Tiga tenda besar memegahi lapangan terbuka Universitas Riau atau UNRI pagi itu. Ihwalnya adalah peletakan batu pertama pembangunan gedung oleh proyek Advanced Knowledge and Skills for Sustainable Growth in Indonesia atau AKSI. Operasi ini dapatkan pinjaman dari Asian Development Bank (ADB). Seremoni dilaksanakan tepat di kampus Binawidya, di sekitar gedung Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kamis (14/7).
Adalah tujuan proyek AKSI, agar UNRI memiliki Center of Excellent yang dominan pada bidang Ekosistem Lahan Basah dan Pengelolaan Kebencanaan atau Wetland Ecosystem and Disaster Management. Total dana yang diperoleh sejumlah 840 milyar.
Dana itu sendiri terdiri dari pinjaman ADB sebesar 699 miliyar. Ditambah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebanyak 105 miliyar. Sisanya dicukupkan oleh Penerimaan Negara Bukan Pajak. Dari keseluruhan, sejumlah 58,3 persen akan dialokasikan untuk pembangunan sepuluh gedung.
Rancangan pembangunan adalah gedung Perkuliahan Terpadu atau Integrated Classroom, gedung Laboratorium Terpadu atau Integrated Laboratory, dan gedung Utama Ilmu Kesehatan (Health Studies Complex).
Kemudian ada pula gedung Serba Guna UNRI atau Student Center, gedung Kajian Ilmu Kelautan (Boat House Marine Center), gedung Kajian Ilmu Pangan (Food Science Center), dan gedung Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information Technology Center). Lalu gedung Perpustakaan UNRI (University Main Library), gedung Pascasarjana (Postgraduate Center). Terakhir ada gedung Pendidikan dan Pelatihan UNRI atau University Training Center. Totalnya ada seluas 47.500 ha lahan yang akan terpakai.
Sedangkan 23,3 persen lagi akan disalurkan untuk perlengkapan peralatan laboratorium dan furnitur. Sisanya digunakan untuk pendistribusian pengadaan software, IT licenses & service dan training. Selanjutnya diarahkan pada publikasi, seminar internasional study. Terakhir adalah pelatihan.
Secara garis besar, proyek AKSI ini dibagi menjadi dua. Aktivitas hard-components dan aktivitas soft-components. Pertama merupakan bentuk fisiknya. Seperti pembangunan sepuluh gedung baru. Sedangkan yang lainnya, direalisasikan dalam bentuk kegiatan yang meningkatkan kualitas dan peforma akademik.
Contohnya adalah Non Degree Training (ONDT dan DNDT) dan Research and Studies Grants for Lecturer. Lalu ada Student Research Grants, Workshops dan Supporting International Publication. Kemudian Gender and Labor Market Studies, dan Tracer Study. Selain itu, Establishment of Center Excellence, Establishment of Master Degree Program in Disaster Management. Terakhir ialah Establishment of Preparation First Year Level Class for new students dan Community Development.
Acara dibuka dengan kata sambutan oleh rektor kampus biru langit, Aras Mulyadi. Kata Aras, AKSI-ADB projek UNRI ini dilaksanakan bersamaan dengan penguruan tinggi lainnya. Yaitu Universitas Malikusaleh, Universitas Jambi, dan Universitas Pendidikan Indonesia.
Selain pembangunan gedung, ia juga paparkan akan membangun hal lainnya. Seperti infrastruktur berupa jaringan listrik, jaringan internet, dan infrastuktur jalan. Kemudian ada furnitur, dan juga peralatan laboratorium serta peralatan-perlatan dari gedung yang dibangun.
“Mudah-mudahan berbagai kegiatan yang sudah dianggarkan dengan projek Universitas Riau ini, akan dapat mendukung Universitas Riau menjadi Universitas riset bermartabat dan unggul di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2035,” ujar Aras.
Aras menutup pidatonya dengan mengucapkan harapan. Misalnya infrastruktur bangunan dan peralatan yang dibangun dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dari civitas akademika. Juga dapat membuka akses akademika yang lebih luas lagi bagi peserta didik.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan kata sambutan oleh gubernur Riau yang wakilkan oleh Sekretaris Daerah Hariyanto. Ia menjelaskan manfaat dari proyek yang akan dibangun ini. Pertama, adanya perbaikan fasilitas dan suasana akademik. Kedua, pendapatan UNRI yang lebih baik disebabkan penghasilan dari pelayanan. Terakhir, pendapatan yang lebih baik karena meningkatnya jumlah kontrak.
Lalu yang keempat adanya pendapatan yang diperoleh serta meningkatnya jumlah kontrak program pelatihan antara UNRI dengan mitra. Kelima, peningkatan kualitas proses belajar-mengajar. Terakhir, dengan meningkatnya kegiatan ekonomi lokal.
“Makin besar proyek ini, makin banyak semut menggigit, rame [ramai] disitu. Bapak harus hati-hati,” tutup Hariyanto berpesan kepada Rektor kampus biru langit itu.
Ada lagi Nizam selaku Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Ia menjelaskan tentang tema kesepuluh gedung yang dibangun ialah Green Building. Artinya menuju pada pembangunan berkelanjutan atau sustainable development.
Ia berharap tidak hanya gedung yang perlu dibangun. Namun, kita serta semangatnya.
“Tak jauh-jauh, mulai saja dari kesadaran mahasiswa untuk tidak membuang sampah,”
Sebelum menutup sambutannya, ia kabarkan bahwa sudah banyak kampus yang melakukan mandiri energi. Caranya, dengan memasang panel surya. Ia turut berharap UNRI dapat mengikuti langkah perguruan tinggi lain memanfaatkan energi yang disediakan oleh alam.
Setelah rangkaian kata sambutan, acara dilanjutkan dengan pemancangan tiang pertama tepat di samping Perpustakan UNRI. Pancangan itu nantinya akan menjadi gedung perpustakaan.
Dalam proyek ini UNRI bekerja sama dengan tiga paket kontraktor, saat ini baru ada satu. Yakni Totalindo. Sedangkan duanya lagi menunggu ketetapan dari menteri, ujar Aras pada konferensi pers diakhir acara. Ia juga menjelaskan bahwa proyek AKSI ini dibangun dalam rangka meningkatkan status dan kuliatas yang terbagi dalam empat hal.
Dimulai dengan perluasan akses bagi mahasiswa dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Lalu sebagai peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. Selanjutnya, menambah inovasi-inovasi kreativitas bagi tenaga pendidik. Lanjutannya ialah bangunan yang dibangun dapat dimanfaatkan bagi setiap pihal baik perguruan tinggi, pemerintahan maupun pihak swasta. Sehingga dapat dengan maksimal bermanfaat untuk masyarakat luas.
“Perpustakaan, pusat informasi teknologi,” jawab Aras ketika ditanyai gedung pertama yang akan dibangun.
Penulis: Najha Nabilla
Editor: Karunia Putri