Suara tepukan tangan riuh memenuhi Aula Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau (UNRI), Selasa sore (3/7). Panitia Pemilihan Raya FKIP menetapkan  Muhammad Armizul Chaniago dan Muhammad Abdul Pangestu sebagai gubernur dan wakil gubernur BEM FKIP terpilih. Keduanya masing-masing dari Jurusan Pendidikan Sejarah 2019 dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2019.
Pasangan nomor urut 2 ini menang telak dengan perolehan 1165 suara. Sedangkan nomor urut 1, duet Muhammad Haekal Sachedina Nas dan Lisa Kahiriani hanya peroleh 271 suara.
Wahyu Satrio Ketua Pemira sebutkan, tingkat partisipasi pemilih tak sampai setengah jumlah mahasiswa FKIP. Hanya 1778 dari 4926 daftar pemilih tetap yang menyalurkan suaranya. Atau hanya 36 persen tingkat partisipasi pemilih.
Dari total suara yang memilih, panitia hanya menghitung 1436 suara sah. Sisanya 342 suara dinyatakan tidak sah.
Minimnya antusias pemilih, kata Wahyu, karena Pemira diadakan dalam kondisi pandemi Covid-19. “Karena online ini apatis mahasiswa jadi meningkat, ditambah lagi karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ini. Jadinya seluruh kegiatan mahasiswa kena dampaknya,†keluhnya.
Wahyu juga bilang, aksi media yang dilakukan tidak mendapat tanggapan sepenuhnya dari mahasiswa. Kebanyakan hanya melihat unggahan panitia, baik lewat Instagram atau whatssApp.
Terkait kendala, Wahyu jelaskan hanya keluhan lambat menerima kode One Time Password atau OTP dari pemilih. Alhasil, mahasiswa terus meminta ulang kode itu. Akibatnya, terjadi penumpukan data pada pusat. Kejadian ini sedikit menganggu pihak Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informsi dan Komunikasi atau UPT TIK UNRI. Sehingga menyebabkan kode terlambat masuk pada surel mahasiswa.
“Tidak ada kendala besar dalam seluruh kegiatan. Baik saat proses pemilihan, verifikasi suara, maupun pembacaan hasil suara,†terangnya.
Ketua BEM FKIP terpilih, Muhammad Armizul Chaniago mengaku tak menyangka dapat memenangkan Pemira ini. Menurutnya, pasangan urut 1 merupakan pesaing yang berat dan punya wawasan luas. Ditambah lagi, keduanya satu tingkat di atas Armizul.
Armizul sebutkan beberapa program kerja unggulan yang akan dibuat. Pertama, program Lingkar Inspirasi (Lifkip) FKIP UNRI. Program ini menciptakan wadah penampung bagi mahasiswa berprestasi.
Kedua, FKIP Leadership Class. Program lanjutan Lifkip ini, berupa kelas pelatihan bagi mahasiswa FKIP. Tujuannya untuk mengembangkan potensi seluruh mahasiswa. Terutama dalam bidang akademik.
Ketiga, Layanan Advokasi Aksi Mahasiswa FKIP (L2AM). Program ini bergerak dalam mengadvokasikan hak-hak mahasiswa terhadap fasilitas di FKIP. Terlebih yang dinilai tidak layak lagi untuk digunakan.
Armizul berharap, hal ini dapat didengar oleh jajaran Pimpinan Fakultas. Sehingga bila pagebluk usai, fasilitas yang layak dan mumpuni dapat dirasakan seluruh mahasiswa FKIP.
“Kami berharap seluruh rekan-rekan FKIP dapat membantu kami dalam kegiatan advokasi ini. Juga seluruh kegiatan agar program yang telah dirancang dapat terlaksana,†tutup Armizul.
Penulis: Sakinah Aidah
Editor: Firlia Nouratama