Belum genap setahun setelah peluncurannya, berulang kali portal Satu Unri mengalami berbagai masalah. Kepala Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi atau UPT TIK Unri, Ibnu Daqiqil mengatakan sistem portal tengah melakukan pembaharuan dan pergantian sistem pada Selasa, 29 April 2025.
Ibnu juga singgung unggahan menangkap layar dari akun Instagram BEM Unri, itu bukan halaman portal mahasiswa tetapi dosen, “Ya jelas tidak dapat diakses, untuk apa mahasiswa mengunjungi portal khusus dosen?” Ujarnya
Satu Unri sendiri merupakan portal yang baru dibuat oleh UPT TIK Unri pada tahun 2024. Tujuannya untuk mengakomodasi kebutuhan mahasiswa dan dosen untuk mengakses informasi lebih baik dibandingkan portal sebelumnya. Namun siswa sering mengalami halaman yang sulit diakses, gangguan jaringan berulang saat pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), dan sulit mengisi presensi.
Kepala UPT TIK Unri menjelaskan pada tanggal 14 sampai 16 April kemarin sistem Satu Unri melakukan pembaharuan dan pergantian ke aplikasi baru. Adanya pemasangan Cloudflare akibat serangan yang masuk ke dalam sistem Unri, sehingga portal Satu Unri sulit dimonitor. Sebanyak tiga juta data masuk dan 1,4 juta di antaranya adalah serangan yang menargetkan pelajar.
“Kita pelajar ada 37 ribu, belum lagi serangan. Ada memori dan setiap ada yang buka, satu orang memakai 50 MB, maka kita akan menggunakan 200 ribu MB atau 200 GB. Dan tidak ada komputer yang berkapasitas 200 GB,” jelasnya.
Memang ada kendala dalam sistem Satu Unri yang tidak bisa dihindari, tetapi UPT TIK juga akan berusaha agar jaringan di berbagai fakultas terpenuhi. Harapannya agar tak ada ketimpangan antar fakultas.
“Untuk jaringan juga, kami sudah di support oleh Ibu Rektor, dan insya Allah setiap jaringan fakultas akan ditangani langsung oleh UPT TIK dan setiap ruangan akan diletakkan satu Acces Point,” tambah Ibnu.
Faktor pendanaan juga membuat Ibnu harus memutar otak. Ia ingin berpindah dari monolitik yakni aplikasi yang dibangun dan disebarkan sebagai satu unit, ke kontainer sehingga dapat digunakan untuk memisahkan berbagai bagian aplikasi. Kata Ibnu, ibaratnya Unri memiliki satu server dan kami mampu membagi server ke banyak tempat atau membuka cabang.
Mahasiswa Fakultas Teknik, Surya Al-Fachrel mengatakan ia harus menunggu lama untuk bisa login ke portal Satu Unri. Surya berharap portal Satu Unri bisa semakin baik dan tidak eror lagi.
Selain Surya, Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Fakultas Pendidikan, Nabilla Nathania juga merasakan hal yang sama. “Verifikasi di halaman utama sangat lama dan terkadang ada eror,” tambah Nabila.
Perihal keluhan tersebut, Ibnu mengatakan portal Satu Unri pasti akan ada penurunan kinerja akibat infrastruktur yang belum memadai. Namun ia akan berusaha meminimalisir terjadinya hal serupa.
Ibnu akan memaksimalkan layanan helpdesk Unri, agar yang terkendala akses bisa langsung lapor. Selain itu, UPT TIK juga akan melakukan penelitian dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Misalnya seperti Large Language Model (LLM) sehingga dapat memahami dan menghasilkan teks layaknya manusia.
“Kami tidak pernah berhenti untuk berbenah.” Kata Kepala UPT TIK tersebut. Setelah pembaharuan, untuk login ke halaman dosen akan menggunakan kode One-Time Password (OTP). Serta seluruh sivitas akademika harus menggunakan email Unri untuk mengakses fasilitas WiFi yang tersebar di wilayah kampus.
Ibnu berharap Unri punya kemampuan mandiri di bidang software , karena ini merupakan jantungnya Unri. “Harapan saya terutama, kami berharap kita bisa menambah pemasukan kita dan menambah infrastruktur kita,” tutupnya.
Penulis : Aulia Hasanah
Editor : M. Rizki Fadilah