu berolahraga, Anda dapat tetap makan makanan sehat dan bugar saat kuliah.