Dung…
Dung…
Bunyi gong bergema di Aula Rusunawa Universitas Riau (UNRI), usai dipukul Hermandra, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Pukulan gong ini sebagai simbolis pembukaan acara Olimpiade Olahraga Universitas Riau atau O2UNRI, Rabu (7/6).
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga UNRI selaku penyelenggara, usung tema Menjunjung Tinggi Sportivitas, Tunjukan Semangat, dan Jadilah Juara. Kegiatan akan berlangsung selama tujuh hari. Mulai dari 8 hingga 16 Juni mendatang.
“Olahraga itu alat untuk mempersatukan semua orang. Jangan pula olahraga itu membuat konflik,” buka Hermandra.
Dalam sambutannya, Hermandra berharap olimpiade ini melahirkan atlet UNRI yang berprestasi. Ia juga berpesan untuk selalu menjaga sportivitas dan meningkatkan persatuan di Kampus Biru Langit.
“Dengan olahraga kita berjaya, dengan olahraga kita menyatu,” tutupnya.
Bonita Padang, Kapten Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga berharap acara O2UNRI menjadi wadah untuk atlet-atlet terbaik. Ia yakin seleksi olimpiade ini bisa mewakili di Pekan Olahraga Mahasiswa (POMNAS) mendatang.
Ketua Pelaksana O2UNRI, Harun, katakan lima cabang pertandingan ini sama dengan POMNAS mendatang.
Lima cabang olahraga tersebut adalah atletik dengan 35 peserta, bulutangkis 65 peserta, serta 60 peserta untuk cabang catur. Lalu karate sebanyak 44 peserta dan silat 80 peserta.
Tidak selalu berjalan mulus, tentu ada kendala yang dihadapi oleh penyelenggara. Seperti sedikitnya panitia dan peserta yang kurang membersamai jadi kendala selama acara.
Irene Hapsa Padang, Koordinator Acara tuturkan bahwa sulitnya pencairan dana pun turut jadi kendala. Akibatnya acara kurang maksimal. Kendati demikian, O2UNRI tahun ini dianggap lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
“Tahun sebelumnya banyak bentrok jadwal antar fakultas, untuk tahun ini InsyaAllah enggak,” pungkasnya.
Endang Rendy, peserta cabang atletik lari 100 meter ini akui sangat menunggu ajang ini. Ia telah berlatih cukup lama demi mengikuti ajang ini. Walaupun begitu, Rendy mengeluh perihal kurangnya komunikasi antara panitia dengan peserta.
“Karena saya mengalami sendiri, kayak sudah (bayar) HTM [Harga Tiket Masuk] tapi kok grup belum ada dan nggak ada kabar,” keluh Rendy.
Berbeda dengan Rendy, peserta dari cabang catur keluhkan hal yang berbeda. Tiara bilang jadwal acara yang mepet, berujung pada persiapan yang minim.
“Ke depannya untuk persiapan acara harus lebih matang,” ujar Tiara.
Penulis: Kristina Natalia
Editor: Najha Nabilla