Kongres V Ikatan Keluarga Alumni Universitas Riau (IKA UNRI) telah selesai digelar. Nama Ketua Umum IKA UNRI yang baru pun sudah didapat. Dialah Wan Muhammad Hasyim, atau akrab disapa Suhu Wan. Hingga 2025 mendatang, Suhu Wan akan melanjutkan nakhoda Ahmad Hijazi.
Ketua Panitia Eka Putra Nazir dalam laporannya mengatakan, Kongres IKA UNRI sebagai ajang silaturahmi bagi seluruh alumni. Selain itu, juga sekaligus ajang demokrasi untuk memperbarui aturan-aturan dasar organisasi. Paling besarnya, memilih ketua umum yang baru. Ia mengimbau agar seluruh alumni untuk bersama membanggakan almamater biru langit dengan semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan.
Saat ini, alumni UNRI berjumlah kurang lebih 109 ribu orang. Terhitung sejak berdirinya UNRI tahun 1962 hingga wisuda pada Febuari 2021 lalu. Hal ini disampaikan oleh Rektor Aras Mulyadi ketika membuka kongres secara resmi.
“Harapan kami, agar seluruh alumni bersama-sama bersinergi untuk membangun Universitas Riau semakin baik ke depannya dan terus membanggakan almamater kita tercinta ini,†imbaunya dalam kata sambutan.
Selain itu, Aras berharap IKA UNRI menjadi pusat informasi pekerjaan serta relasi ke lembaga-lembaga. Tak lupa, menjadi inspirasi bagi mahasiswa saat ini.
Rangkaian acara kongres dilanjutkan dengan silaturahmi seluruh alumni via Zoom Meeting. Satria Utama dan Eka Sari Kurnia sebagai pemandu. Keduanya merupakan mantan penyiar legendaris radio UNRI.
Silaturahmi alumni semakin hidup ketika pemandu mengajak salah satu pendiri IKA UNRI untuk berbincang-bincang ihwal terbentuknya organisasi ini. Adnan Kasri ceritakan, bermula dari Fakultas Perikanan yang membentuk ikatan alumni pada awal tahun 1974.
Setahun berlalu, Adnan Kasri mulai berpikir untuk membentuk pula ikatan alumni lingkup universitas, yang saat itu belum ada. Ia mengajak beberapa para alumni sarjana muda UNRI untuk berdiskusi perihal idenya itu. Rekan-rekan alumni lain pun mengamini. Hingga akhirnya, terbentuklah IKA UNRI yang telah disetujui oleh Muchtar Lutfi–saat itu sebagai presidium 1. Adnan Kasri ditunjuk sebagai Ketua Umum pertama. Ia memegang amanah itu selama 20 tahun lamanya. Begitulah cerita singkat cikal bakal terbentuknya IKA UNRI.
Berlanjut ke sidang kongres yang dimulai pukul 1 siang. Usai rapat dengan memakan waktu kurang lebih 3 jam, terpilihlah 5 pimpinan sidang. Edwin Sarif dari Fakultas Teknik (FT) sebagai pimpinan sidang satu, Aslan dari IKA UNRI Jabodetabek yang kedua, Deni Kurnia dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebagai pimpinan sidang tiga. Lalu Asril Darma dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Asep Aryana dari Fakultas Pertanian sebagai pimpinan sidang empat dan lima.
Memasuki sidang pleno, Ahmad Hijazi beritahukan bahwa seharusnya kepengurusan sudah demisioner pada 8 Febuari 2021. “Sejak November 2020, sebenarnya kongres UNRI telah direncanakan akan dilaksanakan pada Januari 2021. Namun, karena pandemi, Rektor UNRI memperpanjang pelaksanaan Kongres V IKA UNRI hingga Juni ini,†katanya.
Zul Asri mewakili FT berikan pandangannya. Menurutnya, evaluasi-evaluasi yang telah ada dijadikan patokan untuk kegiatan yang lebih baik lagi di kepengurusan ke depan. Kemantapan dalam berorganisasi perlu dipertegas lagi. “Terutama di AD/ART [Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga], supaya tidak terjadi gonjang-ganjing lagi karena lemahnya aturan organisasi kita,†ujarnya.
Pandangan lain disampaikan pula oleh Makmur, dari IKA Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Ia utarakan kekecewaannya karena IKA UNRI Pusat tak diikutsertakan sebagai peserta rapat dalam sidang pleno kongres kali ini. Hal ini menurutnya telah menyimpang dari AD/ART yang ada. Mewakili IKA FEB, Makmur menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh pengurus IKA Pusat.
Usai penyampaian pandangan umum dari perwakilan delegasi dan laporan pertanggungjawaban dari Ahmad Hijazi, kepengurusan IKA UNRI periode 2016-2021 dinyatakan demisioner oleh Edwin Sarif. Lanjut ke sidang pleno ketiga, membahas AD/ART, program kerja, serta butir rekomendasi.
Delegasi dari alumni FKIP berikan pandangan mengenai kesesuaian motto Alumni Bersatu Melangkah Maju yang kurang menyatu dengan sistem pemilihan saat ini, di mana satu delegasi membulatkan satu suara. Hal ini dianggapnya seperti telah ada transaksi-transaksi yang diatur sedemikian rupa.
Hal itu dibenarkan oleh delegasi IKA Fakultas Perikanan. Ia setuju bila dalam sistem pemilihan berikutnya memberikan hak suara kepada setiap individu alumni.
Sementara dari IKA Jabodetabek mengusulkan agar pengurus lama juga diberi hak untuk memberikan suara. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk apresiasi atas kepengurusan mereka. Selain itu, mereka juga memiliki hak atas organisasi IKA ini.
Setelah mendengar pandangan-pandangan perwakilan fakultas tersebut, beberapa saran pun dirangkum. Adanya perubahan pada AD/ART, sistem pemilihan one man one vote, penetapan kekhususan nama IKA UNRI. Lalu, periodesasi kepengurusan selama 4 tahun yang telah disetujui oleh seluruh peserta sidang secara virtual.
Terakhir, barulah pemilihan dimulai. Berdasarkan Pasal 17 dalam tata tertib aturannya, tahapan pemilihan Ketua Umum IKA UNRI dimulai dengan penjaringan bakal calon ketua umum selama 7 hari. Tahapan ini dilakukan oleh Steering Committee atau SC.
Tiga nama calon kandidat pun masuk. Moris Adidi, Wan Muhammad Hasyim, dan Ahmad. Namun, Moris Adidi kemudian dinyatakan tak memenuhi syarat sebagai calon ketua umum. Sebab, ia tak mendapat dukungan. Sementara itu, Suhu Wan mendapatkan 4 dukungan dari IKA Jabodetabek, IKA Fakultas Ekonomi, IKA FKIP, dan IKA Kedokteran. Sementara Ahmad mendapat 4 dukungan pula. IKA Fakultas Gelar teknologi, Komisariat RAPP, IKA Fakultas Hukum, serta IKA Fakultas Teknik. Mulanya, IKA Kabupaten Indragiri Hilir mendukung Ahmad. Namun, dukungan tersebut dinyatakan tidak sah karena tak dilengkapi materai.
Suhu Wan paparkan visinya mewujudkan IKA UNRI sebagai organisasi yang mandiri, solid dan berbasis kewirausahaan, yang bermanfaat bagi alumni dan masyarakat.
Misinya pertama untuk mengegolkan visi tersebut ialah melalui pengelolaan organisasi yang baik dan transparan, juga melangsungkan silaturahmi produktif yang berkelanjutan. Lalu mengembangkan kewirausahan, bekerjasama dengan dunia usaha, mengembangkan unit-unit ekonomi sebagai wadah belajar bekerja dan pasar produk potensial milik mahasiswa dan alumni. Terakhir, berperan penting dalam mewujudkan visi misi kampus dengan sebutan jantung hati masyarakat Riau ini.
Alumni FEB ini sampaikan garis besar program kerjanya yang terdiri dari 6 poin. Pertama, rapat kerja tahunan, serta rapat bulanan secara daring dan luring. Kemudian pendirian unit usaha, silaturahmi akbar, bantuan pendidikan bagi mahasiswa kurang mampu, pelatihan kewirausahaan bagi alumni dan mahasiswa. Juga, membangun kerjasama dengan berbagai mitra dalam program organisasi.
Sedangkan Ahmad, hadir membawa visi IKA UNRI yang bersatu sebagai wadah optimalisasi potensi alumni dalam berkarya, berkreasi, untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh alumni baik tingkat daerah, nasional, dan internasional.
Misinya yang pertama adalah meningkatkan persatuan alumni dan menjalin keakraban tanpa memandang perbedaan. Kemudian menjadikan IKA UNRI independen, sehingga dapat bersikap kritis dalam memberikan masukan positif bagi pengelola almamater dan pemerintahan. Juga, memberdayakan alumni dengan pelatihan, pembinaan usaha mandiri, dan membantu penempatan lapangan pekerjaan. Lalu mempersiapkan sekretariat permanen dalam jangka 100 hari kepengurusan, serta memastikan data base alumni di seluruh tingkatan IKA.
Usai beradu visi dan misi, dilanjutkan dengan voting ketua umum yang diwakilkan oleh 15 orang delegasi. Perhitungan suara berlangsung menegangkan, keduanya saling kejar-mengejar suara. Akhirnya Wan Muhammad Hasyim dinyatakan sebagai pemenang dengan suara terbanyak. Pemilik ritel IdolMart ini menerima delapan suara, sedangkan Ahmad dengan tujuh suara. Terpaut satu suara saja.
Dalam sambutan penutupnya, Suhu Wan mengucapkan rasa syukur serta terima kasih telah mempercayakan dirinya menjadi nakhoda dari organisasi terbesar yang mewadahi alumni UNRI ini.
Reporter: Almuhaimin Kembara Elmarbuni
Editor: Annisa Febiola