Pagelaran pesta demokrasi di Fakultas Teknik Universitas Riau tengah berlangsung. Puncaknya pada 8 Februari lalu. Pasangan Akmarifli dan Muhammad Asbirin terpilih secara aklamasi jadi gubernur mahasiswa dan wakilnya. Pupus sudah mimpi untuk bersaing dan merebut suara terbanyak.
Akmarifli menyayangkan Pemilihan Raya atau Pemira yang finis dengan cara aklamasi. “Karena mungkin ada beberapa orang di luar sana yang menilai teknik kekurangan kader gitu,†ujarnya.
Kini, gubernur dan wakil gubernur terpilih itu menunggu pelaksanaan dialog terbuka 15 Februari besok. Kata Akmarifli, ia akan sampaikan tiga visi utamanya dalam kesempatan itu. Pertama, bidang pengetahuan sumber daya masyarakat dan pergerakan. Lalu, sinergitas dan kreativitas. Terakhir, sosial dan lingkungan.
***
Mulanya, Akmarifli dan Asbirin bukanlah petarung tunggal. Ada Muhammad Geovan Norisevick dan Herdy Timanta Ginting sebagai rivalnya. Bertarikh 5 februari lalu, kabar aklamasi mengudara sejak Panitia Pemira Fakultas atau PPRF Teknik mengunggah hasil rekapitulasi data pasangan calon.
Lewat akun Instagram PPRF Teknik, panitia membuka hasil verifikasi berkas. Tampak pasangan calon 01 Geovan dan Herdy tak melengkapi berkas persyaratan. Mereka menyerahkan kepada panitia pada Sabtu pukul 9 pagi, sekitar dua jam lebih cepat dari masa tenggat penyerahan. Saat itu, panitia dan steering committee atau SC langsung memeriksa kelengkapan berkas.
Malangnya, dokumen mereka dinyatakan tak lengkap. Di antaranya surat keterangan sehat dan surat keterangan berkelakuan baik. Tambah lagi, 7 surat pernyataan yang tidak diisi oleh bakal gubernur, serta 9 surat pernyataan yang tidak diisi oleh bakal wakilnya.
Dzaky Muhammad Ridwan sebagai Ketua Pelaksana menyesalkan kejadian tersebut. “Padahal, sudah disediakan template-nya. Tapi, emang mereka yang tidak mengisi.â€
Akhirnya, panitia dan SC tak bisa membukakan pintu bagi mereka untuk melaju ke tahap berikutnya. Paslon pun tak berikan alasan dan tak meminta perpanjangan waktu untuk melengkapi berkas.
“Kalau misalnya mereka minta loby tenggat, bisa didiskusikan ke forum,†jelas mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2020 tersebut.
Sedangkan paslon 01 Geovan enggan berkomentar. “Maaf saya tidak bisa, lebih baik mencari narasumber lain,†jawabnya dalam pesan WhatsApp saat dihubungi oleh kru BM.
Menegok riwayat organisasinya, Geovan dan Akmarifli pernah mengikuti organisasi kemahasiswaan yang sama. Keduanya terlibat dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro periode 2020/2021 lalu. Kini, Geovan tengah menjabat sebagai staf Pemerintah dan Swasta Kementerian Luar Universitas di Badan Eksekutif Mahasiswa UNRI.
***
Rangkaian Pemira yang dimulai 27 Januari ini, mulanya direncanakan dengan sistem online untuk pemungutan suara. Dasar keputusan itu bersandar pada peningkatan kasus Covid-19 yang kian meningkat.Â
“Untuk pemungutan suaranya itu kami menggunakan sistem online seperti tahun sebelumnya, karena masih dalam pandemi Covid,†kata Dzaky.
Panitia menjalin kerja sama dengan Kelompok study linux atau KSL. Penyedia server ini dipercaya dapat membantu proses pemungutan suara Pemira FT tahun ini.
“Alasannya, karena jam terbang mereka sudah tinggi dan sudah terpercaya, jJuga pada saat Pemira UNRI menggunakan itu. Maka dari itu, kami sudah percaya kepada KSL,†terang Dzaky.
Penulis : Sakinah Aidah, Nofrida Hanum
Editor: Febrina Wulandari
Â