Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM UNRI) mengadakan rapat koordinasi membentuk tim sigap bencana UNRI. Rapat dihadiri beberapa perwakilan kelembagaan seperti Koperasi Mahasiswa, Korps Sukarela Palang Merah Indonesia, UKM Pramuka serta Bahana Mahasiswa.
Sebelumnya wacana ini sudah didiskusikan BEM UNRI, UKM Pramuka, Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup serta Resimen Mahasiswa bersama pihak rektorat.
Menurut Syafrul Ardi Presiden BEM UNRI tim sigap bencana sebagai bentuk kepedulian UNRI terhadap bencana. Salah satunya dengan menjadi relawan. Tak hanya di Riau, bahkan di luar Riau.
“Apabila ada bencana di luar daerah, kita akan mengirimkan setidaknya lima orang yang benar-benar mampu.â€
Pembentukan tim ini berkaitan dengan tuntutan mahasiswa UNRI dalam aksi mereka mengenai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebelumnya.
Menurut data di Karhutla Monitoring Sistem milik Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebanyak 30.065,00 hektar hutan dan lahan di Riau sudah habis dilalap api sepanjang 2019.
Mahasiswa hendak mengambil peran dalam Satuan Petugas (satgas) ini, namun terkendala sebab tak sembarang orang bisa terlibat.
“Mahasiswa ingin terjun langsung mengatasi karhutla, bukan sekadar bagi-bagi masker saja,†sambung Syafrul.
Belum dapat dipastikan kapan tim sigap bencana ini bisa dijalankan. Sampai saat konsolidasi dilangsungkan (21/8), Surat Keputusan (SK) tim belum dikeluarkan pihak rektorat. Begitupun struktur kepengurusannya yang belum bisa dibentuk.
Setelah tim resmi dibentuk, anggota akan diberi pelatihan. Pelatihan ini ditargetkan pada September mendatang. Dari pelatihan dilihat kesiapan para relawan untuk ikut terjun langsung.
Syafrul berharap, keikutsertaan tim dapat terus berlanjut selagi masih dibutuhkan. Berhubung terbentuknya tim ini dilatarbelakangi oleh kondisi Riau yang sudah kurang lebih 22 tahun menghirup asap akibat karhutla.
Dikutip dari laman Tirto.id, hingga 13 Agustus tercatat sebanyak 9.630 orang di Riau terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA. Data ini disampaikan Widyawati Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemnterian Kesehatan berdasarkan laporan kunjungan pasien di Dinas Kesehatan Riau.
Reporter: Firlia Nouratama, Salsabila Diana
Editor: Annisa Febiola