Pemilihan Raya atau Pemira sebagai pesta demokrasi di lingkungan mahasiswa Universitas Riau (UNRI) berujung dengan calon tunggal atau aklamasi. Hasilnya telah ditetapkan dan diumumkan pada Jumat (2/10) melalui siaran langsung Instagram @pemiraunri2020.
Panitia Pemilihan Raya Universitas atau PPRU menggelar dialog terbuka bersama pasangan Nofrian Fadil Akbar dan Fitrah Agra Nugraha selaku Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa periode 2020/2021. Keduanya akan memaparkan visi, misi serta wawasan kebangsaan dan kelembagaan. Dialog terbuka akan berlangsung selama tiga hari, hingga Kamis (8/10) mendatang.
Akbar dan Agra hadir dengan visi Menjadikan Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) UNRI sebagai Wadah Intelektual Pergerakan dan Inisiator Berkarya untuk Riau dan Indonesia.
Keduanya mempunyai empat misi untuk mewujudkan visinya, di antaranya:
- Menjadikan lembaga yang solutif terhadap berbagai persoalan Riau dan Indonesia
- Membangun inovasi program kerja dan sistem advokasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi
- Menjadikan kreator pembangun dan peningkatan sumber daya manusia yang kompetitif dan berdaya saing
- Menjadi pilar sinergi dan kolaborasi civitas akademika serta elemen yang peduli di bidang pendidikan dan sosial masyarakat
Dalam realisasinya, ada 3 unsur utama yang ingin dibangun dalam mengelola kelembagaan BEM UNRI seperti pergerakan, pengabdian, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Tak lupa mereka sampaikan beberapa program kerja unggulan. Guna membangun pergerakan di lingkungan kelembagaan mahasiswa UNRI, keduanya ingin merangkai kembali komunikasi dan sinergi antarkelembagaan. Mulai dari himpunan jurusan hingga ke BEM fakultas. Rencana ini akan diwujudkan melalui forum ketua kelembagaan dan forum advokasi.
Selanjutnya adalah melanjutkan program desa vokasi BEM UNRI, namun lebih terfokus pada kemandirian pangan. Program ini termasuk dalam kegiatan pengabdian dan upaya dalam meningkatkan kualitas SDM.
Witami, mahasiswa Fakultas Teknik menanyakan sikap Akbar dan Agra terkait akselerasi kelembagaan. Menurutnya, keadaan kaderisasi dalam lingkungan UNRI tidak baik-baik saja, dibuktikan dengan aklamasi yang terjadi dalam dua periode Pemira. Ditambah dengan adanya peraturan baru yang mengharuskan mahasiswa menyelesaikan studi sebelum semester 12. Hal ini, kata Witami harus menjadi pokok bahasan yang perlu diperhatikan dalam tiap kelembagaan.
Akbar mengatakan belum mau membahas akselerasi terlalu cepat, sebab masih banyak pertimbangan yang perlu kita bahas sebelum memutuskannya.
“Ada berbagai komponen di dalamnya yang juga harus kita dengarkan sebelum ini dilaksanakan. Seperti halnya kelembagaan di Pulau Jawa yang kelembagaan fakultasnya sudah dipegang oleh mahasiswa tingkat 5,†jelas Akbar.
Tambahnya, alur pergerakan perlu melibatkan semua elemen organisasi intra kampus untuk merangkai kembali pergerakan. Sejalan dengan salah satu unsur utama yang ingin mereka bangun, yaitu pergerakan. Akbar menilai bahwa forum-forum diskusi harus dioptimalkan.
Dialog akan dilanjutkan esok hari pukul 9 pagi bersama anggota DPM dapil Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Hukum dan Fakultas Keperawatan.
Reporter: Ardiansyah Js
Editor: Annisa Febiola