Sekitar pukul sepuluh Waktu Indonesia Tengah, sebelas orang ditangkap aparat Polair Polda Sulawesi Selatan. Mereka adalah tujuh nelayan Pulau Kodingareng serta empat mahasiswa. Para nelayan bernama Asrul, Andi Saputra, Irwan, Mustakin, Nasar, dan Rijal.

Tiga dari empat mahasiswa yang ditangkap adalah kru dari Pers Mahasiswa berbeda. Hendra adalah Pimpinan Umum UKPM Catatan Kaki Universitas Hasanuddin, Mansyur Pemimpin Redaksi UPPM Cakrawala Universitas Muslim Indonesia dan rekannya Muh Raihan. Terakhir, Ramma dari Front Mahasiswa Nasional.

Mereka ditangkap usai gelar aksi mengusir kapal PT Royal Boskalis yang saat itu kembali melakukan penambangan di Copong, Kepulauan Singkarang. Namun dalam perjalanan balik ke Kodingareng, mereka dihadang oleh dua speedboat. Tak lama, beberapa nelayan ditangkap dan dipukuli oleh aparat secara tiba-tiba.

“Bahkan lehernya sempat diinjak-injak,” ujar Kadri, Anggota Divisi Multimedia UKPM Catatan Kaki Universitas Hasanuddin. Para kru pers mahasiswa sempat menunjukkan kartu pers mereka, namun aparat tak menghiraukan.

Selang dua belas jam penangkapan, barulah Kuasa Hukum nelayan dan mahasiswa diberikan akses masuk menjenguk korban yang ditangkap. Kuasa Hukum berasal dari Lembaga Bantuan Hukum Makassar. Mengenai kondisi mereka, belum ada kabar yang lengkap. “Belum jelas, tapi katanya besok sudah dibebaskan,” lanjutnya.

Kadri juga menegaskan bahwa mereka tetap akan mengatur strategi guna mengawal nelayan dan rekannya yang ditahan. Pengawalan dipastikan tak akan berhenti sampai benar-benar bebas. Meskipun nantinya telah dibebaskan, penangkapan ini akan terus diusut tuntas.

Lokasi penambangan pasir berada di wilayah tangkapan para nelayan setempat. Dalam tiga hari belakangan, warga sipil gencar menggelar aksi. Pengusiran yang dilakukan warga pun dianggap bak angin lalu bagi aktivitas pertambangan pasir, kapal tambang tetap beroperasi.

Sejak awal, proses penambangan sudah mengganggu aktivitas penangkapan ikan yang menjadi rutinitas para nelayan. Kata Afifsyah, Pimpinan Umum UPPM, hal ini mengakibatkan hasil tangkapan nelayan menurun drastis. “Bahkan sampai tidak mendapatkan ikan sama sekali,” pungkasnya.

Reporter: Raudatul Adawiyah Nasution