Mendekati penghujung tahun, Panitia Pemilihan Raya Universitas Riau atau Pemira Unri telah menggelar sosialisasi yang berlangsung sejak 26 Oktober hingga 1 November 2024. Langkah awal sosialisasi ini menjadi tanda masa kepemimpinan Muhammad Ravi akan berakhir.
Ketua Pelaksana Pemira, Arruhul Jadid, mengatakan tahap sosialisasi Pemira penting untuk diketahui oleh mahasiswa Unri. Ia berharap mahasiswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pesta demokrasi ini. Pemira tahun ini menyasar mahasiswa aktif program S1 dan D3.
“Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar seluruh mahasiswa Universitas Riau mengetahui bahwa Pemira ini akan segera diadakan,” kata Arruhul.
Selaras itu koordinator acara Pemira, M. Faris Jihadi, berharap supaya setiap mahasiswa dapat memberikan suaranya dalam Pemira tahun ini. “Kami pihak PPRU ingin bersosialisasi agar semua mahasiswa turut serta dalam menggunakan hak suaranya untuk memilih presiden, wakil presiden, dan DPM yang terbaik menurut mereka,” katanya.
Ia menambahkan panitia tahun ini berupaya mencegah berbagai konflik yang pernah terjadi pada tahun sebelumnya. Dengan menjaga transparansi serta turut melibatkan panitia pengawas (Panwas).
Untuk menjangkau lebih banyak mahasiswa, panitia menggunakan beberapa media dalam sosialisasi Pemira, di antaranya mimbar bebas, media sosial, media cetak, dan media elektronik.
”Yang pertama adalah mimbar bebas. Kami mengadakan mimbar bebas di 10 fakultas itu,” kata Arruhul.
Sementara di media sosial, Arruhul bilang panitia memanfaatkan media sosial Instagram, dan akan memasang videotron di depan gerbang S.M Amin. Tidak tinggal dengan penyebaran pamflet serta brosur.
Kepasifan mahasiswa menjadi tantangan pelaksanaan Pemira, kata Arruhul. Ia menyatakan mahasiswa kurang tertarik untuk terlibat dalam sosialiasi. Sehingga panitia perlu menyusun waktu dan lokasi yang efektif untuk menjangkau mahasiswa di tempat yang strategis.
“Tantangan dengan mahasiswa yang pasif ini sebenarnya tidak bisa kita paksa mereka untuk menjadi aktif kan,” ujarnya.
Arruhul menjelaskan, untuk pemungutan suara akan dilakukan lewat platform kampus. Akan tetapi jika hal itu belum memungkinkan, panitia akan menggunakan sistem e-voting situs web Kelompok Studi Linux (KSL) seperti tahun sebelumnya.
Mahasiswa Program Studi Pemanfaatan Sumber Daya Perairan, Hadi Siregar, menyampaikan meskipun pernah mengikuti pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa tahun sebelumnya, ia belum mendengar informasi mengenai sosialisasi Pemira kali ini.
”Belum pernah dengar juga,” katanya.
Sementara itu, Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Alya Syafika Fitri, bilang sudah mengetahui tahapan sosialisasi yang telah berjalan di fakultasnya.
“Dengan adanya sosialisasi itu bikin kita mikir, oh ini ya contoh demokrasi di lingkungan kampus,” akhirnya.
Penulis : Nazhifah Novenda dan Wahyu Prayuda
Editor: Puput Savitri