Peresmian Gedung M. Diah, Gedung Serbaguna Milik FKIP UNRI

Gaung suara sirene terdengar usai Rektor Universitas Riau, Sri Indarti menekan tombol hijau di hadapan tamu undangan, tak lama tirai hitam yang tutupi nama gedung perlihatkan dua kata berwarna hijau. Gedung M. Diah, gedung serbaguna milik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau (FKIP UNRI) ini baru diresmikan, Rabu (4/1).

Gedung yang miliki luas 1.044 meter persegi, terletak tepat di samping Laboratorium Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Memiliki aula utama seluas 23 x 25 meter, yang nantinya dapat menampung hingga 700 kursi. Tak hanya itu, Gedung M. Diah juga dilengkapi dengan panggung berbentuk bujur sangkar dengan panjang 19 meter. Ditambah di sisinya terdapat ruang sound system dan persinggahan untuk petugas.

Dekan FKIP, Mahdum turut sampaikan rincian pembangunan gedung. Ia katakan, membangun gedung membutuhkan waktu selama tiga tahun. Terhitung dari tahap perencanaan. Pembangunan pun habiskan dana sebanyak 3,5 miliar.

“Kita mulai merancangnya 2019 dan pada tanggal 23 Desember 2022 ini. Alhamdulillah sudah selesai rampung seperti kondisi yang saat ini,” paparnya.

Gedung dengan nuansa kuning ini dibangun guna menunjang kegiatan akademik di FKIP, misalnya olimpiade. Olimpiade sendiri ialah program kerja tahunan setiap himpunan mahasiswa di FKIP. Tahun ini, olimpiade akan dimulai pada 9 Januari dan berakhir di bulan Mei mendatang.

Selain kegiatan akademik, gedung juga akan dimanfaatkan sebagai income generic seperti lapangan badminton atau disewakan pada hari Sabtu dan Minggu. Tak hanya itu, Mahdum berencana untuk benahkan interior seperti menyediakan videotron. Serta landscape gedung, supaya gedung dapat menjadi ikon Universitas Riau nantinya.

“Bagaimana mekanisme penggunaannya nanti, inilah rencana kami gedung ini akan kita fungsikan,” tambah Mahdum.

Perihal income generic gedung dapat sambutan baik dari Sri Indarti. Menurutnya, hal itu berguna demi menyokong UNRI menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH). Sebab salah satu kriteria kampus PTN-BH ialah memiliki sumber pendapatan bukan Uang Kuliah Tunggal (UKT).

“Saya pikir ini sebuah prestasi yang luar biasa karena gedung ini bisa kita gunakan juga untuk kegiatan-kegiatan yang tadi. Sebagai sumber pendapatan di luar daripada UKT mahasiswa,” tutur orang nomor satu UNRI itu.

Nama Gedung M. Diah diambil dari nama Rektor UNRI yang berasal dari fakultas pencetak calon guru itu. M. Diah menjabat dari tahun 1993 hingga 1997. Sebelumnya, adapun Gedung Bosman Saleh dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Gedung Sutan Balia di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Sri berharap setiap fakultas memiliki gedung representatif dengan nama tokoh di fakultas masing-masing.

Tak hanya ketiga gedung tersebut, Sri sebutkan perlu pengawalan dan pengoptimalan pemanfaatan fasilitas di UNRI. Terkhusus, seluruh civitas akademika. Ia percaya UNRI bisa lebih baik, apabila seluruh unit saling bersinergi dan berkolaborasi dalam memanfaatkan fasilitas UNRI.

“Mari sama-sama kita jaga. Karena kalau yang bukan kita lagi yang menjaga, siapa yang akan menjaga rumah kita sendiri?” tutup Rektor UNRI itu.

Kegiatan pun dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti dengan tinta emas. Serta membuka tirai penutup nama gedung. Penghelatan diakhiri dengan menanam pohon secara simbolis oleh Sri Indarti bersama Mahdum.

 

Penulis: Marchel Angelina

Editor: Najha Nabilla