Buruh, tani, mahasiswa, rakyat miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Genggam gempita dalam satu suara
Demi cita-cita yang mulia
Tembang lagu Buruh Tani menggema di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau. Aksi Aliansi Mahasiswa Riau ini berhasil kumpulkan 18 almamater di Bumi Lancang Kuning. Demo yang dijadwalkan pukul 2 siang ini tertunda hampir satu jam lamanya. Pasalnya, Universitas Riau (UNRI) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau (SUSKA) datang terlambat.Â
“Hidup mahasiswa!†teriak Sandi pada aksi Senin (11/4).Â
Mahasiswa UNRI itu naik ke mobil komando untuk mulai orasi. Ia arahkan massa rapatkan barisan agar tidak ada provokator dan penyusup. Sementara itu, mahasiswa yang pegang bendera dan spanduk berbaris paling depan.Â
Selanjutnya, Wakil Presiden Mahasiswa UNRI maju sampaikan aspirasi. Ia ajak massa aksi rasakan kesengsaraan bangsa saat ini. Tak lupa sampaikan tujuan mahasiswa berkumpul di depan gedung DPRD tersebut.
“Hari ini, apakah kita sebagai anak-anak yang dititipkan penyambung aspirasi mereka akan diam?,†tanya Razali.Â
Ia memantik kembali semangat massa aksi. Dimulai dengan menyinggung keresahan masyarakat terkait kenaikan harga bahan pokok. Juga penundaan Pemilihan Umum yang belakangan mencuri perhatian warga Indonesia.Â
Tak hanya UNRI, ada juga Robin dari Universitas Abdurrab. Ia memohon agar anggota DPRD sampaikan tuntutan ini ke pemerintah pusat.
Disisi lain, beberapa mahasiswa dari berbagai universitas sampaikan pendapat.Â
“Karena mau menyuarakan aspirasi, kita semua juga rakyat Indonesia,†ujar Putri Aunora Jingga.
Mahasiswa Arsitektur UNRI ini menuntut tiga hal. Pertama mengenai sikap Jokowi perihal isu tiga periode kepemimpinannya. Kemudian menuntut pengkajian ulang dan penundaan perilisan dari Undang-undang Ibu Kota Negara Baru. Terakhir perihal harga bahan pokok yang naik.Â
Menurutnya, apabila aksi ini tidak ada tanggapan, kemungkinan akan ada aksi lainnya. Kegiatan ini, kata Jingga, memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya, mahasiswa dapat suarakan pendapatnya. Dengan harapan didengar oleh petinggi-petinggi pemerintah. Untuk dampak negatif, Jingga cemas akan penyebaran virus Corona yang makin meluas.Â
“Harapannya mungkin semoga Indonesia baik-baik aja dan jadi negara yang NKRI [Negara Kesatuan Republik Indonesia] satu, ya.†ucapnya.
Selain itu, ada pula peserta aksi dari Politeknik Caltex Riau. Adalah Rizki Fajri. Sebelum ke depan Gedung DPRD Riau, ia bersama mahasiswa lainnya berkumpul di belakang kampus Caltex Riau. Selaras dengan Jingga. Ia juga sampaikan tuntutan yang sama.
Respon yang lain datang dari Dio Ferzian Effendi Sekolah Tinggi Kesehatan Al Insyirah. Akunya, ia bergabung aksi hari itu sebab hati nuraninya tersentuh. Dio merasa ini merupakan tamparan keras untuk pemeritah kalau rakyat sedang tidak baik-baik saja.
Berbeda dengan Dio, Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Lancang Kuning Rahmat Hidayat punya sudut pandang lain. Baginya, para mahasiswa di Riau dapat menjalin hubungan yang baik tanpa memandang warna almamater. Disamping itu, masih banyak mahasiswa dengan sikap yang kurang baik.Â
“Banyak mahasiswa yang kurang attitude, seperti membuang sampah sembarang dan membuang petasan,†tutupnya.
Sejatinya, ratusan mahasiswa yang hadir pada aksi itu membawa lima tuntutan. Pertama, menolak dengan tegas wacana penundaan pemilu 2024. Kedua, mendesak dan menuntut Presiden untuk menunda dan mengkaji ulang Undang-undang Ibu Kota Negara dan mengambil keputusan ulang sesuai dengan kondisi Indonesia.Â
Selanjutnya, mendesak dan menuntut presiden untuk menjamin kestabilan harga dan ketersediaan barang pokok. Tak lupa menyelesaikan ketidakstabilan harganya. Kemudian meminta Presiden Jokowi segera menyelesaikan konflik agraria di seluruh Indonesia. Juga menyediakan sistem mutakhir terkait data agraria.Â
Terakhir, Jokowi diharapkan menerbitkan peraturan pusat atas Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 19 tahun 2019. Lanjutnya, mengembalikan marwah Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai realisasi janji presiden dalam agenda pemberantasan korupsi dan tegakkan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor 8 tahun 2021.
Menanggapi tuntutan tersebut, Ketua DPRD Riau Yulisman datangi massa aksi. Ia naik ke mobil komando. Disusul Tentara Nasional Indonesia. Pria berkemeja putih dan peci hitam itu sampaikan terima kasih. Alasannya karena sudah datang ke rumah rakyat alias Gedung DPRD Riau. Ia janjikan untuk sampaikan tuntutan ke pemerintah.
Penulis: Zacky Desrian Alvis, Karunia Putri, Najha Nabilla
Editor: Andi Yulia Rahma