Dua Paslon Adu Visi Misi di Akhir Masa Kampanye

Masa kampanye peserta pemilihan raya atau Pemira telah berakhir pada 9 Agustus lalu. Di hari terakhir masa kampanye itu, kedua pasang calon presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau saling beradu program dalam kampanye akbar, Senin pagi di gedung kelembagaan mahasiswa.

Panitia Pemilihan Raya Universitas alias PPRU membagi kampanye akbar dalam empat bagian. Pertama, panitia beri waktu 5 menit untuk paslon menyampaikan visi serta misinya.

Paslon nomor urut 01, Ishlahul Fikri dan Zulfajri tawarkan visinya Menciptakan BEM UNRI sebagai wadah yang pluralis, solutif, adaptif, dan berdaya saing bagi UNRI dan Indonesia. Sementara Kaharuddin HSN DM yang berduet dengan Razali nomor urut 02,  hadir dengan visi BEM UNRI sebagai kreator pergerakan mahasiswa dari Riau untuk Indonesia.

Segmen kedua adalah ruang bagi sesi tanya jawab. Kedua paslon harus menjawab bagaimana mereka menilik permasalahan paling krusial di UNRI. Tak lupa berikan solusi, cara mengatasinya.

Fikri—calon presma nomor urut 01—menilai bahwa permasalahan yang paling krusial di UNRI adalah ketiadaan rasa percaya mahasiswa terhadap kampus. Selain itu, ia melihat tak semua mahasiswa mendapatkan fasilitas dan kesempatan berproses di kampus.

“Oleh karena itu, tim 01 dengan slogan Berdikari, ingin mengembalikan kepercayaan mahasiswa. Kami akan membuka pintu lebar-lebar untuk seluruh mahasiswa yang ingin berproses,” ujar Fikri.

Sedang bagi Kaharuddin, dua permasalahan paling krusial di UNRI menyangkut kelembagaan mahasiswa serta uang kuliah tunggal.

“Untuk menyelesaikan problem yang beragam ini, diperlukannya mapping dan membuat plan A plan B agar masalah dapat terselesaikan,” tambah Razali.

Pertanyaan berikutnya yang harus dijawab ialah bagaimana cara paslon merealisasikan misi yang telah dirancang, seandainya menang nanti. Hal pertama yang akan dikejar paslon 01 adalah mengadakan beberapa agenda untuk memperbaiki setiap masalah dan menampung saran-saran yang masuk. Selanjutnya, memaksimalkan penggunaan UKT untuk pengembangan soft skill mahasiswa.

Sementara paslon 02 akan mulai dengan membangun keharmonisan antarlembaga. Sebab menurut mereka, kebersamaan dapat menguatkan. Kemudian, fokus terhadap masalah yang ada dan memberikan solusi terbaik atasnya. Selain itu juga menjadi inisiator karya dan riset, sebagai bentuk aktualisasi dari ilmu di bangku perkuliahan. Ditambah dengan program Harapan Center bagi mahasiswa yang membutuhkan pelatihan.

Berlanjut ke segmen ketiga, masih sesi tanya jawab. Jika dua pertanyaan sebelumnya diajukan oleh SC, kali ini datang dari mahasiswa yang hadir secara virtual. Khoirul Basar jadi penanya pertama. Ia tanyakan permasalahan apa yang akan diselesaikan jika dinyatakan menang.

Paslon 02 menjawab, sistem pengaderan akan jadi prioritas utama. Langkah ini bermaksud agar adanya penggerak di kampus. Dengan begitu, organisasi tetap berjalan lancar, sekalipun di tengah kondisi pandemi. Masalah UKT adalah prioritas berikutnya. Sebab, persoalan ini selalu jadi masalah tiap awal dan akhir semester. Kahar dan Razali menawarkan penyelesaian melalui koordinasi dengan mahasiswa dan pengambil kebijakan kampus. Tujuannya mendapat solusi yang tepat.

Beralih ke paslon 01, mereka ingin mendapatkan kembali kepercayaan mahasiswa UNRI. Menurut Fikri dan Fajri, kepercayaan mahasiswa jadi penunjang kelancaran gerakan-gerakan yang akan dibangun. Mereka berjanji tak akan membangun sekat yang berpotensi merenggangkan.

Segmen keempat dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama untuk menyampaikan pendapat paslon terhadap aktualisasi dan peran mahasiswa dalam mewujudkan UNRI sebagai jantung hati masyarakat Riau.

Kacamata paslon 01 memandang bahwa ketika mahasiswa masuk ke UNRI, artinya ada harapan besar untuk kontribusi bagi Provinsi Riau. Namun, mahasiswa UNRI perlu mengontrol dan mengawal kebijakan pemerintah. “Jika pemerintah itu melenceng, kita harus mengingatkan pemerintah tersebut. Kontribusi Mahasiswa UNRI akan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Riau,” kata Fikri.

Pasangan 02 memandang bahwa masyarakat Riau menyimpan harapan besar terhadap mahasiswa UNRI. Harapan itu disebut Razali tak boleh disia-siakan. “Jangan sampai mengecewakan masyarakat. Berikan yang terbaik.”

Mahasiswa UNRI bertindak sebagai kreator, yang artinya pencetus gagasan. Hal itu dapat diwujudkan melalui peran sentral mahasiswa sebagai agen perubahan dan kontrol sosial. Dengan begitu, mahasiswa akan jadi sahabat dekat, bahkan belahan jiwa masyarakat Riau. “Mahasiswa bergerak tanpa embel-embel, mutlak bergerak untuk kepentingan Rakyat Indonesia. Mereka berkomitmen bahwa bergerak untuk kepentingan masyarakat Riau,” sahut Kahar.

Ali Akbar, salah satu anggota PPRU mengajak seluruh mahasiswa UNRI untuk ambil peran dalam pesta Pemira. “Dengan ikut memilih, mahasiswa ikut membantu dalam perubahan UNRI yang lebih baik. Tentukan pilihanmu dan rubahlah masa depan,” imbau Ali Akbar menutup. PPRU jadwalkan pemungutan suara digelar pada 14 Agustus nanti.

Reporter: Denisa Nur Aulia

Editor: Annisa Febiola