Panitia Pemilihan Raya Universitas Riau atau PPRU telah menyelesaikan tahap uji kelayakan Electronic Voting (E-Voting). Sistem yang akan digunakan pada pemungutan suara pemilihan raya (Pemira) secara daring, 14 Agustus mendatang.
Pengujian pertama dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK) Universitas Riau, 2 Agustus lalu. Uji kelayakan ini menampilkan alur penggunaan aplikasi.
“Keamanannya seperti ini, tampilannya seperti ini,†kata Dimas Subaktianto, salah satu pengurus komunitas Kelompok Studi Linux alias KSL mencontohkan. Komunitas inilah yang menjadi penyedia aplikasi E-Voting.
Dimas bilang, pada pengujian Senin itu, tim ahli UPT TIK hanya komentari tampilan aplikasi saja. E-Voting pun dinyatakan laik beroperasi. Dua hari berikutnya, aplikasi dengan kontrak Rp8 juta ini kembali diuji. Pengujian yang berlangsung di Sekretariat DPM UNRI sama seperti pengujian pertama. Hanya tampilkan alur penggunaan aplikasi serta dinyatakan laik.
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer ini juga ceritakan, PPRU meminta UPT TIK sebagai penyedia server atau penyimpan data. Apabila ada kekurangan, KSL akan menyampaikan pada panitia. Lalu, panitia yang meneruskan ke UPT TIK.
“Jadi tidak ada relasi langsung dari KSL ke UPT TIK,†terang Dimas.
Sejauh ini, Dimas menilai tak ada masalah pada penggunaan aplikasi E-Voting. Pasalnya, tiga fakultas telah menggunakan jasa mereka juga berjalan lancar. Di Fakultas Teknik dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, aplikasi digunakan untuk memilih ketua BEM fakultas. Serta pemilihan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Mengantisipasi gangguan jaringan, KSL telah membahasnya pada diskusi Pemira tahun lalu. Nantinya sistem atau server akan direset sehingga tak membutuhkan waktu lama. Membandingkan dengan sistem pengisian Kartu Rencana Studi yang kerap eror, Dimas menyebut antisipasi dalam Pemira tidak terlalu tinggi.
“Yah, tapi kami tetap berusaha semaksimal mungkin supaya hari H nanti tidak ada kendala,†ujarnya.
Mahasiswa angkatan 2017 ini, menjamin KSL tak pernah berbuat curang. Salah satu antisipasinya, KSL hanya menjalin komunikasi dengan panitia. “Kami menjaga jarak dari pihak yang kemungkinan membuat isu panas,†kata Dimas.
Pernyataan Dimas juga ditegaskan oleh Benny Saputra. KSL bekerja sesuai kode etik. “Kecurangan yah pasti gak ada,†kata bekas Ketua KSL ini.
Kini, KSL tinggal menunggu data daftar pemilih tetap dari panitia. Data itu berupa nama dan nomor induk mahasiswa, jurusan, angkatan, fakultas, hingga email student. Agar bisa memilih mahasiswa mesti menyiapkan Kartu Tanda Mahasiswa alias KTM. Dimas juga menghimbau, diperlukan koneksi internet yang lancar supaya suara mahasiswa terhitung di aplikasi.
Agar bisa memilih, terlebih dahulu mahasiswa mesti mengkases peramban web. Seperti  Google Chrome, Fire Fox atau Safari. Lalu, masuk ke laman pemilihan yang ditentukan panitia dengan mengisi NIM dan surel mahasiswa UNRI.
“Belum di fix kan linknya [laman pemilihan],” kata Yoga Triwanda Ketua PPRU, Minggu malam (8/8)
Setelah masuk, sistem akan mengirimkan kode one time password (OTP) ke surel mahasiswa. Setelah itu mahasiswa diminta mengunggah foto selfie memegang KTM. Barulah mahasiswa dapat memilih calon peserta Pemira pilihannya. Selesai memilih mahasiswa bisa langsung keluar aplikasi dengan menekan tombol log out.
Penulis: Ellya Syafriani
Editor: Dicky Pangindra