Belajar Jurnalistik Data Bareng Irma Garnesia

Irma Garnesia jadi pemateri Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) dari LPM Bahana Mahasiswa Unri

Bahana Mahasiswa kembali menaja Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) Kenal Sastrawi VII bertajuk Bongkar Fakta Lewat Data. Berlokasi di Hotel Olgaria, Pekanbaru,  Senin (16/9).

“Jurnalisme data itu menggunakan data dalam laporan jurnalistik,” ujar Irma Garnesia. 

Datang dari Project Multatuli, Irma ialah jurnalis data yang fokus pada penelitian komparatif. Dia katakan jurnalisme data tak jauh beda dengan jurnalisme lainnya. Hanya saja butuh banyak data, pun penulisannya  lebih panjang.

Mulai dari mencari, menganalisis, hingga mengolah data. Kemudian buat visualisasi data serta narasi untuk jadi berita. Dengan proses yang panjang dan komprehensif, untuk satu berita saja dapat menghabiskan waktu hingga satu minggu.

Wanita kelahiran Padang itu jelaskan menulis berita dengan data tak harus di lapangan. Namun bisa melalui media daring atau dalam jaringan. Dari media kredibel, bukan media cepat.

 “Sekarang itu lebih simpel dan bisa dilakukan di mana saja. Bisa dari Badan Pusat Statistik (BPS), PPS (Panitia Pemungutan Suara), dan Kementerian,” jelasnya.

Untuk sumber data, Irma sampaikan terbagi jadi tiga tingkatan. Tingkatan ini bernama Ring. Ring 1, sumber data dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan lembaga pemerintahan. Lalu Ring 2 dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Non Government Organization (NGO). Terakhir Ring 3,  dari media pelacakan seperti Forbes dan CNN (Cable News Network).

“Semakin tinggi Ring-nya semakin bagus sumber datanya,” ujar Irma.

Lalu dia menunjukkan contoh jurnalisme data. Ada grafik, sumber data, serta penjelasan data. Selain itu wawancara dengan pejabat dan masyarakat juga bisa jadi data.

Irma singgung soal keterampilan yang dalam praktik jurnalisme data. Keterampilan seperti mahir dalam Excel, dan Statistik.

“Katadata publikasi satu grafik dengan tulisan pendek sebanyak 2 paragraf, itu straight news data,” jelas Irma.

Dia menampilkan tulisan Tirto.id, bertajuk Dana Otsus Tak Kunjung Menyejahterakan Papua dan Papua Barat. Sambil memaparkan isinya, terdapat grafik berisi data penerimaan dana oleh Pemerintah Daerah Papua yang kian meningkat.

 “Dana selalu meningkat, tapi kesejahteraan Papua gitu-gitu aja. Itu yang dijelaskan dalam liputan itu,” paparnya. 

Lanjut, dia menjelaskan data laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah data yang biasanya untuk menjelaskan kesejahteraan masyarakat. Ada pula data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) setiap provinsi. Tercatat, daerah Papua indeks paling rendah.

Setelah penjelasan data, Irma memberikan praktik pembuat data dengan situs Flourish. Guna untuk memvisualisasikan data melalui beragam grafik dan diagram. Selepas kelas tak lupa memberikan penilaian dan saran terkait tugas peserta yang sebelumnya dia berikan.

Oleh: Sakina Wirda Tuljannah dan Melvina Yusnica
Editor: Fitriana Anggraini