Selebaran wajah Mayarni, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau atau UNRI terpajang di beberapa sudut fakultas pada Kamis (5/10).
Brosur bertuliskan Wakil Dekan 2 FISIP UNRI Dipecat Mahasiswa, dipajang oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP. Lantaran adanya dugaan sikap otoriter dan adu domba yang dilakukan Mayarni.
‘’Ini adalah kali kedua wakil dekan II otoriter, dan nyata adanya adu domba antara mahasiswa dengan pegawai,’’ ujar Ahmad Alfiansyah, Gubernur Mahasiswa BEM FISIP UNRI.
Ahmad katakan bahwa sikap otoriter Mayarni sudah pernah terjadi sebelumnya. Sikap tersebut tampak saat proses peminjaman sarana prasarana kampus yang dipersulit.
Tambahnya lagi, saat persiapan Milad FISIP yang ke-61 pada Rabu (4/10), mahasiswa dinilai menjadi pesuruh.
“Seluruh penggeraknya mahasiswa, namun mahasiswa hanya dijadikan babu,” ungkap Ahmad.
Mulanya Ahmad ceritakan bahwa semua akses dan fasilitas untuk milad sudah disetujui untuk digunakan. Tentunya sesuai dengan standar operasional prosedur. Akan tetapi, semua akses tersebut dihalangi oleh Satpam dan Pihak Unit Perlengkapan (UP).
“Setelah rapat, apa saja yang diperlukan sudah disetujui. Seperti ruangan, peralatan, dan semua kunci. Namun, tiba-tiba malam tadi semua di-cut off aksesnya dan kunci tidak dikasih,” jelasnya (5/10).
Ahmad ceritakan permasalahan. Malam jelang milad FISIP, mahasiswa dibatasi untuk menghias persiapan milad di Pascasarjana sampai jam 11 malam.
Semua perlengkapan berada di Sutan Balia dan harus dipindahkan malam itu juga. Namun kendalanya saat itu kunci Sutan Balia tidak tahu dimana keberadaannya.
‘’Kami meminta kunci ke security (satpam) tapi security mengatakan kunci dipegang UP. Sementara dari atasan sudah mengarahkan security untuk tidak memberikan kunci dan itu dibatasi sampai jam 11,’’ jelasnya.
Persoalan kunci ini bagi Ahmad adalah bagian dari adu domba yang dilakukan Maryani terhadap mahasiswa dan para pegawai.
Berbeda dengan Ahmad. Pihak Satpam mengaku ada kesalahpahaman antara mahasiswa, satpam, dan UP.
‘’Semuanya miskomunikasi karena kami tahu itu acara milad, tapi berhubung kunci tidak sama kami dan dibawa sama UP, jadi apa yang mau kita kasih?’’ ucap salah seorang satpam yang tidak ingin disebut namanya, inisial S.
S sampaikan bahwa pihak satpam tidak pernah melarang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan mahasiswa. Bahkan mereka mendukung apapun kegiatan yang ada di FISIP. Dengan ketentuan, kegiatan yang diadakan jelas waktunya dan sudah mendapatkan izin dari atasan.
Sejalan dengan pernyataan S, Radiman dari UP bilang bahwa kejadian tersebut merupakan kesalahpahaman. Kepala UP tersebut sampaikan bahwa saat itu staf UP sedang mengganti karpet podium Gedung Sutan Balia.
“Staf UP itu kerja ganti karpet podium di Sutan Balia dan kecapekan. Setelah itu kunci tersebut diletakkan ke ruangan UP. Namun, dia lupa dan security juga tidak bilang kalau mereka tidak memegang kunci tersebut,’’ jelas Radiman.
Radiman juga menyampaikan bahwa tidak ada unsur kesengajaan terhadap peristiwa yang terjadi pada malam itu. Namun, mahasiswa terlalu cepat menyimpulkan sehingga terjadilah penyebaran flyer dengan visual WD II tersebut.
Hingga saat ini Mayarni tidak merespon ataupun memberikan konfirmasi mengenai perihal ini. Namun, pihak satpam dan UP meyakinkan bahwa ini murni kesalahpahaman.
‘’Kalau ada kesalahan, pihak UP minta maaf karena ini rill ketidaksengajaan dan miskomunikasi,’’ tutup Radiman.
Penulis: Aisyah Yulfitri
Editor: Fitri Pilami