Tampuk kepemimpinan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis atau FEB Universitas Riau (UNRI) segera berganti nahkoda. Nama Alvi Furwanti Alwie pun keluar sebagai pengganti posisi Sri Indarti sebagai dekan sebelumnya. Pemungutan suara dilaksanakan dalam senat tertutup pada 17 November lalu.
Bersama Alvi, hadir Emrinaldi serta Sri Endang untuk berlaga memperebutkan kursi orang nomor wahid di FEB untuk periode 2023-2027. Namun, suara senat dominan memilih Alvi. Ia unggul 12 suara dari total 19 pemilih hingga kalahkan lawannya.
Alvi ceritakan proses yang dilewatinya hingga terpilih menjadi dekan.
Sebelum ke tahap pemilihan, perempuan yang lahir di Tembilahan pada 12 Oktober 1970 ini harus memenuhi pelbagai persyaratan. Setelah semua syarat rampung, namanya kemudian terdaftar sebagai calon.
Kemudian, panitia pemilihan dekan pun lakukan proses tahapan. Terakhir, pemilihan dekan dalam sidang senat tertutup.
“Sesuai SK [Surat Keputusan] Rektor tentang pemilihan dekan,” ucapnya.
Mengejar gelar sarjana strata satu di Universitas Riau kemudian magister di Universitas Padjadjaran. Hingga doktor di Universitas Brawijaya, kini nama Alvi bergelar Dr. Hj. Alvi Furwanti Alwie, SE., MM. Ia mantap berprofesi sebagai dosen sejak Maret 1998.
Bila dihitung usia, sudah 24 tahun Alvi abdikan diri sebagai tenaga pendidik di UNRI. Kurang lebih hampir separuh umurnya.
Selama mengajar di FEB, relasi organisasi dan kerja perempuan berumur 52 tahun ini terbilang luas. Buktinya, Alvi sempat menjadi sekretaris pada Jurusan Manajemen UNRI pada 2004 hingga 2006. Kemudian menjadi asisten direktur keuangan dan administrasi di program Pascasarjana UNRI.
Tak hanya itu, karirnya juga melintang di pemerintahan daerah. Sejak 2017 hingga sekarang, Alvi diangkat menjadi tenaga ahli (ad-hoc) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekanbaru. Lalu menjabat Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Indragiri Hilir.
Tak sampai disitu, Alvi kini menjabat sebagai Koordinator Pengembangan Karir dan Kewirausahaan UNRI. Hingga saat ini juga menjadi Ketua Program Wirausaha Merdeka Aksi Pemuda Kampus Biru Langit.
Setelah pelantikan nanti, Alvi bilang bahwa ia akan melakukan elaborasi program kerja yang sesuai dengan regulasi yang berlaku. Tujuannya agar segala ketercapaian bisa terukur sesuai dengan waktunya sehingga segala hal dapat dideskripsikan dengan jelas.
“Apakah membutuhkan satu, dua, tiga atau empat tahun sesuai dengan masa jabatan,” tuturnya.
Sambungnya, kualitas akreditasi dan jaringan perlu diperbaiki. Kemudian, ia akan mengembangkan agar dosen atau pengajar punya pengalaman dan pengabdian yang tinggi. Sehingga terciptalah lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.
“Semua punya kualifikasi yang luar biasa. Tinggal kita arahkan, kita ayomi, kita jembatani sehingga bisa menghasilkan bakat-bakat yang terbaik,” ucap Alvi.
Bicara perihal tantangan, Alvi katakan bahwa hal tersebut kini berkaitan seputar lingkungan. Belum lagi permasalahan tentang kurikulum serta aturan-aturan yang berubah. Kemudian kondisi teknologi yang mesti diantisipasi. Ia sebut kuncinya adalah kerja tim yang handal dan tangkas.
Alvi berharap, kelak FEB UNRI akan bertaraf internasional dan dapat bekerja sama dengan mitra kelas dunia. Apalagi dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni yang berorientasi pada perekonomian di kawasan Asia Tenggara tahun 2035.
“Tentunya pondasi harus kita kuatkan. Diikuti dengan kerja keras terstruktur dan kita yakin bahwa itu akan tercapai dalam satu periode,” pungkasnya.
Lanjut Alvi, ia hanya memfasilitasi jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan pada diri mahasiswa agar tumbuh mandiri.
“Sehingga perannya dapat teroptimalisasi menjadi bagian dari lahirnya cendekiawan-cendekiawan kampus yang bisa bertanggung jawab terhadap kehidupan sendiri dan juga orang sekitarnya,” tutup Alvi.
Penulis : Arthania Sinurat
Editor : Karunia Putri