Prof. Dr. Henny Indrawati, SP., MM dan Prof. Dr. Ir. Netti Aryani, MS dikukuhkan sebagai guru besar melalui sidang senat terbuka pada Kamis (12/3). Acara dihelat di Aula Siak Sri Indrapura Gedung Rektorat Universitas Riau (UNRI). Pengukuhan ini menjadi yang pertama di tahun 2020.
Henny Indrawati mengajar di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNRI. Tak hanya mengajar untuk program Strata 1, namun juga di Strata 2. Henny alumni UNRI untuk jenjang sarjana, lanjut ke Universitas Merdeka Malang guna meraih gelar magister. Kemudian mengambil program doktoral di Universitas Padjajaran. Ia dinobatkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan Industri Kecil.
Menurutnya, setelah dilakukan evaluasi terhadap kelembagaan permodalan dan pemasaran industri kecil, ditemukan beberapa kelemahan. Oleh karenanya, diperlukan penataan kelembagaan industri kecil guna memperbaiki mekanismenya agar berdaya saing tinggi dan berkelanjutan. Hal ini ia sampaikan melalui orasi ilmiah dengan judul Penataan Kelembagaan untuk Mewujudkan Industri Kecil Berdaya Saing Tinggi dan Berkelanjutan.
“Harapannya, semoga dengan pengukuhan guru besar ini ilmu saya bisa berkah. Saya bisa berkontribusi untuk pengembangan, terutama di UNRI.â€
Lalu Netti Aryani yang menjadi guru besar ke-17 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPK). Ia juga alumni Strata 1 Budidaya Perairan UNRI, melanjutkan ke jenjang magister Bidang Biologi Reproduksi di Institut Pertanian Bogor. Gelar doktor ia dapat dari Universitas Andalas untuk Bidang Nutrisi pada 2019. Judul disertasinya yaitu Pemanfaatan Daging Duah Dra (Ficus Racemosa L) sebagai Sumber Vitamin C di dalam Pakan untuk Meningkatkan Daya Reproduksi Ikan Jelawat.
Melalui orasi ilmiah yang berjudul Strategi Pengembangan Domestikasi Ikan Geso (Hemibagrus wyckii, Bleeker 1858, Bagridae) dalam Rangka Mempersiapkan Kandidat Ikan Budidaya. Netti sampaikan, ikan geso dapat dinyatakan sebagai salah satu spesies kandidat budidaya. Namun, secara ekonomis masih teknologi budidaya yang tepat harus dikaji lagi sehingga produktifitasnya meningkat.
Alasan Netti memilih ikan geso karena bernilai ekonomi yang tinggi. Harganya bisa mencapai 160 ribu perkilogram. Nilai ini lebih mahal dibanding daging yang harganya berkisar 120 ribu perkilogram. Dari segi kesehatan, menurut Netti mengonsumsi ikan lebih baik karena nilai gizinya lebih bagus serta kadar kolestrolnya lebih rendah.
Ia berharap ikan geso dapat dibudidaya untuk menambah spesies ikan budidaya, seperti patin, lele, gurami, dan sebagainya.
“Ikan geso belum dibudidayakan karena masalah benih. Kedepannya, semoga ikan ini dapat disejajarkan dengan ikan budidaya lainnya.â€
Kini guru besar di UNRI berjumlah 69 orang. Jumlah terbanyak ada di FPK, sebanyak 17 orang. Menyusul FKIP dengan 14 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis 13 orang. Kemudian 10 orang dari FMIPA, 6 orang dari Fakultas Teknik. Fakultas Pertanian dengan 5 guru besar dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan 3 guru besar. Terakhir, satu guru besar dari Fakultas Kedokteran.
Dalam sambutannya, Aras Mulyadi selaku rektor mengimbau seluruh pendidik di lingkungan UNRI untuk selalu berinovasi dan mengikuti perkembangan yang ada.
“Ilmu itu bersifat dinamis dan butuh dipelajari. Perlu adanya lompatan besar dalam menyikapi hal tersebut.â€
Reporter: Salsabila Diana Putri
Editor: Annisa Febiola