Gedung M. Diah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau (UNRI) dipenuhi oleh stand pameran pada Rabu (18/10).  Pameran tersebut dilaksanakan oleh Pusat Mata Kuliah Wajib Kurikulum atau MKWK Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP).

Mengangkat tema isu nusantara dan toleransi, pameran tersebut gunakan pembelajaran berbasis proyek atau Project Base Learning (PJBL). Pelaksanaannya pun didukung oleh hibah dari Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Rektor UNRI Sri Indarti buka acara secara resmi. Ia sampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan MKWK. Pameran ini berbasis nilai-nilai kepribadian bangsa yang dapat menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. 

Sri berharap MKWK ini dapat menghilangkan tiga dosa besar dalam dunia pendidikan. Di antaranya bullying, intoleransi, dan kekerasan seksual.

Sri juga sampaikan bahwa pameran berbasis proyek ini membawa empat mata kuliah wajib kurikulum yakni, Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Pancasila. 

Lalu ada Ketua Koordinator MKWK Afrianto. Ia sampaikan bahwa UNRI jadi salah satu dari 80 universitas yang menerima hibah.

“80 dari 160 universitas di Indonesia mendapatkan hibah MKWK ini,” ujarnya.

Sistem MKWK kali ini, kata Afrianto, dicetuskan untuk beberapa mata kuliah saja. Saat ini pun UNRI hanya melibatkan 175 mahasiswa dari berbagai fakultas.

Afrianto paparkan mahasiswa yang berkontribusi pada pameran tersebut telah melakukan persiapan selama setengah semester perkuliahan. Nantinya, pameran akan jadi pengganti dari nilai ujian tengah semester mahasiswa. 

Ada pula Mustian dari Lembaga Adat Melayu Riau yang mengatakan bahwa pelaksanaan MKWK kali ini telah sepakati tema isu nusantara dan toleransi bersama 35 universitas lainnya. 

Ada pun penentuan tema tersebut ditujukan agar mahasiswa diberikan pemahaman dalam membina hukum adat. 

Selanjutnya,  Dosen MKWK Bahasa Indonesia Puri Pramita. Ia bilang proyek yang dihasilkan oleh mahasiswa dalam pameran tersebut.

‘’Proyek yang dihasilkan berupa artikel ilmiah, poster, video singkat dan presentasi ilmiah,” pungkasnya.

Harapnya pelaksanaan PJBL ini dapat menghasilkan mahasiswa yang produktif, doing something, inovatif, kreatif dan kolaboratif.

Tidak hanya stand pameran, Puri tambahkan pula ada beberapa penampilan yang mengandung nilai pendidikan dan budaya lokal melayau Riau dari mahasiswa. Penampilan tersebut berupa pembacaan puisi, gurindam 12 karangan Raja Ali Haji, syair serta senandung islami. 

Puri juga sampaikan pelaksanaan PJBL untuk tahun depan masih belum dapat dipastikan. Penentuannya dapat dilakukan setelah proses evaluasi PJBL kali ini. Namun, tegas Puri, PJBL ini akan diutamakan bagi mahasiswa semester ganjil. 

Lanjutnya, pelaksanaan PJBL kali ini mendapatkan antusiasme dari mahasiswa, baik mahasiswa yang terlibat dalam pameran maupun mahasiswa yang datang hanya untuk berkunjung ke pameran.

Kemudian Ikhwan Yasir, salah satu mahasiswa yang mengikuti pameran sampaikan bahwa pelaksanaan pameran dapat meningkatkan skill dalam mata kuliah wajib. Akan tetapi, tambahnya harus dibarengi dengan kreativitas. 

‘’Bagus untuk meningkatkan skill dalam mata kuliah wajib, tetapi perkembangannya harus diikuti oleh kreativitas mahasiswa,” ujar mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian tersebut.

Sejalan dengan Ikhwan, Nisywatul Inayah pun katakan hal yang sama. Pengunjung stand tersebut menilai bahwa pelaksanaan pameran dapat menajdi ajang menambah ilmu pengetahuan. 

“Apa yang kita tidak ketahui jadi tahu karena yang disampaikan bersifat umum. Bisa sedikit banyaknya menambah ilmu pengetahuan,’’ tutupnya.

Penulis: Aisyah Yulfitri

Editor: Fitri Pilami