Dekan Fakultas Teknik Azridzal Aziz beserta tim suksesnya melenggang keluar dari Ruang Indragiri Gedung Rektorat Universitas Riau atau UNRI. Ia baru saja resmi daftarkan diri sebagai bakal calon rektor Kampus Biru Langit empat tahun ke depan. Guru besar FT ini mantap dengan jargon UNRI Kampus Terpadu (Terdepan, Riset, Profesional, Adaptif, dan Unggul) pada Senin (30/5).

Usai serahkan dokumen pendaftaran, panitia segera cek seluruh kelengkapan.

“Alhamdulillah, sesuai harapan, dokumen pendaftaran Prof Aziz kami nyatakan lengkap dan diterima,” ujar Ketua Penyaringan, Penjaringan dan Pemilihan Rektor UNRI Elfizar.

Aziz ceritakan motivasinya mendaftar sebagai bakal calon rektor. Tarikhnya, dirinya mendapat dukungan penuh dari senat Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Teknik. Tak hanya itu, ia juga mengatakan senat universitas dan fakultas juga rekomendasikan dirinya untuk maju dalam laga pemilihan orang nomor wahid di UNRI.

“Semua ini berkat dukungan yang kuat dari senat universitas, IKA Fakultas Teknik, dan juga rekomendasi senat fakultas. Dan akhirnya bismillah, saya akhirnya memutuskan untuk maju ” tukasnya saat ditemui BM di ruangannya.

Selain dukungan, alasan yang memantapkan ia untuk maju dilihat dari atmosfer pertarungan saat ini. Menurutnya, kondisi pemilihan pada periode ini berbeda dengan periode empat tahun silam. Saat itu, Aras Mulyadi menjadi petahana dan memiliki  potensi daya saing yang kuat. Sederhananya, kemungkinan untuk lolos dalam periode kedua waktu itu sangat besar.

Kondisi saat ini, kata Aziz, sangat berbeda. Menurutnya, situasi sekarang lebih kondusif.  Sebab ia katakan seluruh pendaftar sama-sama mulai dari garis start dengan membawa potensi yang berbeda-beda.

“Kalau saat ini, saya lihat kondisinya dinamis dan bagus. Semua bakal calon rektor mempunyai kemungkinan yang sama apabila dilihat dari kacamata sederhana,” tutur mantan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Alumni Fakultas Teknik ini.

Aziz siapkan empat program kerja utama. Ia rancang untuk wujudkan visi dari UNRI sendiri. Berbunyi menjadi perguruan tinggi yang unggul dan bermartabat  di bidang sains dan teknologi di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2035.

Wujudkan hal itu, ia akan fokus terhadap tata kelola UNRI. Kunci utamanya adalah terapkan pelayanan kampus secara prima. Dengan kata lain, Aziz ingin sarana dan prasarana penunjang perkuliahan itu diperhatikan. Sehingga didapatkan kondisi pembelajaran yang nyaman.

Selain itu, ada penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan akreditasi perguruan tinggi. Terakhir mencanangkan transformasi UNRI menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum.

Kemudian, hal ini ia tujukan untuk mencanangkan program kelas international nantinya. Apabila kondisi kampus telah unggul dan prima, maka hal ini akan berkaitan dengan peningkatan akreditasi UNRI sendiri.

Jelasnya lagi, salah satu indikator yang dilihat dalam indeks kerja utama perguruan tinggi ialah jumlah mahasiswa asing di kampus tersebut. Aziz ingin fokus terhadap isu ini dengan menggaet mahasiswa internasional untuk mau belajar di UNRI.

“Saya berfikiran untuk membuka kelas internasional untuk jenjang S2 dan S3 yang memiliki program S2 dan S3 di seluruh fakultas dan memberi beasiswa kepada mereka yang berkeinginan.”

Lebih jauh, ia juga akan terus memaksimalkan penerapan kebijakan kampus merdeka di UNRI nantinya. Harapannya, UNRI dapat mengimplementasikan seluruh program yang telah dirancang oleh Mas Menteri Nadiem Makarim.

Maksimalkan program kampus merdeka di UNRI juga jadi prioritas. Ia berharap dapat mengimplementasikan seluruh program yang telah dirancang oleh Mas Menteri Nadiem Makarim.

Terakhir, Aziz juga berkeinginan untuk mewujudkan amanah hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan pada Maret 2022 lalu mengenai transformasi UNRI menjadi PTN BH. Dalam hal ini, ia mengaku akan bekerja semaksimal mungkin. Tujuannya agar UNRI memiliki pemasukan atau income generating yang baik. Dengan kata lain, perkembangan internal pun lebih bagus ke depannya.

Tak hanya mantap dalam program kerja. Aziz juga sudah mencanangkan hal pertama yang akan ia tanggani apabila terpilih nanti. Salah satunya melanjutkan program kerja Aras dalam hal pembangunan dengan dana dari PHLN melalui Asian Development Bank. Serta mengatasi permasalahan gedung mangkrak di UNRI.

Hal ini sesuai dengan capaiannya sebagai dekan FT yang telah berhasil menanggani gedung pendidikan fakultasnya yang terbengkalai.

“Alhamdulillah permasalahan gedung itu telah selesai dan dapat dirasakan manfaatnya pada perkuliahan semester depan,” ujarnya mantap.

Disisi lain, Elfizar gambarkan kondisi pemilihan rektor sekarang. Ia bilang kuota pendaftar telah mencapai batas minimal. Yakni ada empat pendaftar. Adapun Aziz merupakan pendaftar terakhir yang memenuhi kuota. Disusul sebelumnya oleh Deni Efizon, Sri Indarti, dan Iwantono.

Kendati hal itu, perpanjangan pendaftaran pun, kata Elfizar tidak jadi dilangsungkan. Sebab, persyaratan pun telah tercapai seluruhnya. Maka, penutupan pendaftaran pemilihan rektor tetap akan dilangsungkan besok hingga pukul 4 sore.

Ia pun jelaskan alur pemilihan rektor selanjutnya. Dimana setelah penutupuan besok, akan dilakukan tahap verifikasi untuk melihat validitas berkas pendaftaran yang telah dihantarkan oleh masing-masing bakal calon rektor. Kemudian, apabila telah terbilang valid, barulah bakal calon rektor tersebut diumumkan menjadi calon rektor pada 15 Juni mendatang.

Perjuangan bakal calon tersebut tak hanya berakhir sampai disitu. Pada 27 Juni juga akan diadakan penyaringan calon oleh anggota senat. Hal ini, kata Elfizar, merupakan pemilihan pertama dari proses pemilihan rektor.

“Saat proses penyaringan, anggota senat akan menyoblos. Kemudian, 3 suara teratas akan dipilih sebagai calon rektor yang resmi bertanding dalam pemilihan rektor 2022,” jelas Elfizar.

Ia juga sebutkan bahwa untuk proses validasi tersebut belum ditentukan tempat berlangsungnya. Namun, untuk sistemnya sendiri akan dibuka untuk umum dengan mengikuti ptokol kesehatan. Singkatnya, tamu yang diundang dalam proses penyaringan akan dibatasi jumlahnya.

Penulis: Sakina Aidah

Editor: Andi Yulia Rahma