Pagelaran Pemilihan Raya atau Pemira Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Riau telah usai. Pasangan Khariq Anhar dan Farhan Al-Hafizd terpilih secara aklamasi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Mahasiswa gantikan Sukri Rizki Ilahi dan Andi Afi, pada Sabtu (3/12).
Terpilih sebagai Gubernur serta Wakil Gubernur Mahasiswa (Gubma-Wagubma) Faperta, Khariq dan Farhan tentu telah mempersiapkan berbagai rancangan program kerja melalui visi dan misinya. Bank sampah menjadi salah satu program unggulan mereka nantinya, program tersebut merupakan bagian dari misi mereka yaitu Go Green.
“Saya mengharapkan sampah-sampah seperti buah-buahan dan sayuran akan dibuat pupuk organik cair, sedangkan sampah plastik akan dikumpulkan dan dikelola menjadi beasiswa aktivis,” tambah Khariq.
****
Mulanya, Khariq dan Farhan bukanlah satu-satunya pasangan calon Gubma dan Wagubma Faperta. Ada M. Alnanda Satrio D.K dan Zufarul Aswari yang menjadi rivalnya. Namun, sejak panitia Pemira mengunggah surat keputusan hasil verifikasi dan kelengkapan berkas pada 1 Desember lalu, desas desus adanya aklamasi terdengar.
Melalui akun Instagram @pemirafaperta2022, terlihat keterangan pernyataan tidak lulus verifikasi dan kelengkapan berkas untuk pasangan calon Satrio dan Aswari.
“Berkas kami ada yang belum keluar dari fakultas. Sehingga di bagian verifikasi sampai hari yang sudah ditentukan kami tidak bisa melengkapi itu,” ucap Satrio.
Berkas yang dimaksudkan berupa surat keterangan berkelakuan baik, transkrip nilai, dan surat keterangan hasil studi. Sayangnya, tak kunjung dikeluarkan oleh biro fakultas.
Aswari bilang, mereka meminta keringanan waktu mengenai verifikasi berkas kepada panitia. Hanya saja, panitia enggan memberikan waktu tambahan. Solusi yang diberikan adalah menyarankan untuk melengkapi berkas yang ada di portal.
“Kami ambil dari portal juga enggak diterima. Karena belum ada tanda tangan dari dekan,” jelas Aswari.
Fatia Zahara Maulidia selaku koordinator acara menyampaikan hal sebaliknya. Ia katakan bahwa panitia sudah memberikan dispensasi mengenai berkas dari biro. Agar calon yang terkendala tersebut dapat mengumpulkan saat verifikasi berkas.
“Calon-calon yang gugur tidak mengikutinya dengan baik,” kata Fatia melalui pesan WhatsApp.
Pasangan calon Satrio dan Aswari menyayangkan terpilihnya Gubma – Wagubma Faperta secara aklamasi. Sebab mengingat tahun lalu, Pemira Faperta juga terlaksana dengan cara yang sama. Mereka menyebut masalahnya terletak pada waktu dan informasi yang disampaikan panitia. Pasangan calon ini mendengar kabar adanya Pemira terhitung tujuh hari sebelum penutupan pendaftaran.
“Sekitar H-7 baru terdengar sama kami bakal ada pemilihan,” sebut Satrio.
Padahal Ketua Pelaksana Pemira, Ambi Egi Ardiyo merasa bahwa waktu yang telah diberikan cukup banyak. Panitia melaksanakan sosialisasi hingga pendaftaran lebih kurang dua minggu. Pemberian waktu pendaftaran juga mencapai satu minggu.
“Jika mereka dari awal telah mengangsur berkas maka dirasa cukup mudah untuk melengkapi berkas secara keseluruhan,” balas Ambi.
Fatia pun sepakat dengan pernyataan Ambi. Menurutnya, sosialisasi pemira berjalan dengan efektif dalam bentuk kunjungan ke tiap-tiap Himpunan Mahasiswa.
Namun, Ambi juga mengaku turut kecewa terkait terpilihnya Gubma dan Wagubma Faperta secara aklamasi. Dirinya juga menyayangkan keterlambatan biro dalam mengeluarkan surat serta lalainya pasangan calon mengkonfirmasi kembali setiap tahap.
“Kecewa rasanya, kami sudah berusaha sebisanya,” ungkap Ambi.
Khariq selaku Gubma terpilih turut sampaikan kesulitannya dalam mengurus berkas-berkas yang harus diambil dari biro.”Pengurusan di biro Fakultas Pertanian belum maksimal. Membutuhkan waktu satu sampai tiga hari.”
Rangkaian Pemira yang dimulai pada 14 November ini nantinya akan dilanjutkan dengan Musyawarah Mahasiswa pada 26-30 Desember. Kemudian, pelantikan yang akan dilaksanakan pada Januari mendatang.
Penulis: Ratna Mey Kemalasari dan Kristina Natalia
Editor: Karunia Putri