Dua pasang calon Gubernur Mahasiswa dan Wakil Gubernur Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)—Universitas Riau (UNRI) selesaikan masa kampanye Permilihan Raya (Pemira) pada 19 November lalu.
Kedua paslon saling adu program dalam kampanye akbar yang dihelat semi virtual. Bisa hadir langsung di Aula Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) – Dewan Perwakilan Mahasiswa FMIPA UNRI. Ada pula lewat aplikasi Zoom.
Pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Arif Darma Saputra dan Robby Feriko Syahreza tawarkan visinya berupa BEM FMIPA UNRI sebagai wadah pergerakan saintis yang harmonis dan inovatif.
“BEM karena tidak secara khusus menggeneralisir salah satu jurusan, secara kesuluruhan maka poin kita untuk mewadahi, menerima segala bentuk permasalahan yang terjadi dari setiap jurusan,†ujar Arif saat diwawancarai Bahana (18/11).
Tak hanya itu, Arif bilang punya misi dan program yang akan mewadahi mahasiswa. Salah satunya membuat Tim Kerja Advokasi Mahasiswa. Program tersebut akan jalan berdampingan dengan program Apa Kabar Mipa
“Program ini seperti kajian yang mana nanti berisi tentang himpunan advokasi dari masing masing jurusan. BEM di sini adalah sebagai jalan tengahnya. Maka di dalam program Apa Kabar Mipa inilah terjalin harmonisasi,†tambah Arif.
Beralih ke pasangan Faisal Zakky dan Syahrul Efendi Harahap—paslon nomor urut 02. Visi mereka adalah BEM FMIPA UNRI sebagai wadah penggerak yang berkolaborasi, aspiratif dan toleransi kepada seluruh mahasiswa untuk bersinergi dalam menciptakan inovasi.
Zakky jelaskan, berkolaborasi artinya menggandeng seluruh masyarakat FMIPA. Baik antarkelembagaan maupun mahasiswanya, bukan hanya anak organisasi saja. Selain itu, menciptakan toleransi lebih. Pasalnya, BEM tak hanya milik kelompok tertentu saja.
“Karena BEM FMIPA bukan milik anak organisasi tetapi milik masyarakat FMIPA,†tegasnya.
Zakky juga ingin jadikan BEM FMIPA sebagai tempat atau wadah pengaduan isu-isu. “Jadi kami ingin menciptakan lebih pergerakan, pergerakan pada isu-isu ataupun aspirasi aspirasi yang nantinya ditampung di BEM FMIPA untuk lebih mengadvokasikan.â€
Terkait kekerasan seksual di kampus, kedua paslon tak akan tinggal diam. Masing-masing paslon merasa kecewa. Mereka pun menentang keras perbuatan tersebut. Hal ini dinilai sebagai aib besar bagi universitas.
Semarak Pemira di FMIPA sampai juga ke mahasiswanya. Kru Bahana Mahasiswa lakukan wawancara kepada mahasiswa FMIPA—sehari sebelum masa kampanye berakhir. Sebut saja Muhammad Ridwan Muhajirin dari Jurusan Kimia 2019. Katanya, sosialisasi Pemira yang dijalankan sudah maksimal. Ridwan pun mendapat informasi Pemira lewat grup WhatsApp. Tetap saja, Ridwan menyayangkan banyak pula mahasiswa lain yang tak tahu kepastian Pemira terlaksana.
“Soalnya, ada kabar juga kawan-kawan agak bingung Pemira tanggal berapa, jadi belum tahu pastinya juga,†ujarnya.
Ada juga Aldi Riauwansyah, mahasiswa Jurusan Biologi 2018. Berbeda dari Ridwan, Aldi tahu informasi Pemira lewat media sosial seperti Instagram. Aldi berharap, siapapun calon yang terpilih, harus amanah dan jujur.
“Yang penting amanah, percuma visi misi disampaikan satu-satu, tetapi jika tidak amanah untuk apa,†tutup Aldi.
Penulis: Nofrida Hanum
Editor: Firlia Nouratama